ASTALOG.COM – Biofuel merupakan salah satu jenis sumber daya energi yang bisa diperbaharui. Wujudnya bisa berupa padatan, cairan, atau gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik, atau pertanian. Secara umum, ada 4 cara untuk memperoleh biofuel, yaitu:
- Pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian)
- Fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen metana)
- Fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester
- Energi dari hutan yang menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar.
JENIS-JENIS ENERGI BIOFUEL
1) Minyak Sayur
Minyak sayur dapat digunakan sebagai makanan atau bahan bakar meskipun kualitasnya rendah. Minyak sayur dapat digunakan dalam mesin diesel yang tua, yang dilengkapi dengan sistem injeksi tidak langsung, tapi hanya dalam iklim yang hangat.
Dalam banyak kasus, minyak sayur dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel yang dapat digunakan kebanyakan mesin diesel bila dicampur dengan bahan bakar diesel konvensional. Minyak sayur bekas yang diproses menjadi biodiesel mengalami peningkatan, dan dalam skala kecil jika dibersihkan dari air dan partikel, dapat digunakan sebagai bahan bakar.
2) Biodiesel
Biodiesel merupakan biofuel yang paling umum digunakan di Eropa. Biodiesel diproduksi dari minyak atau lemak menggunakan transesterifikasi dan merupakan cairan yang komposisinya mirip dengan diesel mineral. Biodiesel dapat digunakan di setiap mesin diesel jika dicampur dengan diesel mineral. Di beberapa negara, produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100% biodiesel.
Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk penggunaan biodiesel sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral. Di kebanyakan negara Eropa, campuran biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia di banyak stasiun bahan bakar.
3) Bioalkohol
Ethanol adalah jenis alkohol yang diproduksi secara Biologi dan umum digunakan sebagai bahan bakar. Brazil menjadi salah satu negara yang menggunakan bahan bakar Ethanol dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari gandum, jagung, bit gula, tebu, molasses, dan amilum yang dapat dijadikan minuman beralkohol (seperti kentang dan sisa buah). Proses ini membutuhkan banyak energi untuk pemanasan, bahkan seringkali menggunakan gas alam.
Ethanol dapat digunakan dalam mesin bensin sebagai pengganti bensin atau dapat dicampur dengan bensin dengan persentase tertentu. Kebanyakan mesin bensin dapat beroperasi menggunakan campuran ethanol sampai 15%. Bensin dengan ethanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi, yang berarti mesin dapat terbakar lebih panas dan lebih efisien.
Namun alkohol dapat bercampur dengan bensin dan air, jadi bahan bakar ethanol dapat tercampur setelah proses pembersihan dengan menyerap kelembaban dari atmosfer. Air dalam bahan bakar ethanol dapat mengurangi efisiensi, menyebabkan mesin susah dihidupkan, menyebabkan gangguan operasi, dan mengoksidasi aluminum (karat pada karburator dan komponen dari besi).
4) Biogas
Biogas dapat diproduksi melalui bahan sisa yang dapat terurai atau menggunakan tanaman energi yang dimasukan ke dalam pencerna anaerobik untuk menambah gas yang dihasilkan. Biogas mengandung metana dan dapat diperoleh dari digesti anaerobik industri dan sistem pengelolaan biologi mekanik. Gas sampah adalah sejenis biogas yang tidak bersih yang diproduksi dalam tumpukan sampah melalui digesti anaerobik yang terjadi secara alami. Bila gas ini lepas ke atmosfer, gas ini menjadi gas rumah kaca.