ASTALOG.COM – Secara umum, teks terbagi atas beberapa jenis, diantaranya ialah teks observasi, deskriptif, eksposisi, eksplanasi dan cerpen. Semuanya memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
Apa itu tes eksplanasi?
Pengertian teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan tentang proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam atau peristiwa sosial.
Pada teks eksplanasi, sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa lain yang terjadi sebelumnya, dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa yang lain lagi sesudahnya. Jadi, teks eksplanasi menguraikan rentetan peristiwa; struktur teksnya adalah pernyataan umum, dan urutan alasan logis.
Teks eksplanasi mempunyai fungsi sosial, yaitu memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang proses terjadinya sesuatu, disusun menurut prinsip sebab-akibat.
Bagaimana ciri teks eksplanasi?
Untuk memahami tes eksplanasi, kita perlu mengetahui apa saja yang menjadi cirinya. Ciri bahasa teks eksplanasi meliputi: Fokus pada hal umum (generik), menjelaskan mengenai fenomena alam atau peristiwa sosial, bukan partisipan manusia. Mengingat tujuannya, tentu sangat dimungkinkan menggunakan istilah ilmiah.
Dalam teks eksplanasi juga terdapat penggunaan konjungsi waktu atau klausal, misalnya: jika, bila, sehingga, sebelum, pertama dan kemudian. Bahasanya pun harus ringkas, menarik, dan jelas.
Contoh teks eksplanasi diantaranya: proses terjadinya gempa bumi, proses terjadinya gerhana bulan, proses terjadinya hujan, proses terbentuknya polusi tanah, proses rusaknya paru-paru akibat asap rokok, dan masih banyak lagi.
Bagaimana struktur teks eksplanasi?
Teks eksplanasi disusun dengan struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang memperlihatkan pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan interpretasi/penutup/interpretasi (tidak harus ada).
Bagian pernyataan umum berisi informasi singkat tentang apa yang dibicarakan. Bagian deretan penjelasan berisi urutan uraian atau penjelasan tentang peristiwa yang terjadi.
Sementara itu, bagian interpretasi berisi pendapat singkat penulis tentang peristiwa yang terjadi. Bagian ini merupakan penutup teks eksplanasi yang boleh ada atau tidak ada.
Struktur teks eksplanasi terdiri atas:
- Berisi pernyataan umum yang menggambarkan atau mengidentifikasi fenomena
- Menjelaskan bagaimana atau mengapa proses perubahan terjadi. Kata-kata yang digunakan harus menunjukkan sebab dan akibat.
- Kesimpulan meliputi ringkasan penjelasan dan berbicara tentang aplikasi; bisa dilengkapi dengan contoh.
Pernyataan umum (pembukaan) dalam tes eksplanasi berisi satu statemen umum tentang suatu topik, yang akan dijelaskan proses keberadaannya, proses terjadinya, proses keberadaannya, proses terjadinya, proses terbentuknya, dan seterusnya. Pembukaan harus bersifat ringkas, menarik, dan jelas, yang mampu membangkitkan minat pembaca untuk membaca detailnya.
Bagian isi berisikan tentang detail penjelasan proses keberadaan atau proses terjadinya. Paragraf ini sangat relatif untuk menjawab pertanyaan ‘bagaimana,’ yang jawabannya berupa statemen atau pernyataan.
Mengingat teks eksplanasi menjelaskan mengenai proses, isi perlu dijelaskan secara bertahap atau berurut, pertama, kedua, ketiga; atau pertama, berikutnya, terakhir.
Sementara penutup atau interpretasi berisikan kesimpulan atau pernyataan tentang topik/proses yang dijelaskan.
Contoh Teks Eksplanasi
Berikut contoh teks eksplanasi mengenai proses terjadinya hujan:
Jumlah air di alam ini selalu tetap dan mengikuti “siklus hidrologi”. Siklus hidrologi adalah peredaran air yang terus berlangsung dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui proses evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.
Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi. Evaporasi bisa terjadi melalui air (sungai, reservoir, waduk, dan air laut) dan tanaman.
Tanaman menyerap air melalui akar. Energi panas matahari menyebabkan air di dalam tanaman keluar dalam wujud uap. Proses pengambilan air oleh akar tanaman dan penguapan dari dalam tanaman disebut transpirasi.
Uap berubah menjadi air karena perbedaan temperatur di atmosfer. Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara.
Adanya gravitasi menyebabkan butir-butir air itu turun ke bumi, yang disebut dengan hujan atau presipitasi. Jika temperatur udara turun sampai di bawah 0º Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju.
Ketika sampai ke bumi, air hujan mengalir dan bergerak dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah. Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah.
Aliran ini akan masuk daerah tangkapan yaitu daerah aliran menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau, atau waduk.
Dalam sistem sungai, aliran ini mengalir mulai dari sistem sungai kecil ke sistem sungai yang besar dan akhirnya menuju mulut sungai atau sering disebut estuary, yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.