Tokoh Organisasi Putera

ASTALOG.COM – Kedatangan Jepang di Indonesia pada masa perang dunia ke-2 sekitar tahun 1942 telah membawa beberapa perubahan dalam arah pergerakan nasional di Indonesia. Berbeda dengan masa penjajahan Belanda, kedatangan Jepang di Indonesia disambut dengan baik. Mengapa demikian? Hal ini karena beberapa alasan, salah satunya adalah Jepang menyatakan bahwa kedatangannya di Indonesia tidak untuk menjajah, bahkan bermaksud untuk membebaskan rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda.

Jepang pun dengan mudah dapat masuk dan semakin mendapatkan simpati dari rakyat Indonesia dengan ‘Gerakan 3A‘ yang terkenal dan dipelopori oleh Shimizu Hitoshi. Gerakan 3A merupakan suatu bentuk propaganda kekaisaran Jepang di masa perang dunia ke-2. Gerakan ini bukanlah gerakan kebangsaan Indonesia, tetapi gerakan 3A dibuat dengan tujuan untuk memikat hati dan menarik simpati bangsa Indonesia agar mau membantu Jepang.

 

Isi gerakan 3A :

  1. Jepang Pemimpin Asia
  2. Jepang Pelindung Asia
  3. Jepang Cahaya Asia

Akan tetapi, Gerakan 3A ternyata dianggap kurang berhasil untuk menggerakkan bangsa Indonesia untuk membantu usaha tentara Jepang dalam mewujudkan tujuannya, karena rakyat justru merasakan tindakan tentara Jepang yang kejam seperti dalam kerja paksa romusha. Akhirnya gerakan yang didirikan pada 29 April 1942 dibubarkan.

PELAJARI:  Ciri-Ciri Lapisan Tanduk dan Lapisan Malpighi
 

Oleh sebab itu pemerintah Jepang berupaya mencari dukungan dari para pimpinan rakyat Indonesia dengan cara membebaskan tokoh-tokoh pergerakan nasional antara lain Soekarno, Hatta, dan Syahrir, serta merangkul mereka dalam bentuk kerjasama. Para pemimpin bangsa Indonesia merasa bahwa satu-satunya cara menghadapi kekejaman militer Jepang adalah dengan bersikap kooperatif. Hal ini semata untuk tetap berusaha mempertahankan kemerdekaan secara tidak langsung.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka mereka sepakat bekerjasama dengan pemerintah militer Jepang dengan pertimbangan lebih menguntungkan dari pada melawan. Hal ini didukung oleh propaganda Jepang untuk tidak menghalangi kemerdekan Indonesia. Maka setelah terjadi kesepakatan, dibentuklah organisasi baru bernama Putera (Pusat Tenaga Rakyat) pada tanggal 16 April 1943.

PUTERA dipimpin oleh 4 serangkai, yaitu :

  1. Soekarno
  2. Moh. Hatta
  3. Ki Hajar Dewantoro
  4. K. H. Mas Mansyur
PELAJARI:  Cabang-cabang Ilmu Geografi

Putera yang bertujuan untuk membujuk kaum Nasionalis dan intelektual untuk mengabdikan pikiran dan tenaganya untuk kepentingan perang melawan Sekutu dan diharapkan dengan adanya pemimpin orang Indonesia, maka rakyat Indonesia pun mendukung penuh kegiatan ini.

Gerakan ini tidak dibiayai pemerintahan Jepang. Walaupun demikian, pemimpin bangsa ini mendapat kemudahan untuk menggunakan fasilitas Jepang yang ada di Indonesia, seperti radio dan koran. Dengan cara ini, para pemimpin bangsa dapat berkomunikasi secara leluasa kepada rakyat. Sebab, pada masa ini radio umum sudah banyak yang masuk ke desa-desa. Pada akhirnya, gerakan ini ternyata telah berhasil mempersiapkan mental rakyat Indonesia untuk menyambut kemerdekaan pada masa yang akan datang.

Dalam tempo singkat, Putera dapat berkembang sampai ke daerah dengan beranggotakan oleh beberapa kumpulan organisasi profesi seperti:

  • Persatuan Guru Indonesia
  • Perkumpulan Pegawai Pos, Radio dan Telegraf
  • Perkumpulan Istri Indonesia
  • Barisan Banteng
  • Badan Perantara Pelajar Indonesia
  • Ikatan Sport Indonesia

Keberadaan Putera sebagai organisasi resmi milik pemerintah lalu disebarluaskan melalui surat kabar dan radio, sehingga menjangkau sampai ke desa, namun tidak mendapatkan bantuan dana operasional. Meskipun kegiatannya terbatas, para pemimpin Putera memanfaatkan media massa yang disediakan untuk mengikuti dan mengamati situasi dunia luar serta berkomunikasi dengan rakyat.

PELAJARI:  Jenis-jenis Energi Biofuel

Tetapi keberadaan organisasi Putera hanya berlangsung selama setahun hingga akhirnya digantikan oleh beberapa organisasi yang dianggap lebih menguntungkan Jepang dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi dan militer milik pemerintah Jepang. Di tahun 1944, Putera pun dibubarkan karena ternyata tidak memberikan keuntungan untuk Jepang sebab organisasi ini melakukan pergerakan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Adapun organisasi-organisasi bentukan Jepang selain Putera, antara lain:

  • Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa)
  • Seinendan (Barisan Pemuda)
  • Fujinkai (Barisan Wanita)
  • Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
  • Heiho (Barisan Cadangan Prajurit)
  • Gakukotai (Laskar Pelajar)
  • Jibakutai (Pasukan Berani Mati)
  • Kempetai (Barisan Polisi Rahasia)
  • Sushintai (Barisan Pelopor)
  • Chuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat)
  • Tonarigumi (Rukun Tetangga / RT)
  • PETA (Pembela Tanah Air)