Sterilisasi
Sterilisasi ialah pembebasan suatu benda dari semua organisme-organisme yang hidup, termasuk bakteri dan sporanya, secara kimiawi atau secara fisika.
Enam metode sterilisasi yang biasa dipergunakan di Laboratorium Mikrobiologi :
a. Sterilisasi panas (sterilization by heat)
b. Sterilisasi filterasi (sterilization by filteration)
c. Sterilisasi radiasi (sterilization by radiation)
d. Sterilisasi dengan gelombang bunyi (sterilization by sound wave)
e. Sterilisasi kimia (Sterilization by chemicals)
f. Sterilisasi dengan pembekuan (sterilization by freezing)
Cara sterilisasi :
a. Direct Flame
Nyala api (flame) dari gas atau lainnya digunakan untuk mensterilkan jarum inekulasi medium sebelum dan sesudah proses transfer. (Peringatan : beberapa sel bakteri cenderung terpental bilamana dimasukkan ke dalam nyala api gas). Ini adalah cara sterilisasi yang amat efektif, namun sangat terbatas penggunaannya disebabkan sifat merusaknya terhadap kebanyakan material. Di klinik, untuk kasus-kasus tertentu, cara sterilisasi ini dapat digunakan, misalnya scalpel untuk minor surgery (operasi kecil).
b. Moist heat (panas lembab)
Efek yang utama dari sterilisasi dangan cara ini adalah denaturasi protein. Panas lembab penetrasinya lebih cepat dari pada panas kering (dry heat). Panas uap yang besar dari air (540 cal./g) bertanggungjawab atas keefektifannya yang besar tersebut. Oleh karena pada hakekatnya semua organisme mempunyai afinitas yang tinggi terhadap air, maka panas lembab adalah efektif terhadap hampir semua mikroorganisme. Spora mempunyai kndungan air yang mata rendah dan harus digunakan prosedur spesial untuk membunuh atau membasminya dengan panas lembab ini.
c. Dry heat (panas kering)
Sterilisasi dengan panas kering ini dilakukan dengan menggunakan hot air oven. Sterilisasi panas kering (dry heat sterilization) berlangsng di dalam oven yang dipanasi sampai mencapai temperatur 1600 – 1700 C selama 2 jam. Temperatur sterilisasi harus tercapai sebelum timing periode sterilisasi. Temperatur di atas 1800 C menyebabkan perubahan warna atau terbakarnya kertas atau kapas. Perubahan warna menjadi sedikit coklat daripada kertas atau kapas kadang-kadang digunakan sebagai petunjuk sterilisasi oven yang dikehendaki.
Dua cara sterilisasi dengan panas lembab (moist heat).
a) Boiling water
Untuk mensterilkan benda-benda kecil, seperti semprit (yang dari metal pluggernya harus dilepaskan) dan instrumen bedah kecil (minor surgery set), cara sterilisasi ini dapat digunakan. Natrium bikarbonat atau borax dapat ditambahkan secukupnya ke dalam air guna meningkatkan pengaruh panas dan mencegah karatan.
b) Steam under pressure
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal.
Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, di mana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C.
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus.