Cara Hutan Mempertahankan siklus oksigen, karbon dioksida, dan air

ASTALOG.COM – Tuhan menciptakan Alam semesta beserta isinya. Di semua tempat terjadi hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dan lingkungan. Di sawah, kebun, sungai, hutan, danau, dan laut berbagai makhluk hidup tinggal bersama. Tempat berlangsungnya hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dan lingkungannya disebut ekosistem.

EKOSISTEM

 

Ekosistem dibedakan menjadi dua golongan, yaitu ekosistem alam dan ekosistem buatan. Ekosistem alam meliputi antara lain hutan, sungai, danau, laut, padang pasir, dan kutub. Ekosistem buatan meliputi antara lain sawah, ladang, kebun, kolam, dan akuarium.
Nah sekarang kita akan mempelajari salah satu jenis ekosistem alam yaitu hutan.

 

EKOSISTEM BUATAN

1. Ekosistem Sawah
Sawah merupakan ekosistem buatan manusia. Anggota ekosistem sawah tidak terlalu banyak. Kehadiran anggota ekosistem ini diawasi manusia. Anggota yang merugikan anggota utama dibasmi. Anggota utama ekosistem sawah adalah padi. Padi dikembangbiakkan sebanyak dan sebaik mungkin. Sebaliknya, rumput liar dan belalang dibasmi. Benda tidak hidup yang ada di sawah adalah tanah dan air. Anggota ekosistem sawah antara lain padi, rumput, belalang, burung pipit, tanah, dan air.

PELAJARI:  Sistem Ekonomi di Masa Demokrasi Terpimpin

2. Ekosistem Kolam Hias
Di taman yang luas biasanya terdapat kolam hias. Ada kolam yang kecil, ada pula kolam yang besar. Anggota kolam beraneka ragam. Jenis dan jumlah anggota kolam hias ditentukan pula oleh manusia. Oleh karena itu, kolam hias termasuk ekosistem buatan. Anggota kolam hias antara lain ikan mas, katak, teratai, eceng gondok, air, batu, dan patung.

3. Ekosistem Kebun
Kebun termasuk ekosistem buatan. Anggota ekosistem kebun lebih banyak daripada ekosistem sawah. Anggota ekosistem kebun antara lain pohon nangka, pohon rambutan, cabe rawit, singkong, ulat bulu, kadal, jangkrik, dan pagar kayu. Tentu saja anggota ekosistem kebun di sekolah dapat berbeda dengan anggota ekosistem kebun yang lain.

Misalnya saja kebun yang terdapat disekolahmu anggotanya adalah ayam, kupu-kupu dan lain sebagainya.

EKOSISTEM ALAM (HUTAN)

Hutan adalah bentuk kehidupan yang terbesar di seluruh dunia. Sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan beberapa tanaman dan tumbuhan, serta dihuni oleh beberapa jenis binatang. Di Indonesia terdapat beberapa hutan, antara lain yaitu hutan hujan tropika, hutan monsun, hutan alam, hutan buatan, hutan lindung, hutan konservasi, dan hutan produksi.

PELAJARI:  Apa yang Dimaksud dengan Adiksi?

Kekayaan yang terdapat pada hutan adalah kayu jati, beberapa tumbuhan, beberapa hewan yang hidup di hutan. Salah satu cara pencegahan agar hutan tidak rusak atau punah adalah dengan cara reiborsasi dan penghijauan. Reiborsasi adalah penanaman tumbuhan yang sama pada hutan gundul. Sedangkan penghijauan adalah menanam kembali beberapa tanaman atau tumbuhan. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah terjadinya longsor, dan banjir.

Hutan dapat menghasilkan berbagai macam barang (kayu dan hasil hutan bukan kayu) dan jasa lingkungan (air, oksigen, keindahan alam, penyerap berbagai polutan, dan lain-lain), sehingga hutan bersifat multimanfaat. Hutan disebut juga sebagai jantung negara, karena menghasilkan begitu banyak oksigen dengan proses fotosintesis di daun. Sehubungan dengan ini pengelolaan hutan juga sebaiknya tidak boleh memaksimumkan perolehan dari satu macam manfaat saja (misal kayu) dengan mengorbankan manfaat-manfaat lainnya, karena berbagai macam manfaat hutan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh.

PELAJARI:  Bagaimana Proses Terbentuknya Awan?

Hutan dapat secara berkelanjutan memberikan manfaatnya bila proses ekologis internal dalam ekosistem hutan tersebut tidak terganggu atau terganggu tetapi tidak menimbulkan stress ekologis yang bersifat irreversible. Oleh karenanya, ekosistem hutan harus dibuat tahan terhadap gangguan dengan cara mempertahankan keanekaragaman hayati (biodiversity) hutan yang tetap tinggi. Dengan demikian, pengelolaan hutan harus dilakukan secara tepat agar ragam dan derajat pemanfaatan hutan, yang tidak lain adalah berupa “tindakan gangguan” terhadap hutan, harus dilakukan sedemikian rupa agar tidak melampaui daya recovery dari ekosistem hutan yang bersangkutan sebagai respons terhadap gangguan tersebut.

Berikut adalah beberapa keuntungan dari pengelolaan hutan berkelanjutan adalah :
1. Hasil yang terus mengalir dan berkelanjutan dalam bentuk kayu dan hasil serta hasil hutan lainnya.
2. Mempertahankan keanekaragaman hayati yang tinggi dalam konteks perencanaan tata guna lahan terpadu yan meliputi jaringan kawasan lindung dan kawasan konservasi.
3. Mempertahankan ekosistem hutan yang stabil.