ASTALOG.COM – Sel saraf adalah sel yang mengantarkan impuls (rangsangan) dari reseptor (panca indera) ke otak dan sebaliknya. Sel saraf, atau yang biasa disebut neuron, juga bertanggung jawab atas gerak refleks. Neuron-neuron tersebut membentuk suatu sistem saraf pada manusia. Sel saraf berbeda dengan sel-sel pada umumnya karena terdapat akson (neurit) sehingga sel saraf terlihat seperti memiliki “ekor”. Sel saraf terdiri dari bagian-bagian yang umumnya terdapat pada sel hewan dan beberapa bagian lainnya.
Nah, apa saja bagian-bagian neuron?
Neuron memiliki spesialisasi bagian sel seperti akson dan dendrit yang membantu mereka menerima dan mengirim informasi. Ketika bagian dari sistem saraf pusat (SSP) menderita luka parah, tidak dapat menghasilkan neuron baru atau regenerasi akson baru untuk neuron yang rusak. Tidak ada pengobatan yang dapat membantu memulihkan fungsi saraf setelah cedera pada SSP.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem saraf perifer (PNS) terdiri dari saraf yang membantu menghubungkan SSP ke masing-masing dan setiap bagian dari tubuh.
Sebuah neuron adalah sel khusus yang mampu mentransfer impuls elektrokimia disebut impuls saraf. Dalam kebanyakan kasus, neuron yang diproduksi oleh jenis khusus dari sel induk. Mereka tidak mengalami pembelahan sel. Diameter sel tubuh neuron dapat bervariasi 4-100 mikrometer. Untuk memahami berbagai jenis dan fungsi neuron, maka perlu untuk mengetahui strukturnya.
Berikut adalah bagian-bagian neuron beserta fungsinya, dilansir dari laman Artikeltop.xyz:
1. Dendrit
Dendrit adalah percabangan dari badan sel saraf yang berupa tonjolan sitoplasma yang pendek dan bercabang-cabang. Fungsi dendrit adalah untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel
Badan sel adalah bagian utama dari sel saraf yang mengandung bagian-bagian yang umumnya dimiliki oleh sel hewan. Di dalam badan sel terdapat sitoplasma, nukleus (inti sel), dan nukleolus (anak inti sel). Fungsi badan sel adalah untuk menerima impuls (rangsangan) dari dendrit dan meneruskannya ke neurit (akson).
3. Inti Sel
Inti sel (nukleus) adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Di dalam inti sel juga terdapat kromosom dan DNA yang berfungsi untuk mengatur sifat keturunan dari sel tersebut.
4. Neurit
Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan penjuluran sitoplasma badan sel. Neurit disebut juga akson. Neurit mirip dengan dendrit. Namun neurit hanya ada satu dan berukuran lebih besar dan lebih panjang dari dendrit. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Fungsi neurit adalah untuk meneruskan impuls dari badan sel saraf ke sel saraf lainnya.
5. Selubung Mielin
Selubung mielin adalah selaput pembungkus neurit. Selubung mielin banyak mengandung lemak dan bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier. Selubung mielin dikelilingi oleh sel schwann. Sel yang memproduksi selubung mielin disebut sel glial atau oligodendrosit. Fungsi selubung mielin adalah untuk melindungi neurit dari kerusakan dan mencegah impuls bocor. Fungsi selubung mielin mirip pembungkus kabel listrik yang bersifat isolator.
6. Sel Schwann
Sel schwann adalah sel yan mengelilingi selubung mielin. Sel ini ditemukan oleh Theodore Schwann, seorang ilmuwan dari Jerman. Sel schwann bekerja dengan menghasilkan lemak dan membungkus neurit berkali-kali sampai terbentuk selubung mielin. Fungsi sel schwann adalah untuk mempercepat jalannya impuls, membantu menyediakan makanan untuk neurit, dan membantu regenerasi neurit.
7. Nodus Ranvier
Nodus ranvier adalah bagian pada neurit yang tidak terbungkus selubung mielin. Selubung mielin berfungsi sebagai pelindung akson dan membungkusnya, namun selubung ini tidak membungkus secara keseluruhan, dan yang tidak terbungkus merupakan Nodus Ranvier. Fungsi utamanya sebagai loncatan untuk mempercepat impuls saraf ke otak atau sebaliknya. Nodus ranvier berdiameter sekitar 1 mikrometer dan ditemukan oleh Louis-Antoine Ranvier. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. Jika nodus ranvier diselubungi oleh selubung myelin maka impul saraf tidak bisa loncat ke nodus ranvier, akhirnya tidak terjadi respon apapun.
8. Oligodendrosit
Oligodendrosit adalah sebuah sel pendukung yang menyediakan isolasi bagi sel-sel saraf dengan membentuk selubung mielin di sekitar akson. Fungsi oligodendrosit adalah untuk membentuk selubung mielin yang sama pada sistem saraf pusat dan sebagai sel penyokong. Oligodendrosit memiliki beberapa juluran memanjang yang masing-masing membungkus (seperti dadar gulung) sepotong akson antarneuron untuk membentuk segmen mielin.
9. Sinapsis
Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain. Pada setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sebuah sinapsis menyediakan koneksi antar neuron yang memungkinkan informasi sensorik mengalir di antara mereka. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis. Fungsi sinapsis adalah untuk mengirimkan impuls dari akson ke dendrit di sel saraf lain.