ASTALOG.COM – Austronesia mengacu pada wilayah geografis yang penduduknya menuturkan bahasa-bahasa Austronesia, yaitu sebuah rumpun bahasa yang sangat luas penyebarannya di dunia, mulai dari Taiwan dan Hawaii di ujung utara sampai Aotearoa di ujung selatan Selandia Baru, serta dari Madagaskar di ujung barat sampai Rapanui di ujung timur Pulau Paskah. Secara harafiah, Austronesia berarti “Kepulauan Selatan” dan penamaannya berasal dari penggabungan bahasa Latin ‘Australis’ yang berarti “selatan” dan bahasa Yunani ‘Nesos’ (Nesia) yang berarti “pulau“.
ASAL USUL RUMPUN BAHASA AUSTRONESIA
Beberapa penelitian dari beberapa cabang ilmu pengetahuan telah dilakukan untuk mengetahui mengenai asal usul rumpun bahasa Austronesia, antara lain:
- Berdasarkan ilmu Genetika : penelitian berdasarkan ilmu genetika memberikan hasil yang bertentangan. Beberapa peneliti menemukan bukti bahwa tanah air bangsa Austronesia purba berada pada benua Asia.
- Berdasarkan ilmu Linguistik : penelitian ini telah menyatakan bahwa bangsa Austronesia pada awalnya bermukim di Taiwan.
- Berdasarkan ilmu Sejarah : penelitian ini telah menyimpulkan bahwa bangsa Austronesia berasal dari Taiwan karena pada pulau ini dapat ditemukan pembagian terdalam bahasa-bahasa Austronesia dari rumpun bahasa Formosa Bahasa-bahasa Formosa membentuk 9 dari 10 cabang pada rumpun bahasa Austronesia. Dalam hal ini, kronologi dari penyebaran sebuah rumpun bahasa dapat ditelusuri dari area dengan keberagaman bahasa yang besar ke area dengan keberagaman bahasa yang kecil. Meskipun begitu, beberapa ahli menduga bahwa jumlah dari cabang-cabang pada bahasa-bahasa di Taiwan mungkin lebih sedikit dari kesimpulan tersebut. Itulah sebabnya kesimpulan ini sedikit menimbulkan perdebatan di antara para ahli sejarah dan bahasa dengan analisis dari keberagaman dan kesimpulan yang ditarik tentang asal dan arah dari migrasi rumpun bahasa Austronesia.
- Berdasarkan ilmu Arkeologi : telah ditemukan bukti bahwa bangsa Austronesia bermukim di Taiwan sekitar 8000 tahun yang lalu. Dari pulau ini mereka mengarungi samudera dan bermigrasi ke Filipina, Indonesia, kemudian ke Madagaskar dekat benua Afrika dan ke seluruh wilayah Samudera Pasifik. Ada kemungkinan bahwa mereka melakukannya secara bertahap untuk menuju ke wilayah-wilayah migrasi yang sekarang diliputi oleh bahasa-bahasa Austronesia. Sedikit berbeda dari bukti penelitian berdasarkan ilmu Sejarah dan Bahasa yang menyatakan bahwa migrasi ini bermula sekitar 6000 tahun yang lalu. Selain itu, bukti dari ilmu Sejarah dan Bahasa tidak dapat menjembatani celah antara 2 periode ini.
Meskipun begitu, analisis kebahasaan dari bahasa Austronesia purba terhenti di pesisir barat Taiwan. Bahasa-bahasa Austronesia yang pernah dituturkan di daratan Cina juga tidak bertahan. Satu-satunya pengecualian adalah bahasa Chamic, yaitu migrasi yang baru terjadi setelah penyebaran bangsa Austronesia.
Selain itu, agak sulit untuk mendefinisikan struktur kekeluargaan dari bahasa-bahasa Austronesia karena rumpun bahasa Austronesia terdiri dari bahasa-bahasa yang sangat mirip dan berhubungan erat dengan kesinambungan dialek yang besar sehingga sukar untuk mengenali batasan di antara cabang. Bahkan pada pembagian terbaik yang ada sekarang, banyak kelompok bahasa di Filipina dan Indonesia dikelompokkan berdasarkan letak geografisnya, dan bukan dari keterkaitannya antara satu dengan yang lain. Meskipun begitu, hal ini sudah cukup menjelaskan bahwa keberagaman genealogis terbesar ditemukan pada bahasa-bahasa Taiwan dan keberagaman terkecil ditemukan pada kepulauan Pasifik sehingga mendukung teori penyebaran rumpun bangsa Austronesia dari Taiwan.