ASTALOG.COM – Perkembangan dan pertumbuhan pada tanaman sangat berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Karena pada manusia dan hewan, pertumbuhan dan perkembangan terjadi hampir di seluruh bagian-bagian tubuh. Sedangkan pada tanaman, pertumbuhan dan perkembangan hanya terjadi pada bagian-bagian tertentu saja.
Menurut Agroteknologi.web.id, pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman berbiji, dimulai dengan bertemunya antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Sehingga menghasilkan biji, mulai berkecambah, mulai tumbuh menjadi tanaman kecil yang sempurna, dan tumbuh serta berkembang menjadi tanaman dewasa.
Pada ujung-ujung akar dan batang tanaman berbiji yang masih aktif serta tumbuh, terdiri dari tiga bagian yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Bagian tersebut merupakan bagian pembelahan, bagian pemanjangan, dan bagian diferensiasi.
Bagian Pembelahan: Bagian pembelahan adalah bagian yang paling ujung. Pada bagian ini, sering terjadi pembentukan sel-sel baru melalui proses pembelahan sel.
Sel-sel di bagian pembelahan mempunyai bentuk inti sel yang besar, aktif membelah diri, dan berdinding sel tipis
Bagian Pemanjangan: Bagian pemanjang adalah hasil pembelahan dari sel meristem di bagian pembelahan.
Sel hasil pembelahan tersebut akan berkembang dan bertambah besar ukurannya, sehingga menghasilkan bagian pemanjangan.
Bagian Diferensiasi: Bagian Diferensiasi berada di belakang bagian pemanjangan. Sel di bagian ini, sudah mengalami diferensiasi.
Artinya, sel-sel tersebut mengalami perubahan bentuk sesuai fungsinya. Sebagian besar mengalami diferensiasi menjadi korteks, epidermis, empulur, dan xilem serta floem.
Sebagiannya lagi, mengalami diferensiasi menjadi jaringan penunjang seperti kolenkim serta sklerenkim, dan jaringan parenkim (jaringan dasar).
Teori Histogen
Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan organ tubuh tumbuhan dibentuk oleh tiga lapisan pembentuk jaringan, yaitu, dilansir dari laman Kiteklik.blogspot.co.id:
a) Dermatogen, yakni lapisan luar yang membentuk epidermis.
b) Periblem, yakni lapisan dalam yang membentuk korteks.
c) Pleuron, yakni lapisan dalam yang membentuk stele.
Pertumbuhan pada tanaman dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu pertumbuhan primer dan sekunder. Pertumbuhan primer merupakan proses pertumbuhan yang diakibatkan oleh kegiatan titik tumbuh primer. Kegiatan ini terletak pada ujung akar atau ujung batang.
Titik tumbuh primer sudah mulai terbentuk sejak tanaman masih berbentuk embrio. Ujung batang dan ujung akar tempat terjadinya proses pertumbuhan adalah daerah meristem apikal.
Pertumbuhan primer menyebabkan batang dan akar bertambah atau semakin memanjang. Pertumbuhan primer dapat dijelaskan dalam dua teori, yaitu teori tunika korpus yang diperkenalkan oleh Schmidt dan teori histogen yang diperkenalkan oleh Hanstein.
Teori Histogen yang diperkenalkan oleh Hanstein pada 1868 menjelaskan jika terdapat posisi yang bertingkat seperti pada kata strata social dan terdapat stratifikasi (pengelompokan) pada ujung batang tanaman angiospermae.
Hanstein menyebutkan adanya bagian inti tanaman yang dikelilingi oleh beberapa lapisan yang tersusun rapi dan saling menyelimuti dengan ketebalan yang sama.
Misalnya lapisan A memiliki ketebalan 1 mm, dengan begitu lapisan A tersebut hanya akan memiliki ketebalan 1mm di seluruh bagian meristem apikal.
Menurut Hanstein, masing-masing lapisan tersusun dari beberapa sel meristematis yang saling tindih atau bertumpukan, dan terdapat pada bagian paling pucuk serta ujung dari batang.
Akan tetapi, beberapa tahun kemudian. Penjelasan teori yang dijelaskan Hanstein tentang peran masing-masing lapisan tidak digunakan kembali, namun penjelasan dasar tentang adanya lapisan meristem yang tersusun bertingkat pada ujung atau pucuk batang tanaman masih digunakan hingga sekarang.
Berikut ringkasan teori histogennya Hanstein:
Menurut teori histogen, titik tanaman terdiri dari tiga lapisan, yaitu sebagai berikut:
– Lapisan luar dinamakan dermatogen, berfungsi sebagai pembentukan epidermis
– Lapisan tengah dinamakan periblem, berfungsi sebagai pembentukan korteks
– Lapisan tengah dinamakan plerom, berfungsi sebagai pembentukan stele.