ASTALOG.COM – “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Itulah moto atau semboyan tanah air Indonesia, atau yang juga dikenal dengan istilah Bhinneka Tunggal Ika. Hanya terdiri dari beberapa kata namun memiliki makna yang luar biasa besar bagi bangsa Indonesia. Setiap kata yang terkandung tentunya memiliki makna masing-masing, ‘bhinneka’ berarti “beraneka ragam” namun juga dapat dikatakan “berbeda-beda. Kata neka sendiri, berarti “macam”, kata ini berasal dari bahasa Sanskerta, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi aneka. Kata tunggal memiliki makna “satu”, dan ika berarti “itu”.
Semboyan ini dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan berbagai budaya, suku, bahasa, agama, ras, namun dibalik keragaman tersbeut, Indonesia tetap merupakan satu kesatuan.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dapat Anda temukan di dalam Garuda Pancasila, yang merupakan lambang resmi Negara Republik Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui bersama, lambing Garuda berbentuk burung Garuda dimana posisi kepalanya menoleh ke arah kanan, memiliki perisai yang bentuknya hamper menyerupai jantung yang digantung dengan rantai di bagian pada leher burung Garuda. Dalam cengkeraman burung Garuda tersebut, tepat tertulis Semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Lambang negara Indonesia yang berbentuk burung Garuda ini dirancang oleh Sultan Hamid II yang berasal dari Pontianak, lambing tersbeut kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno lalu penggunaannya sebagai lambing resmi negara Indonesia pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yang berlangsung pada tanggal 11 Februari 1950.
Pembahasan mengenai lambang negara ini terdapat dalam Pasal 36 A, yang berbunyi bahwa Lambang Negara Ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, serta Pasal 36 B tentang Lagu Kebangsaaan Indonesia, yaitu Indonesia Raya. Penambahan ini sebenarnya dimaksudkan untuk melengkapi ketentuan mengenai bendera dan bahasa negara, dengan tujuan untuk dapat mempererat dan memperkukuh kedudukan negara ditengah riuhnya pengaruh kehidupan global yang terus berkembang. Mengingat bahwa pengaruh tersebut dapat menjadi faktor yang mengancam kesatuan dan keutuhan sebuah bangsa.Dengan menegaskan lambang serta lagu kebangsaan Indonesia, hal tersebut meningkatkan kedaulatan dan menunjukkan identitas negara yang sesungguhnya pada lingkungan pergaulan internasional.
Semboyan “berbeda-beda tetapi tetap satu” sebenarnya terdapat dalam sebuah karangan yang dinamakan buku Sutasoma dari Mpu Tantular yang dibuat sekitar abad ke-14 pada masa Kerajaan Majapahit. Dalam karangan tersebut, makna dari Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan terhadap perbedaan akan kepercayaan serta kepercayaan di tengah masyarakat yang hidup pada zaman Majapahit.
Pada hakikatnya, semboyan negara Indonesia ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang persatuan dan kesatuan Bangsa yang memiliki banyak keragaman budaya, ras, serta suku bangsa. Namun secara keseluruhan, segala perbedaan tersebut merupakan bentuk persatuan bangsa dan negara Indonesia. Keragaman tersebut tidak berarti bahwa akan terjadi banyak konflik akibat berbagai perdebaaan akan adat istiadat yang saling bertolak belakang, akan tetapi justru dianggap sebagai pemersatu yang menjadi harta bangsa dan memperkaya kebudayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bagi setiap masyarakat Indonesia, semboyan Bhineka Tunggal Ika dapat dijadikan sebagai dasar guna melaksanakan perwujudan terhadap kesatuan dan kerukuan bangsa Indonesia. Selayaknya, kita mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan cara menjalani kehidupan sengan saling menghormati dan menghargai setiap individu, terlepas dari setiap perbedaan yang ada, tidak saling membedakan bahkan mencaci karena hal ini hanyak akan menimbulkan konflik dan menjadi sumber pemecah kesatuan bangsa.
Jangan pernah memandang perbedaan suku, agama, warna kulit, bentuk wajah, dan lain sebagainya. Setiap individu perlu memiliki kesadaran bahwa tanah air kita ini terdiri dari sekian ribu kepulauan yang tentunya hal tersebut akan melahirkan banyak perbedaan karena di setiap daerah pasti mempunyai suatu aturan dan norma tertentu. Maka dari itu, tanamkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam hati Anda, singkirkan dan buanglah jauh-jauh sikap egois yang selalu mengutamakan diri sendiri atau menomorsatukan asal daerahnya dan menganggap daerah lain tidak lebih penting daripada daerahnya. Dengan mengamalkan semboyan ini, maka negara Indonesia dapat menjadi suatu negara yang kuat dan kokoh oleh persatuan dan kesatuan, serta tidak akan mudah terpecah belah oleh pengaruh apapun yang berasal dari dalam maupun dari luar.