3 jenis Virus Influenza

ASTALOG.COM – Influenza yang populer disebut flu merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari familia Orthomyxoviridae yang menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari influenza adalah demam, menggigil, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan beberapa rasa tidak nyaman lainnya. Influenza tidak boleh disepelekan sebab influenza dapat menimbulkan mual, dan muntah, terutama pada anak-anak. Selain itu, influenza kadangkala dapat menimbulkan pneumonia viral secara langsung maupun menimbulkan pneumonia bakterial sekunder.

Biasanya influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara juga diduga dapat menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana yang paling berperan dalam penyakin ini belum jelas betul. Meskipun begitu, virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan deterjen. Kebiasaan mencuci tangan merupakan salah satu cara yang bisa mengurangi risiko infeksi karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun.

PELAJARI:  Proses Peradilan di Indonesia
 

3 JENIS VIRUS INFLUENZA

Dalam klasifikasi virus, virus influenza yang termasuk virus RNA dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:

 

1) Virus Influenza A

Virus influenza A ditularkan melalui unggas akuatik liar yang merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas influenza A. Kadangkala, virus dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada peternakan unggas domestik atau menimbulkan suatu pandemi influenza manusia. Virus tipe A merupakan patogen manusia paling virulen di antara ke-3 jenis virus influenza dan dapat menimbulkan penyakit yang paling berat. Virus influenza A dapat dibagi lagi menjadi sub-divisi berupa serotipe-serotipe yang berbeda berdasarkan tanggapan antibodi terhadap virus ini. Serotipe yang telah dikonfirmasi pada manusia, diurutkan berdasarkan jumlah penularan yang ditimbulkannya pada manusia, yaitu:

  • H1N1, yang menimbulkan Flu Spanyol pada tahun 1918, dan Flu Babi pada tahun 2009
  • H2N2, yang menimbulkan Flu Asia pada tahun 1957
  • H3N2, yang menimbulkan Flu Hongkong pada tahun 1968
  • H5N1, yang menimbulkan Flu Burung pada tahun 2004
  • H7N7, yang memiliki potensi zoonotik yang tidak biasa
  • H1N2, endemik pada manusia, babi, dan unggas
  • H9N2
  • H7N2
  • H7N3
  • H10N7
PELAJARI:  Jenis Kelapa Sawit yang Dibudidayakan

2) Virus Influenza B

Tipe virus influenza B hampir secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan dengan virus influenza A. Hewan lain yang diketahui dapat terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing laut dan musang. Jenis virus influenza B mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe A dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, yaitu hanya terdapat satu serotipe influenza B.

Karena tidak terdapat keragaman antigenik, beberapa tingkat kekebalan terhadap influenza B biasanya diperoleh pada usia muda. Namun, mutasi yang terjadi pada virus influenza B cukup untuk membuat kekebalan permanen menjadi tidak mungkin. Perubahan antigen yang lambat, dikombinasikan dengan jumlah inang yang terbatas (tidak memungkinkan perpindahan antigen antar spesies), membuat penularan influenza B tidak terjadi

PELAJARI:  Jelaskan Apa yang Dimaksud Dengan Piramida Ekologi?

3) Virus Influenza C

Genus ini memiliki 1 spesies, yaitu virus influenza C, yang menginfeksi manusia, anjing, dan babi, serta kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, virus influenza C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak.