Dampak Erosi

ASTALOG.COM – Indonesia seringkali terjadi bencana alam seperti meletusnya gunung, terjadinya longsor, banjir, tsunami, dan longsor. Namun untuk kali ini kita akan membahas mengenai erosi.

Apa itu erosi? Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi.

 

Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi/pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya.

PELAJARI:  Bagian Tubuh Katak dan Fungsinya
 

Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.

Dampak Erosi

Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai.

Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.

PELAJARI:  Selat yang Menghubungkan Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok

Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.

Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas hujan/presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia.

Dampak lain dari erosi adalah tanah tidak subur lagi jika di tanami, degradasi lahan yaitu menipisnya permukaan tanah bagian atas, infiltrasi yaitu menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air, sedimentasi yaitu pengendapan di sungai akibat butiran-butiran tanah yang terangkut pada saat erosi.

PELAJARI:  Dampak Positif dan Negatif dari Perdagangan Internasional

Dampak negatif erosi bagi tumbuh-tumbuhan yaitu tumbuhan tidak dapat tumbuh karena erosi menyebabkan menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas yang subur, memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktivitas tanaman karena berkurangnya kemantapan struktur tanah, tumbuhan tidak dapat tumbuh kembang karena tanah kehilangan unsur hara yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, tumbuhan menjadi mati karena menurunnya kemampuan tanah menyerap dan menahan air.

Pencegahan Erosi

Untuk mencegah terjadinya erosi bisa dilakukan dengan cara reboisasi yaitu penanaman kembali pohon-pohon di hutan yang gundul, atau dengan cara sengkedan atau terasering pada tanah yang miring, tidak menebang pohon-pohon di hutan secara liar dan mengadakan hutan lindung di lereng-lereng gunung.