ASTALOG.COM – Kura-kura merupakan hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Hewan khas ini mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku yang dimilikinya. Batok kura-kura terdiri dari 2 bagian, yaitu:
- Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace)
- Bagian bawah yang merupakan bagian ventral atau perut disebut plastron.
Setiap bagiannya ini terdiri dari 2 lapis, yaitu:
- Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting.
- Lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung.
Namun tidak semua jenis kura-kura memiliki sisik. Pada kura-kura jenis labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, lapis luarnya tidak bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.
EVOLUSI KURA-KURA
Fosil kura-kura tertua kedua yang berasal dari masa Trias, sekitar 210 juta tahun silam, yaitu Proganochelys, telah berbentuk mirip dengan kura-kura masa kini. Perbedaannya hanya pada bagian tulang belulang di bagian punggung yang belum begitu melebar dan belum semuanya menyatu membentuk tempurung yang sempurna.
Kura-kura purba hidup dan berkembang di masa yang sama dengan Dinosaurus. Archelon misalnya, merupakan kura-kura raksasa yang diameter tubuhnya dapat mencapai lebih dari 4 meter. Fosil kura-kura tertua yang ditemukan saat ini adalah Odontochelys yang berasal dari sekitar 220 juta tahun silam.
Ukuran tubuh kura-kura bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Biasanya ditunjukkan dengan panjang karapasnya. Kura-kura terbesar adalah penyu belimbing, yang karapasnya dapat mencapai panjang sekitar 300 cm. Labi-labi terbesar adalah labi-labi irian, dengan panjang karapas sekitar 51 inci. Kura-kura raksasa dari Kepulauan Galapagos dan Kepulauan Seychelles panjangnya dapat melebihi sekitar 50 inci. Sedangkan yang terkecil adalah kura-kura mini dari Afrika Selatan, yang panjang karapasnya tidak melebihi sekitar 8 cm saja.
Kura-kura termasuk salah satu jenis hewan yang berumur panjang. Reptil ini dapat hidup puluhan tahun, bahkan seekor kura-kura darat dari Kepulauan Seychelles tercatat hidup selama 152 tahun (1766 – 1918).
KEBIASAAN HIDUP KURA-KURA
- Pada dasarnya kura-kura dapat hidup di berbagai tempat, mulai daerah gurun, padang rumput, hutan, rawa, sungai dan laut. Namun sebagian besar jenisnya hidup sepenuhnya pada ekosistem air, baik di air tawar maupun di lautan.
- Kura-kura ada yang bersifat pemakan tumbuhan (herbivora), pemakan daging (karnivora), atau pemakan segala/campuran (omnivora).
- Kura-kura tidak memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan tulang di moncong kura-kura sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya.
- Banyak jenis kura-kura yang hidup sekarang mampu menyembunyikan kepala, kaki, dan ekornya ke dalam tempurungnya, sehingga dapat menyelamatkan diri. Namun beberapa kura-kura primitif, seperti penyu, tidak dapat menarik masuk anggota tubuhnya itu.
- Kura-kura berkembang biak dengan bertelur (ovipar). Sekali bertelur dapat menghasilkan beberapa butir (pada kura-kura darat) hingga lebih dari seratus butir telur (pada beberapa jenis penyu). Telur-telur itu biasanya diletakkan pada lubang pasir di tepi sungai atau laut, untuk kemudian ditimbun dan dibiarkan menetas dengan bantuan panas matahari. Telur penyu menetas kurang lebih setelah 2 bulan (50-70 hari) tersimpan di dalam pasir.
- Jenis kelamin anak kura-kura yang bakal lahir salah satunya ditentukan oleh suhu pasir tempat telur-telur itu tersimpan. Pada kebanyakan jenis kura-kura, suhu di atas rata-rata akan menghasilkan kura-kura betina. Dan sebaliknya, suhu di bawah rata-rata, cenderung menghasilkan banyak kura-kura jantan.