Sebutkan Faktor Penyebab Runtuhnya Dinasti Han

ASTALOG.COM – Dinasti Han ini cukup terkenal dalam sejarah Tiongkok karena beberapa penemuan pentingnya. Kertas sebagai contoh ditemukan pada tahun 105 M oleh seorang sarjana yang bernama Cai Lun saat pemerintahan Kaisar Han Hedi (88 – 106). Penemuan kertas yang berasal dari bambu ini benar-benar merombak secara total penulisan buku-buku serta mendorong kemajuan dalam dunia tulis-menulis.

Sulit dibayangkan apabila di jaman modern ini kita belum mengenal kertas. Sebelum ditemukannya kertas, buku ditulis di atas lempengan bambu yang dikaitkan satu sama lain dengan tali. Jika kita masih menggunakan buku semacam itu, dapat dibayangkan betapa beratnya sejilid kamus misalnya. Penemuan kertas ini pada gilirannya mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dunia.

 

Sayangnya, Dinasti Han mengalami kemerosotan sejak tahun 100-SM karena kaisar-kaisar penguasa yang tidak cakap memerintah dan pembusukan di dalam birokrasi pemerintahan. Beberapa pemberontakan petani terjadi sebagai bentuk ketidakpuasan rakyat terhadap kekaisaran. Namun ketidakmampuan kaisar lebih parah dipergunakan oleh para kasim (orang laki-laki yang di kebiri Untuk dijadikan pelayan istana) untuk menggabungkan kekuasaan di tangan mereka. Penghujung Dinasti Han memang adalah sebuah masa yang didominasi oleh pemerintahan kasim.

PELAJARI:  Apa yang Disebut Media Tanam?

Peristiwa Penting Dinasti Han
Pada masa pemerintahan Kaisar Han Wudi (141 ¡V 87 SM)
terjadilah hubungan antara Barat dan Timur yang dikenal dengan nama
jalur sutera. Hubungan ini berawal mula dari ekspedisi yang dipimpin
Zhang Qian, utusan Han Wudi, guna menjalin hubungan persekutuan
dengan negara-negara lainnya untuk bersama-sama menghadapi serangan
bangsa barbar (Xiongnu). Meskipun Zhang Qian gagal dalam tugas
utamanya, ia telah mengadakan perjalanan selama 12 tahun hingga
mencapai Baktria dan Ferghana (Turkestan modern), dan ia kembali
dengan berbagai informasi berharga mengenai negeri-negeri di Asia
Tengah serta sedikit informasi mengenai Kerajaan Romawi. Pada tahun
104, 102, dan 42 SM, tentara Tiongkok melintasi Pegunungan Pamir,
mencapai Ferghana serta bekas Kerajaan Yunani Sogdiana, di mana
mereka mengalahkan pasukan Xiongnu serta Romawi. Setelah melintasi
gurun pasir serta beberapa gunung-gunung tertinggi dunia, pasukan
Wudi telah mencapai tempat-tempat sejauh 3000 km dari ibu kota
mereka. Prestasi ini melampaui jarak maksimal yang telah ditempuh
oleh pasukan Romawi. Ekspansi ini telah membukan jalur perdagangan
antara Barat dan Timur. Jalan raya sepanjang Jalur Sutera menjadi
ramai dan ibu kota Dinasti Han dipenuhi oleh para pedagang Barat
beserta barang-barang mewah yang berasal dari sana. Penemuan penting
dalam bidang teknologi lainnya adalah seismograf oleh Zhang Heng
(78 ¡V 139 M) yang dapat menghitung kekuatan gempa beserta arah
asalnya.

PELAJARI:  Bagian-Bagian Kloroplas, Struktur dan Fungsinya
 

Peristiwa penting lainnya pada masa Dinasti Han adalah masuknya
Agama Buddha ke Tiongkok. Berdasarkan catatan sejarah “San Guo Zhi ,
Wei Shu ,dan Dong Yi Zhuan.” Ini terjadi pada masa kekuasaan kaisar
dinasti Han Barat yaitu Aidi (1 SM ¡V 6 M) atau tepatnya tepatnya
tahun 2 M. Pada saat itu pejabat Jing Lu menerima duta dari suku Da
Yue yang menyerahkan kitab Fu Tu (Fu Tu adalah sebutan untuk Buddha
pada jaman dahulu , sekarang yang disebut Fo Tuo). Suku Da Yue ini
sebenarnya mendiami daerah Dun Huang , pegunungan Ji Lian Shan. Kira-
kira abad ke-2 SM , suku ini dikalahkan oleh suku Xiong Nu. Dan
pindah ke daerah barat. Dan pada abad ke-1 SM mendirikan kerajaan
bernama Gui Xuang. Daerah tempat mereka tinggal itu merupakan daerah
dimana Buddhisme bertumbuh subur. Para bhiksu pertama adalah
Gobharana (Ni Mopeng) dan Kasyappa Matanga (Zhu Falan) yang diundang
oleh kaisar Han Mingdi (57 ¡V 75) melalui utusan kerajaan Han yaitu
Qin Jing dan Cai Yin, yang bertemu dengan mereka di daerah suku Da
Yue. Pada tahun 68 M, mereka tiba di Luo Yang dan tinggal di vihara
Baimasi (Vihara Kuda Putih) serta menterjemahkan Sutra Empat Puluh
Dua Bagian. Sutra ini adalah kitab pertama yang diterjemahkan ke
dalam Bahasa Mandarin.