ASTALOG.COM – Indonesia memiliki beragam kekayaan budaya. Mulai dari benda-benda peninggalan masa lalu, makanan tradisional dari berbagai daerah di nusantara, kesenian dan tari tradisional, serta karya sastra tradisional, seperti pantun.
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang biasanya dikumandangkan dengan senandung atau nyanyian. Pantun adalah salah satu karya sastra asli Indonesia yang berasal dari tanah Melayu di wilayah Minangkabau, Sumatera Barat. Pantun berasal dari kata “patuntun” yang dalam bahasa Minangkabau berarti “penuntun”.
Sementara di daerah lain di nusantara, misalnya saja di Jawa, pantun dikenal dengan istilah “parikan”, di Sunda dikenal dengan istilah “paparikan”, sedangkan di Batak dikenal dengan istilah “umpasa”.
Pantun mempunyai fungsi sebagai berikut :
- Secara umum : sebagai alat penguat dalam penyampaian pesan.
- Secara sosial : sebagai alat pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Seseorang akan dihargai jika memiliki kemampuan pantun sebab pantun akan menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata.
- Sebagai alat pemelihara bahasa : sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Pantun juga melatih orang berfikir secara asosiatif bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Pantun mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
- terdiri atas 4 larik atau 4 baris bila dituliskan
- setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
- bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau a-b-b-a)
Bentuk pantun terdiri atas 2 bagian, yaitu :
- Sampiran, yaitu 2 baris pertama yang kerap berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak memiliki hubungan dengan bagian ke-2 yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak.
- Isi, yaitu 2 baris terakhir yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Pantun yang awalnya hanyalah berupa sastra lisan, kini telah banyak dijumpai dalam bentuk tertulis. Kemudian dalam perkembangannya, pantun berkembang lagi menjadi 2 jenis, yaitu :
- Karmina : merupakan pantun versi pendek karena hanya terdiri dari 2 baris
- Talibun : merupakan pantun versi panjang karena terdiri dari 6 baris atau lebih
Pantun memiliki beragam jenis, yaitu :
- Pantun adat
- Pantun agama
- Pantun budi
- Pantun jenaka
- Pantun kepahlawanan
- Pantun kias
- Pantun nasihat
- Pantun percintaan
- Pantun perpisahan
- Pantun peribahasa
- Pantun teka-teki
Lalu bagaimana dengan pantun bersatu? Pantun bersatu sepertinya masuk dalam kategori yang beragam pula berdasarkan jenis yang ada di atas. Bisa sebagai pantun kepahlawanan, adat, agama, budi, nasihat bahkan pantun percintaan, sebab bersatu memiliki makna yang luas. Bisa bersatu dalam satu kesatuan berbangsa dan bertanah air, bersatu dalam menjalankan syariat agama maupun adat istiadat, bersatu dalam berbuat kebaikan, ataupun bersatu dengan seseorang yang kita sayangi.
Contoh Pantun Bersatu
Sebelumnya, telah dibahas pula mengenai contoh pantun tentang persatuan. Berikut ini beberapa contoh lainnya mengenai pantun bersatu atau persatuan :
Pantun 1
Buah manggis buah duku
Getahnya banyak rasa madu
Alangkah indah Indonesiaku
Rakyatnya bersatu padu
Pantun di atas bersajak akhir dengan pola a-a-a-a, dimana baris ke-1 dan ke-2 merupakan sampiran yang menggambarkan tentang buah manggis dan duku, sedangkan di baris ke-3 dan ke-4 merupakan isi yang menggambarkan tentang keindahan Indonesia yang rakyatnya bersatu.
Pantun 2
Gunung Talang, Gunung Kelimutu
Jaraknya jauh tapi sama berapinya
28 Oktober berbagai suku menyatu
Jadi satu, yakni bangsa Indonesia
Pantun di atas bersajak akhir dengan pola a-a-a-a, dimana baris ke-1 dan ke-2 merupakan sampiran yang menggambarkan tentang gunung Talang dan Gunung Kelimutu, sedangkan baris ke-3 dan ke-4 merupakan isi yang menggambarkan tentang bersatunya suku bangsa di Indonesia pada 28 Oktober yang merupakan hari Sumpah Pemuda.
Pantun 3
Rumah indah tak berpenghuni
Redup baterai jangan ditinggalkan
Betapa indahnya negara ini
Hidup damai dalam persatuan
Pantun di atas bersajak akhir dengan pola a-b-a-b, dimana baris ke-1 dan ke-2 merupakan sampiran yang menggambarkan tentang rumah tak berpenghuni, sedangkan baris ke-3 dan k3-4 menggambarkan tentang keindahan Indonesia yang rakyatnya hidup damai dalam persatuan.
Pantun 4
Godaan datang satu per satu
Batu terbawa ke pedalaman
Cobaan membuat negeri bersatu
Bersatu dalam pembangunan
Pantun di atas bersajak akhir dengan pola a-b-a-b, dimana baris ke-1 dan ke-2 merupakan sampiran yang menggambarkan tentang godaan dalam kehidupan, sedangkan baris ke-3 dan ke-4 merupakan isi yang menggambarkan bahwa cobaan akan membuat negeri Indonesia bersatu.
***
Sesuai dengan konteksnya, pantun tentang bersatu atau persatuan bertujuan untuk memupuk semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang beragam dari Sabang sampai Merauke. Dengan adanya persatuan maka akan mengokohkan semangat tenggang rasa, hidup bergotong-royong, serta hidup rukun dalam masyarakat yang sesuai dengan landasan negara Indonesia yaitu Pancasila.