ASTALOG.COM – Perilaku menyimpang sering pula disebut sebagai penyimpangan sosial. Tentu saja perilaku ini tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian dari makhluk sosial.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun di tengah kehidupan masyarakat terkadang masih dijumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat.
BENTUK-BENTUK PERILAKU MENYIMPANG
Secara umum, bentuk-bentuk perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
A. Berdasarkan Sifat
1) Penyimpangan Bersifat Positif
Penyimpangan bersifat positif adalah bentk penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Contoh: emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier.
2) Penyimpangan Bersifat Negatif
Penyimpangan bersifat negatif adalah bentuk penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk seperti pencurian, perampokan, pelacuran, dan pemerkosaan. Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain:
- Penyimpangan Primer adalah bentuk penyimpangan bersifat negatif yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat sementara dan tidak berulang-ulang. Contoh: seorang siswa yang terlambat masuk sekolah karena ban sepeda motornya bocor.
- Penyimpangan Sekunder adalah bentuk penyimpangan bersifat negatif yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu ketenangan hidup orang lain. Contoh: orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk.
B. Berdasarkan Pelaku
1) Penyimpangan Individual
Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang yang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan. Berdasarkan kadar penyimpangannya, penyimpangan individual dapat dibagi menjadi 5, yaitu:
- Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.
- Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan orang-orang.
- Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang berlaku. Contoh: orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di jalan raya.
- Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya. Contoh: pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain.
- Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat, dan berlagak membela.
2) Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Contoh: sekelompok orang yang menyelundupkan narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.
3) Penyimpangan Campuran
Penyimpangan campuran adalah bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku. Contoh: remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan masyarakat, lalu bergabung dalam suatu organisasi rahasia (geng) di bawah pimpinan seorang tokoh yang gemar melakukan penyimpangan norma sosial yang berlaku di masyarakat.