ASTALOG.COM – Negara Asia Tenggara adalah sekitar tiga kali ukuran Spanyol. Wilayah Indonesia sendiri terletak pada garis lintang 6° LU (lintang utara) dan 11° LS (lintang selatan). Karena letaknya ini, Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang memiliki 2 musim yakni musim hujan dan musim kemarau, dengan pergantian musim 6 bulan sekali.
Pulau-pulau terbesar dari barat ke timur adalah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi, tetapi ada lebih dari 13.600 pulau-pulau kecil (lebih dari 6.000 tidak berpenghuni), yang mana Bali dan Maluku adalah yang paling dikenal. Indonesia juga termasuk bagian barat (Irian Jaya) dari pulau besar Papua Nugini.
Sebagian besar pulau bergunung-gunung, dengan banyak puncak gunung berapi dan pegunungan lainnya melebihi 3.000 m / 10.000 kaki. Akibatnya banyak perbedaan lokal yang tajam mengenai iklim di Indonesia; tidak hanya temperatur yang lebih rendah di bukit-bukit, tetapi jumlah dan musim hujan maksimum bervariasi dengan paparan yang berbeda dari pulau-pulau ke-dua sistem angin musiman utama.
Cuaca di Indonesia
Seluruh kepulauan secara bergantian didominasi oleh monsun utara, bertiup dari Cina dan Pasifik utara antara November dan Maret, dan musim hujan selatan, bertiup dari Samudera Hindia dan benua Australia antara Mei dan September.
Selama beberapa minggu, sekitar bulan April dan Oktober angin bertiup ringan dan bervariasi arahnya; ini adalah masa transisi ketika sabuk Doldrum, atau konvergensi intertropis, bergerak ke utara atau selatan pulau.
Selain menurunnya suhu di pegunungan tinggi, cuaca dan iklim Indonesia khas di daerah khatulistiwa. Curah hujan berat dan terdistribusi sepanjang tahun. Sebagian besar tempat menerima 1,500-4,000 mm / 60-160 hujan dalam setahun. Banyak tempat memiliki dua periode basah selama perjalanan sabuk Doldrum; tapi pantai yang menghadap ke selatan dan pulau-pulau selatan khatulistiwa cenderung basah selama periode monsun selatan, dan pantai yang menghadap utara dan pulau-pulau bagian utara yang basah selama periode musim hujan utara.
Sebagian besar curah hujan berat dan disertai guntur. Beberapa daerah di Indonesia mengalami lebih banyak badai daripada di tempat lain di dunia.
Namun, sinar matahari melimpah di Indonesia. Selama bulan-bulan basah rata-rata sinar matahari 4-5 jam sehari, meningkat menjadi delapan atau sembilan jam sehari selama periode kering.
Iklim tropis terjadi karena pergerakan semu matahari. Kita maklum bahwa matahari hanya beredar pada lintang 23, 30° LU sampai dengan 23, 30° LS, sehingga semua wilayah pada pertengahan kedua garis lintang itu sepanjang tahun mendapatkan penyinaran matahari (salah satu ciri dari iklim tropis).
Perubahan Musim
Terjadinya perubahan musim disebabkan oleh terjadinya
peredaran semu matahari setiap tahun.
1. Peredaran Semu Matahari Tahunan
Peredaran semu matahari adalah gerakan semu matahari dari
khatulistiwa menuju garis lintang balik utara 23½o LU, kembali ke
khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang balik selatan 23
½o LS dan kembali lagi ke khatulistiwa.
Hal tersebut berpengaruh pada letak tempat terbit dan terbenamnya matahari yang setiap hari tidaklah sama. Setiap hari akan terjadi pergeseran dari letak terbit/terbenamnya dibandingkan dengan letak yang kemarin. Pergeseran ini disebabkan karena proses perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi), sehingga dapat diketahui bahwa yang berubah adalah posisi bumi terhadap matahari.
Akibat dari perputaran bumi yang mengelilingi matahari
tersebut, terjadi pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari.
2. Terbentuknya Angin Muson
Perubahan letak terbitnya matahari berpengaruh terhadap intensitas cahaya matahari pada wilayah yang berkaitan langsung dengan tempat lintasan peredaran semu matahari tersebut. Salah satu akibat dari peredaran semu tahunan matahari adalah terjadinya perubahan gerakan angin yang dikenal dengan nama angin muson.
Angin muson adalah angin yang bertiup setiap 6 bulan sekali dan selalu berganti arah. Di Indonesia terdapat dua angin muson, yaitu:
a. Angin muson barat
Bertiup setiap bulan Oktober sampai Maret, saat kedudukan semu matahari di belahan bumi selatan. Hal ini menyebabkan tekanan udara maksimum di Asia dan tekanan udara minimum di Australia, maka bertiuplah angin dari Asia ke Australia (tekanan tinggi ke rendah). Karena angin melalui Samudra Hindia, maka angin tersebut mengandung uap air yang banyak, sehingga pada bulan Oktober sampai Maret di Indonesia terjadi musim penghujan.
b. Angin muson timur
Bertiup mulai bulan April sampai September, di mana kedudukan semu matahari di belahan bumi utara. Akibatnya tekanan udara di Asia rendah dan tekanan udara di Australia tinggi, sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia. Angin tersebut melewati gurun yang luas di Australia, sehingga bersifat kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami musim kemarau.