ASTALOG.COM – Saat membeli kain, kamu mungkin melihat motif dan warna dari kain sebelum memutuskan untuk membeli. Motif menjadi nilai tambahan untuk sebuah kain yang akan memperindah tampilan busana.
Namun, motif tidak hanya ditemukan saat membeli kain saja. Dalam seni ukir juga bisa ditemukan motif yang tidak jauh beda pentingnya untuk sebuah kain.
Pengertian Seni Ukir
Seni ukir adalah seni membentuk gambar pada kayu, tempurung, bambu, batu, logam dan bahan lainnya.
Berbicara mengenai seni ukir tidak bisa dipisahkan dari kayu. Yah, kayu digunakan sebagai bahan dasar untuk mengikir sebuah motif yang cantik dan indah.
Beberapa kota di Indonesia terkenal dengan seni ukirnya dengan motif yang berbeda-beda dan salah satunya kalimantan. Kalimantan adalah salah satu kota yang dikenal dengan kekayaan hutannya yang juga menjadi penghasil dari kayu terbesar.
Ada beberapa tempat di Kalimantan yang menjadi pusat terbesar dari seni ukir dengan motif yang luar bisa yang bisa kamu jumpai.
Motif Ukiran Kalimantan Timur (Dayak)
Kaltim atau Kalimantan Timur terkenal dengan kayu ulin nya yang kuat keras dan tahan lama sampai ratusan tahun apabila di pulau jawa terkenal dengan jati dan ukiran nya di kalimantan juga terdapat ukiran yang diukir pada kayu ulin yang bisa dibuat menjadi meja, kursi, tameng, ranjang, daun pintu, sumpitan, gasing dan lain-lain. Pada benda-benda tersebut diukir dengan motif ukiran Dayak sehingga apabila dijual harganya puluhan juta bahkan ratusan juta.
Suku Dayak merupakan masyarakat nan hayati di hutan-hutan Kalimantan, motif ukirannya pun sering mengambil bentuk alam, yaitu tumbuhan, satwa, serta berbagai simbol kepercayaan mereka. Mulai dari arsitektur bangunan rumah, peralatan rumah tangga, hingga perangkat kesenian termasuk ukiran, mengambil pola atau motif alam. Motif ukiran nan biasa dibuat berbentuk pohon, bunga (bunga anggrek), dan majemuk jenis hewan.
Motif ukiran Kalimantan Tengah adalah salah satu seni pahat yang melambangkan kekayaan budaya Kalimantan Tengah. Dalam membuat motif yang kaya seni tersebut masyarakat Kalimantan Tengah memiliki ciri khas dalam seni ukiran yang sangat menarik.
Biasanya ukiran tersebut dipahat atau digambarkan di talawang atau semacam perisai yang berasal dari Kalimantan Tengah. Maksud dari gambar tersebut biasanya untuk menakut-nakuti musuh apabila sedang berperang.
Seiring dengan perkembangan jaman ukiran Kalimantan Tengah berubah fungsi menjadi hiasan di dinding-dinding perkantoran di tiang kantor dan sebagai pajangan di dinding, bahkan menjadi motif penghias di rumah.
Selain itu, ada juga beberapa kota lain yang memiliki motif seni ukir yang terkenal, diantaranya motif ukiran Minangkabau dan Papua.
Motif Ukiran Sumatera Barat (Minangkabau)
Falsafah atau pandangan hidup masyarakat adat Minangkabau adalah “adat basandi syarak syarak basandi kitabullah” (ABS-SBK) “syarak mangato, adat mamakai, alam takambang jadi guru”, Dalam hal ini akal dan budi, keluasan perasaan budi sangat berperan, “manusia tahan kieh, binatang tahan lacuik, kilek baliung alah ka kaki, kilek kaco alah kamuko, tagisia lah labiah bak kanai, tasinggung labiah bak jadi”.
Pepatah tersebut menuntut kearifan dan kebijaksanaan manusia dalam berkata bertindak dan bekerja. Sehingga disebut pula dalam adat“nan bagarih babalabeh” sebagai hasil kearif bijaksana.
Tempat ukiran yaitu pada sebuah rumah “gadang”, tetapi tidak mutlak ada satu jenis ukiran. Hal ini diatur dan berpedoman juga pada ukuran “jangko” dalam adat. “Patut senteang” tidak boleh dalam, “patut” dalam boleh “senteang” , didalam “alur” dengan “patut, malabihi ancak-ancak, mangurangi sio-sio, talampau aru bapantiangan, kurang aru cirik kambiangan, condong mato ka nan elok, condong salero ka nan lamak
Motif Ukiran Asmat
Ukiran kayu tradisional khas Papua yang paling terkenal adalah karya ukir dari Suku Asmat. Bagi suku Asmat, seni ukir kayu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang telah dilakukan secara turun temurun dan menjadi suatu kebudayaan. Kebuadayaan itu bukan saja dikenal di Papua dan Indonesia, melainkan juga terkenal ke seluruh dunia.
Setiap turis asing yang berkunjung ke Papua, rasanya tidak lengkap apabila tidak mengenal karya ukir suku asmat. Hal itu mereka lakukan dengan cara membeli cenderamata karya ukir suku Asmat dalam berbagai ukuran.