Kasus Bubarnya Uni Soviet dan Yugoslavia

ASTALOG.COM – Uni Soviet adalah negara terbesar di dunia, dengan luas 22.402.200 km2. Status negara terbesar ini kemudian diteruskan oleh negara penggantinya, Rusia. Luas wilayahnya yang meliputi seperenam daratan di muka bumi hampir sama luasnya dengan Amerika Utara. Seperempat wilayah Uni Soviet berada di Eropa serta menjadi pusat ekonomi dan budaya. Wilayah bagian timurnya di Asia yang jarang berpenduduk memanjang hingga Samudera Pasifik di sebelah timur dan Afganistan di sebelah selatan. Uni Soviet membentang sepanjang lebih dari 10.000 km dari timur ke barat dan hampir 7.200 km dari utara ke selatan, melintasi sebelas daerah waktu.

Uni Soviet juga mempunyai batas negara terpanjang di dunia dengan panjang lebih dari 60.000 km, dua pertiganya adalah garis pantai Samudra Arktik. Uni Soviet berbatasan langsung dengan Afganistan, Cekoslowakia, Finlandia, Hongaria, Iran, Korea Utara, Mongolia, Norwegia, Polandia, Republik Rakyat Tiongkok, Rumania, dan Turki pada tahun 1949–1991. Uni Soviet dan Amerika Serikat dibatasi oleh Selat Bering.

 

Bubarnya Uni Soviet

Menjelang akhir abad 20, dunia dikejutkan dengan perubahan peta politik yang terjadi secara tiba-tiba, pada akhir 1991, negara Uni Soviet yang telah berumur 74 tahun itu runtuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa negara yang sekarang termasuk dalam persemakmuran Uni Soviet (Commonwealth of Independent State/CIS). Bubarnya Uni Soviet ini menandai berakhirnya Perang Dingin dengan kemenangan di pihak AS.

PELAJARI:  Sistem Pendanaan PBB
 

Uni Soviet merupakan federasi negara -negara sosialis komunis yang dirintis berdirinya oleh Lenin dengan kaum Bolsheviknya setelah dapat menggulingkan kekuasaaan Tsar Nicolas II tahun 1917 melalui Revolusi Bolshevik. Tahun 1922 Lenin mengganti Rusia menjadi Uni Soviet dengan Lenin sebagai pemimpinnya. Federasi ini beranggotakan antara lain Rusia, Lithuania, Latvia, Belarusia, Ukraina, Armenia, Georgia, dan Estonia. Mereka disatukan di bawah kekuasaan Partai Komunis Uni Soviet.

Pada masa pasca-Perang Dunia II, imperium-imperium Barat mengalami desintegrasi secara politis. Artinya, kekuasaan mereka berakhir. Bekas jajahan Inggris, Prancis, dan Belanda menjadi negara-negara merdeka seperti India, Indonesia, dan Vietnam. Belum pernah dalam sejarah dunia ada demikian banyak negara “nasional” seperti kini. Satu-satunya imperium yang sampai akhir 1980-an kelihatan masih utuh adalah imperium Uni Soviet atau Rusia.

Bubarnya Uni Sovyet dinilai sebagai runtuhnya ideologi komunisme, ketika sebuah ideologi tak bisa menghidupi sementara tuntutan rakyat masih disekitar urusan ekonomi. Kegagalan Uni Sovyet juga konon disebabkan oleh pemimpin terakhirnya, Mikhail Gorbachev, yang memulai semangat liberasasi politik dan ekonomi dengan tiga programnya yang terkenal, yakni program-programnya: glasnost (keterbukaan politik), perestroika (restrukturisasi ekonomi), dan uskoreniye (percepatan pembangunan ekonomi

PELAJARI:  Peranan Pendidikan Islam Dalam Proses Integrasi bangsa

Ada beberapa hal yang dianggap menjadi faktor penyebab keruntuhan Uni Soviet.
1. Sistem marxisme-komunisme ternyata tidak memiliki kontrol efektif terhadap bidang politik dan ekonomi.
2. Marxisme-komunisme tidak memiliki kelenturan dalam menghadapi perubahan.
3. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi telah memberi peluang kepada negara-negara bagian untuk melepaskan diri dari Uni Soviet.
4. Sistem ekonomi pasar telah mengundang masuknya liberalisme dan kapitalisme yang bertentangan dengan komunisme.
5. Kaum buruh yang merupakan andalan marxisme-komunisme ternyata lebih memihak kapitalisme yang memberikan kebebasan untuk memiliki sesuatu daripada komunis yang tidak mengakui hak individu.

Runtuhnya Yugoslavia

Bangsa Ceko dan Slowakia pada 1918 dipaksa menjadi satu negara, Cekoslowakia. Yugoslavia adalah negara artifisial, yang dibentuk 1918, penggabungan bangsa Serbia, Kroasia, Slovenia, dan beberapa bangsa lain, yang didominasi kekuatan Serbia. Keruntuhan kekuatan komunisme menyebabkan bangsa-bangsa itu ingin menegakkan kemerdekaan, dan pecahlah perang berkepanjangan.

PELAJARI:  Macam-macam Wesel

Runtuhnya Yugoslavia lebih disebabkan nilai dasar komunisme Yugoslavia runtuh dari dalam akibat kesalahan para pemimpinnya. Jika saja Yugoslavia konsistensi melaksankan ideologinya secara taat asas, besar kemungkinan bangsa Yugoslavia dapat mempertahankan ideologi, wawasan kebangsaan dan pertahanan nasionalnya sebagai dasar kehidupan mereka sebagai bangsa.

Dengan kata lain perpecahan negara Yugoslavia adalah cerita tentang tejadinya gerakan separatisme, gerakan untuk memisahkan diri dan merdeka menjadi negara sendiri. Bubarnya Cekoslowakia dan Yugoslavia karena pengaruh runtuhnya Uni Soviet pada 19 Agustus 1991, setelah Mikhail Gorbachev “terseret” arus globalisasi dan menerapkan kebijakan glasnost dan perestroika. Kenyataan itu mengggambarkan kekalahan komunisme dari kapitalisme.

Uni Soviet terdiri atas suku-suku bangsa, yang akhirnya memisahkan diri ketika komunisme berantakan oleh penetrasi globalisasi yang kapitalistik. Salah satu penyebab keruntuhan itu adalah ambruknya komunisme yang semula menjadi perekat. Globalisasi yang kapitalistik telah memorak-porandakan negara yang dulu menjadi musuh bebuyutan Amerika Serikat itu.