Bentuk-bentuk Peninggalan di Zaman Logam

ASTALOG.COM – Zaman logam atau perundagian ditandai dengan kemampuan manusia pada saat itu yang mampu membuat alat-alat dari logam. Kemampuan manusia dalam membuat alat-alat dan benda-benda dari logam menunjukkan bahwa kebudayaan manusia terus berkembang, khususnya jika dibandingkan dengan zaman batu. Namun demikian, pada zaman itu alat-alat dari batu tidak ditinggalkan sama sekali.

Selain itu, pada zaman logam, manusia sudah mengenal pembagian kerja atau dengan kata lain, pada masa ini sudah terdapat tingkatan masyarakat. Hal ini dikarenakan tidak semua orang memiliki logam dan tidak semua orang bisa membuat alat-alat yang terbuat dari logam. Kehidupan ekonomi yang mengandalkan lahan berpindah sudah berganti dengan lahan tetap. Pengelolaan pertanian sudah dilakukan dengan lebih maju dibandingkan pada zaman batu. Namun tidak berarti alat-alat dari batu sudah tidak digunakan lagi pada zaman logam.

 

Masyarakat pada zaman logam sudah hidup teratur yang diikat dengan norma-norma dan nilai yang berlaku. Dalam hal ini, sudah terdapat pemimpin masyarakat dengan menggunakan sistem primus interperes. Di zaman logam juga sudah terdapat kontak dengan kebudayaan asing dengan bukti beberapa lukisan yang ada pada alat-alat yang terbuat dari logam.

PELAJARI:  Jaringan Gabus pada Tumbuhan

BENTUK-BENTUK PENINGGALAN DI ZAMAN LOGAM

 

1) Nekara

Nekara merupakan semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atapnya tertutup. Pada nekara terdapat pola hias yang beraneka ragam. Pola hias yang dibuat, yaitu pola binatang, geometrik, gambar burung, gambar gajah, gambar ikan laut, gambar kijang, gambar harimau, dan gambar manusia. Dengan hiasan yang demikian beragam, maka nekara memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Beberapa wilayah di Indonesia yang menjadi tempat ditemukannya nekara, antara lain: Bali, Sumatera, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, Alor, dan Kepulauan Kei.

2) Kapak Corong

Kapak corong merupakan peralatan yang terbuat dari logam, di mana bagian atasnya berbentuk corong dan sembirnya yang berbelah. Di bagian dalam corong itu dimasukkan tangkai kayu yang menyiku pada bidang kapak. Kapak tersebut disebut juga kapak sepatu, karena hampir mirip dengan sepatu bentuknya. Ukuran kapak corong ini beragam, mulai dari yang kecil dan sangat sederhana, besar memakai hiasan, pendek besar, bulat, dan panjang sisinya. Ada pula kapak corong yang sisinya satu disebut candrasa. Tempat ditemukannya kapak corong, antara lain: di Sumatera Selatan, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Selatan, pulau Selayar, dan Irian dekat danau Sentani. Kapak yang beragam bentuknya tersebut, tidak semua digunakan sebagaimana layaknya kegunaan kapak sebagai alat bantu yang fungsional. Selain itu, kapak juga digunakan sebagai barang seni dan alat upacara, seperti candrasa.

3) Perunggu

PELAJARI:  Kendala Dalam Mewujudkan Integrasi Nasional

Pada zaman logam, dihasilkan pula arca-arca yang terbuat dari logam perunggu. Dalam pembuatan arca ini dilakukan pula dengan menuangkan cairan logam. Patung yang dibuat berbentuk beragam, ada yang berbentuk manusia dan binatang. Posisi manusia dalam bentuk arca itu ada yang sedang menari, berdiri, naik kuda, dan sedang memegang panah. Arca binatang itu ada yang berupa arca kerbau yang sedang berbaring, kuda sedang berdiri, dan kuda dengan pelana. Tempat ditemukan arca-arca tersebut, antara lain di Bangkinang (Provinsi Riau), Lumajang, Palembang, dan Bogor.

4) Bejana

Bejana berbentuk perunggu seperti gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai. Pola hiasan benda ini berupa pola hias anyaman dan huruf L. Bejana ditemukan di wilayah Madura dan Sumatera.

PELAJARI:  Dampak-Dampak yang Ditimbulkan Akibat Terjadinya Pemanasan Global

5) Perhiasan

Manusia pada zaman logam sudah memiliki apresiasi yang cukup tinggi terhadap seni. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya berbagai perhiasan, seperti gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, dan bandul kalung. Benda-benda tersebut ada yang diberi pola hias dan ada yang tidak. Benda yang diberi pola hias seperti cincin atau gelang yang diberi pola hias geometrik. Ditemukan pula cincin yang berfungsi bukan untuk perhiasan, tetapi sebagai alat tukar. Cincin yang seperti ini ukurannya sangat kecil bahkan tidak bisa dimasukkan ke dalam jari anak. Tempat-tempat ditemukannya benda-benda tersebut antara lain Bogor, Malang, dan Bali. Perhiasan-perhiasan lainnya yang ditemukan pada zaman logam, yaitu manik-manik.