ASTALOG.COM – Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami-istri atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Sementara itu, keluarga sejahtera adalah dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, serta memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA
- Kelaurga Pra Sejahtera merupakan keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal seperti pengajaran, agama, sandang, pangan, papan, dan kesehatan.
- Keluarga Sejahtera Tahap 1 merupakan keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal (sesuai kebutuhan dasar pada keluarga pra sejahtera), tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologis keluarga seperti pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, serta interaksi dengan lingkungan.
- Keluarga Sejahtera Tahap 2 merupakan keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan psikologis tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan (menabung dan memperoleh informasi).
- Keluarga Sejahtera Tahap 3 merupakan keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan pada tahapan keluarga 1 dan 2 namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) maksimal terhadap masyarakat dan berperan secara aktif dalam masyarakat.
- Keluarga Sejahtera Tahap 3 Plus merupakan keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan semua kebutuhan keluarga pada tahap 1 sampai dengan 3. Pelaksanaan pembangunan dalam keluarga sejahtera. Dalam PP No. 21 Th 1994, pasal 2: pembangunan keluarga sejahtera yang diwujudkan melalui pengembangan kualitas keluarga diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu oleh masyarakat dan keluarga. Tujuannya adalah untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia, sejahtera, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, produktif, mandiri, dan memiliki kemampuan untuk membangun diri sendiri dan lingkungannya.
POKOK-POKOK KEGIATAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA
- Pembinaan Ketahanan Fisik merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan ketahanan fisik keluarga. Contoh: pembinaan gizi keluarga termasuk gizi ibu hamil, stimulasi pertumbuhan balita, pembinaan kesehatan lingkungan keluarga, usaha tanaman obat keluarga, dan lain-lain.
- Pembinaan Ketahanan Non Fisik merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan ketahanan non fisik keluarga. Contoh: pembinaan kesehatan mental keluarga, stimulasi perkembangan balita, konseling keluarga, dan lain-lain.
PEMBINAAN KELUARGA SEJAHTERA DITINJAU DARI BEBERAPA ASPEK
1. Aspek Agama
Agama memiliki peran penting dalam membina keluarga sejahtera. Agama yangmerupakan jawaban dan penyelesaian terhadap fungsi kehidupan manusia adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan YME serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia danmanusia serta lingkungannya. Oleh karena itu, sebuah keluarga haruslah memiliki pegangan pada suatu agama yang diyakininya agar pembinaan keluarga sejahtera dapat terwujud sejalan dengan apa yang diajarkan oleh agama.
2. Aspek Pendidikan
Pendidikan keluarga sangat penting namun seringkali dianggap tidak penting. Etika yang benar harus diajarkan kepada anak semenjak kecil, sehingga ketika seorang anak menjadi dewasa, ia akan berperilaku baik. Tentu saja perilaku orang tua juga harus baik dan benar sebagai contoh untuk anaknya. Jika semenjak kecil seorang anak diajarkan dengan baik dan benar maka keluarga tersebut akan harmonis. Dan seandainya setiap keluarga mengajarkan nilai-nilai etika yang benar maka semua manusia akan hidup berdampingan dan damai. Keluarga merupakan wahana pertama dan utama dalam pendidikan karakter anak.
3. Aspek Ekonomi
Pemerintah telah mengelompokkan keluarga di Indonesia ke dalam 2 tipe, yaitu: keluarga pra sejahtera dan sejahtera. Untuk itu, konsentrasi pembinaan terhadap keluarga yang dilakukan oleh pemerintah adalah menangani keluarga pra sejahtera. Hal itu terlihat dari program-program dasar pembinaan keluarga, seperti perencanaan kelahiran (KB), Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU), pelayanan kesehatan gratis, pembinaan lansia, pengadaan rumah khusus keluarga pra sejahtera dan sejenisnya.
4. Aspek Sosial Budaya
Perkembangan anak pada usia antara 3 – 6 tahun adalah perkembangan sikap sosialnya. Konsep perkembangan sosial mengacu pada perilaku anak dalam hubungannya dengan lingkungan sosial untuk mandiri dan dapat berinteraksi atau untuk menjadi manusia sosial. Interaksi adalah komunikasi dengan manusia lain yang menimbulkan suatu perasaan sosial yang mengikatkan individu dengan sesama manusia, perasaan hidup bermasyarakat seperti tolong menolong, saling memberi dan menerima, simpati dan empati, rasa setia kawan dan sebagainya.