ASTALOG.COM – Sudah ratusan juta tahun lamanya Gunung Everest berdiri. Dan sejarah tercipta saat Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay menggapai puncak Everest, keinginan para pendaki gunung untuk mendaki Everest semakin berkembang pesat. Para pendaki dari seluruh dunia menjadikan Everest sebagai target pendakian.
Gunung ini mendapatkan nama bahasa Inggris – nya dari nama Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, surveyor – general India berkebangsaan Inggris, penerus Everest. Puncak Everest merupakan salah satu dari tujuh puncak di dunia. Gunung Everest adalah gunung yang puncaknya mencapai jarak paling jauh dari paras laut.
Gunung Everest (bahasa Inggris: Mount Everest) adalah gunung tertinggi di dunia (jika diukur dari paras laut). Rabung puncaknya menandakan perbatasan antara Nepal dan Tibet; puncaknya berada di Tibet. Di Nepal, gunung ini disebut Sagarmatha (सगरमाथा, bahasa Sanskerta untuk “Kepala Langit”) dan dalam bahasa Tibet Chomolangma atau Qomolangma (“Bunda Semesta”), dilafalkan dalam bahasa Tionghoa 珠穆朗瑪峰 (pinyin: Zhūmùlǎngmǎ Fēng).
Gunung ini mendapatkan nama bahasa Inggrisnya dari nama Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, surveyor-general India berkebangsaan Inggris, penerus Everest. Puncak Everest merupakan salah satu dari tujuh puncak di dunia.
Fakta Gunung Everest
Tidak menyimpan kecantikan dan keindahan, gunung tertinggi ini ternyata menyimpan beberapa fakta menarik, antara lain
1. Laba – Laba Himalaya
Di Everest, ketika berada di atas ketinggian sekalipun, Anda tak luput dari pantauan hewan beracun ini, yang berada pada tekanan udara cukup rendah hingga bernapas pun sulit. Anda tetap tidak bisa bersembunyi dari serangan makhluk hidup ini. Euophrys omnisuperstes, atau yang lebih dikenal dengan laba – laba Himalaya dapat melompat dan bersembunyi di celah lereng gunung.
Persembunyian tersebut dilakukan untuk mengecoh para pendaki yang berada di gunung. Karena itulah, makhluk ini ditetapkan sebagai penghuni abadi gunung yang puncaknya berada di kawasan Tibet tersebut. Para pendaki mengaku telah melihat makhluk ini ketika berada di atas ketinggian 6.700 meter atau sekira 22 ribu kaki.
Laba – laba ini adalah spesies yang tergolong ke dalam famili Salticidae. Spesies ini juga merupakan bagian dari genus Euophrys dan ordo Araneae. Laba – laba yang banyak ditemui di kawasan Nepal ini memakan apapun serangga yang ada di sekitarnya. Mereka hampir satu – satunya hewan yang berada secara permanen berbasis di ketinggian seperti burung. Akan tetapi, laba – laba ini termasuk ke dalam golongan hewan mematikan di dunia.
2. Naik Ke Puncak Everest Menggunakan Sistem Antri
Pada 2012 silam, pendaki gunung asal Jerman, Ralf Dujmovits, menangkap gambar mengejutkan yang menunjukkan ratusan pendaki mengantre untuk mencapai puncak. Iapun memutuskan untuk kembali ke camp setelah melihat antrean tersebut, selain itu pula berbarengan dengan cuaca buruk.
Pada Mei 2012, pendaki dikabarkan berkerumun di salah satu landmark yang berada di kawasan tersebut dan menunggu selama kurang lebih dua jam untuk sampai pada giliran mereka mendaki ke puncak. Dalam perjalanan hanya setengah hari, 234 pendaki berhasil mencapai puncak, namun empat orang lainnya tewas. Hal ini menyebabkan kekhawatiran besar atas proses pendakian.
3. Everest Terus Bertumbuh Setiap Tahunnya
Ide untuk melakukan penghitungan ulang untuk membuktikan berapa tinggi dari gunung ini dikatakan oleh para ahli adalah perbuatan yang sia – sia. Pasalnya, setelah diteliti lebih lanjut, puncak gunung ini selalu tumbuh tinggi sekitar empat milimeter setiap tahunnya.
Para peneliti mengatakan bahwa awalnya benua India yang merupakan daratan independen ini bertabrakan dengan Asia, sehingga membentuk Himalaya hingga saat ini.
Akan tetapi hal yang luput dari penelitian saat itu adalah lempeng benua yang bertabrakan tersebut ternyata masih bergerak dan mendorong pertumbuhan gunung yang lebih tinggi.Peneliti dari Ekspedisi Millenium Amerika mengatakan bahwa pada tahun 1999, mereka telah menempatkan perangkat satelit global positioning di bawah puncak untuk mengukur pertumbuhannya.
Hasilnya menakjubkan, ketinggian gunung ini dipastikan selalu berubah setiap tahunnya. Dari 8.848 menjadi 8.850 meter, dan bukan hanya ukuran puncak yang terus tumbuh, namun pergerakan keseluruhan aktifitas gunung ini juga semakin berkembang.
4. Pendaki Everest Wajib Bawa Sampah Saat Turun
Banyak gambar yang memperlihatkan kekotoran dari gunung tertinggi di dunia ini. Para pendaki mengotori area pegunungan selama perjalanan menuju puncak. Bukan hanya dikotori oleh mayat pendaki yang tidak bisa bertahan di dalam perjalanan, gunung yang puncaknya tertutup oleh salju ini juga dibuat kotor oleh ulah pendaki nya sendiri dengan sampah bekas makanan atau minuman mereka.
Diperkirakan sebanyak 50 ton limbah ada di kawasan ini pada musim pendakian. Lereng penuh dengan sampah botol minuman, peralatan pendakian usang, bahkan kotoran manusia. Sejak tahun 2008 , The Eco Everest Expedition telah mencoba mengatasi hal tersebut. Hasilnya, mereka dapat mengangkut 13 ton sampah sejauh ini. Bahkan pemerintah Nepal pun telah mengeluarkan kebijakan baru untuk para pendaki.
Pendaki Everest wajib turun bawa 8 kg sampah menyusul peraturan baru demi menjaga puncak tertinggi di dunia tersebut. Ini adalah berat minimal, di luar sampah para pendaki. Aturan ini merupakan salah satu cara baru yang mulai diberlakukan bagi para pendaki gunung agar dapat menjaga kebersihan di atas sana.
Minimal 8 kg sampah yang mereka bawa sendiri juga akan mereka bawa kembali saat turun. Pemerintah Nepal juga telah mengambil tindakan hukum terhadap pendaki yang melanggar aturan baru tersebut meski belum diketahui apakah berupa denda atau hukuman lainnya.