Pulau Terbesar dari Ibukota Negara Filipina

ASTALOG.COM – Filipina merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang juga menjadi salah satu negara anggota ASEAN, bersama dengan Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan beberapa lainnya. Jika ditinjau dari letak geografis, Filipina merupakan sebuah negara kepulauan yang terletak di Lingkar Pasifik Barat. Negara ini terdiri dari sekitar 7.107 pulau.

Filipina menganut sistem pemerintahan Republik yang dipimpin oleh seorang Presiden. Berdasarkan catatan sejarah, Filipina pernah menjdi negara paling maju di Benua Asia setelah Perang Dunia II. Namun itu tidak berlangsung lama dan malah menjadi negara yang tertinggal akibat pertumbuhan ekonomi yang lemah, penyitaan kekayaan yang dilakukan pemerintah, korupsi yang luas, serta pengaruh-pengaruh neo-kolonial.

 

PULAU TERBESAR DARI IBUKOTA FILIPINA

Sebagai negara kepulauan, Manila yang menjadi ibukota Filipina terletak di tepi timur Teluk Manila di pulau terbesar yang terletak di ujung paling utara Filipina, yaitu Pulau Luzon. Sebagai pulau terbesar di Filipina, Pulau Luzon memiliki luas sekitar 109,965 km2, sekaligus membuatnya sebagai pulau terbesar ke-15 di dunia. Selain Manila, di Pulau Luzon juga terdapat kota terpadat di Filipina, yaitu kota Quezon.

 

Pulau Luzon merupakan pulau yang bergunung-gunung. Gunung tertinggi ke-2 di Filipina, yaitu Gunung Pulag dan Gunung Mayon terdapat di pulau ini. Berdasarkan letak geografis, Pulau Luzon dibatasi oleh:

  • Laut China Selatan di sisi barat
  • Laut Filipina di sisi timur
  • Selat Luzon di sisi utara
PELAJARI:  Mengapa dalam Membuat Lagu Perlu Adanya Penyusunan Komposisi Lagu?

Jika ditinjau dari segi demografis, populasi penduduk di Pulau Luzon pada tahun 2010 adalah sekitar 48 juta jiwa. Kondisi ini menjadikannya sebagai pulau terpadat ke-2 di Asia Tenggara setelah Pulau Jawa di Indonesia. Sekaligus juga sebagai pulau terpadat ke-3 di Asia. Sebagian besar penduduk pulau ini beretnis Tagalog.

Sementara itu, Manila sebagai ibukota Filipina yang terletak di Pulau Luzon, memiliki jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa. Kota ini sering disebut juga sebagai Metro Manila yang terdiri dari 17 kota dan munisipal. Manila dan daerah sekitarnya dijadikan satu kesatuan sebagai Metro Manila untuk mempermudah pengaturan daerah pertumbuhan super cepat ini. Sekarang ini, kota dan metropolisnya berjaya sebagai pusat budaya dan ekonomi. Tetapi kota ini juga mempunyai masalah populasi yang berlebih, kemacetan, polusi, dan kemiskinan.

PELAJARI:  Apa Yang Dimaksud El nino Dan La nina?

Manila memiliki iklim tropis yang lembap dan kering yang berbatasan dengan iklim muson tropis. Seperti wilayah lainnya di Filipina, Manila sepenuhnya berada di daerah tropis. Keberadaannya dengan garis khatulistiwa menggambarkan jarak temperatur yang kecil, kecil kemungkinan berada di bawah 20°C dan lebih tinggi dari 38°C. Akan tetapi, tingkat kelembapan biasanya yang lebih tinggi, menyebabkan iklimnya menjadi lebih hangat.

SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA KOTA MANILA

Manila berawal dari sebuah pemukiman muslim di mulut Sungai Pasig sepanjang pesisir Teluk Manila. Diperkirakan bahwa penggunaan nama Manila berasal dari kata ‘May Nilad‘ yang secara harfiah berarti ‘Ada Nilad‘. Nilad sendiri afalah tanaman bakau berbunga putih yang dulu tumbuh di wilayah itu.

Di pertengahan abad ke-16, area sekitar Manila diperintah oleh 3 Raja yaitu: Raja Sulayman dan Raja Matanda di komunitas selatan Sungai Pasig, serta Raja Lakandula di utara. Mereka juga mengadakan hubungan kerjasama dengan Kesultanan Brunei, Sulu, dan Ternate di Cavite.

Namun pada 1570, Manila diduduki oleh Spanyol dari sebuah ekspedisi Spanyol yang dipimpin Miguel Lopez de Legazpi. Bawahannya, Martin de Goiti, pergi dari Cebu, Filipina dan sesampainya di Manila, ia diterima oleh orang-orang Tagalog muslim.

PELAJARI:  Reproduksi Sel

Walau begitu, Goiti tetap menyerang Manila dengan pasukan sebesar 300 orang. Legaz datang setahun kemudian dan membuat perdamaian dengan para Raja. Ia lalu membuat sebuah dewan kota dengan anggota 15 orang.

Intramuros yang dikelilingi tembok dibangun untuk melindungi para penjajah Spanyol. Pada 10 Juni 1574, Raja Phillip II dari Spanyol memberi gelar Insigne y Siempre Leal Ciudad (Distinguished and Ever Loyal City) pada Manila. Manila pun menjadi ibu kota Filipina pada 1595 dan menjadi pusat perdagangan perak trans-Pasifik.