ASTALOG.COM – Aktivitas penduduk disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis terutama kondisi fisiknya. Kondisi geografi fisik tersebut meliputi kondisi iklim, topografi, jenis dan kualitas tanah serta kondisi perairan. Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tergantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.
Dalam usaha memahami perkembangan lingkungannya, diharapkan manusia dapat mengenali unsur-unsur lingkungan yang memiliki pengaruh pada kehidupannya, baik unsur fisik (alam) atau unsur sosial. Unsur lingkungan fisik disebut sebagai kondisi bentuk geografis, sedangkan unsur lingkungan sosial dalam ilmu geografi lebih mengarah kepada kondisi penduduk yang dipengaruhi kondisi pada geografisnya. Oleh sebab itu, keterkaitan antara kondisi dari geografis dengan kondisi penduduknya sangat erat. Kondisi dari geografis & penduduk tiap wilayah di permukaan bumi berbeda-beda, hal ini bergantung kepada kuantitas dan kualitas unsur pendukung lingkungan yang ada pada suatu wilayah.
Hubungan Antara Kondisi Geografis dengan Keadaan Penduduk
Kondisi bentuk geografis suatu wilayah dengan wilayah lainnya berbeda. Kondisi dari geografis mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi penduduk wilayah tertentu. Oleh sebab itu, manusia dengan segala kecerdasan dan kemauannya berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan geografisnya atau berupaya mengubah kondisi lingkungan itu sesuai dengan kepentingannya. Adanya keragaman kondisi pada geografis tiap wilayah memunculkan corak mata pencaharian, pola-pola permukiman, tradisi, adat-istiadat, dan aspek kehidupan sosial lainnya.
Setiap daerah berdasar Letak Geomorfologis, Geografis, Astronomis, Geologis akan mempengaruhi karakter, mata pencaharian, sosial-budaya, bentuk rumah, atau fisik penduduknya, berdasar itu dapat juga dibedakan atau diidentikkan penduduknya. Orang yang hidup di daerah geografis dataran tinggi, geografis dataran rendah, geografis daerah pantai (pesisir) dari logat/dialek bahasa saja memiliki ciri khas masing-masing.
Misalnya saja orang pantai yang biasa melihat dan mendengar deburan ombak, cara dan volume bicara mereka akan lebih keras, ketimbang mereka yang hidup di daerah geografis dataran tinggi yang senyap ataupun daerah geografis dataran rendah yang biasanya lebih padat penduduknya. Kondisi geografis dapat mempengaruhi dan membedakan setiap orang yang hidup dengan letak morfologis yang berbeda.
Jenis Kehidupan Penduduk Berdasarkan Kondisi Geografisnya
1. Kehidupan Penduduk di Wilayah Pantai
Kehidupan masyarakat di wilayah pantai berkaitan erat dengan laut. Penduduk yang tinggal di wilayah ini biasanya menyelaraskan dirinya sebagai nelayan. Adapun pola permukiman penduduk di wilayah ini berbentuk permukiman yang tersebar secara memanjang (pola linier) mengikuti garis pantai. Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini banyak kawasan di wilayah pantai tumbuh dan berkembang menjadi kota-kota pusat kegiatan ekonomi, sosial-budaya, bahkan pemerintahan, dan pertahanan-keamanan. Di Indonesia, kota-kota pelabuhan yang berkembang pesat, misalnya Jakarta dan Surabaya. Akibatnya aktivitas kehidupan masyarakat di wilayah pantai banyak yang berpindah profesi, misalnya menjadi pedagang, pelayanan jasa, dan lain sebagainya.
2. Kehidupan di Wilayah Geografis Dataran Rendah
Penduduk di daerah geografis dataran rendah bertempat tinggal dengan membentuk pola permukiman dengan bentuk linier yang tersebar sejajar dengan arah jalan dan jalur aliran sungai. Adapun pola pemukiman penduduk di daerah kota terutama yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi memiliki pola permukiman dengan bentuk terpusat atau tersebar melingkari pusat-pusat perekonomian.
3. Kehidupan di Wiayah Pegunungan
Penduduk yang berada di lokasi ini ada yang tinggal dengan membentuk pola permukiman terpusat sekitar lokasi tamasya dan penambangan, ada pula yang bergerombol di sekitar lokasi tanah perkebunan dan kehutanan terutama mereka selalu mendekati daerah-daerah sumber air. Sebagian besar kondisi mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini, berorientasi kepada bidang perkebunan dan kehutanan. Di daerah-daerah yang kondisi lapisan tanahnya banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis mereka beraktivitas di bidang penggalian barang-barang tambang.
Sebagian besar kondisi mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini, berorientasi kepada bidang perkebunan dan kehutanan. Di daerah-daerah yang kondisi lapisan tanahnya banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis mereka beraktivitas di bidang penggalian barang-barang tambang. Untuk wilayah-wilayah pegunungan yang dijadikan kawasan wisata, maka orientasi mata pencaharian penduduk lebih memilih untuk berdagang atau pelayanan jasa.