Daur Hidup Tumbuhan Paku

ASTALOG.COM – Tumbuhan paku atau pteridophyta merupakan sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati atau tracheophyta tetapi tidak pernah menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya, melainkan hanya melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan dan memperbanyak dirinya. Hal ini menyerupai dengan tumbuhan lumut dan jamur.

Tumbuhan paku memiliki cara hidup yang bermacam-macam, ada yang secara saprofit, epifit, hidup di tanah, atau di air. Tumbuhan ini juga mengalami metagenesis seperti lumut tetapi berbeda pada fase yang dominan. Pada tumbuhan paku, fase yang lebih dominan adalah pada fase sporofit dibandingkan dengan gametofit sehingga tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari merupakan fase sporofit.

 

Pada umumnya, tumbuhan paku banyak hidup pada tempat lembap sehingga disebut sebagai tanaman higrofit. Pada hutan-hutan tropik dan subtropik, tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, tersebar mulai dari tepi pantai sampai ke lereng-lereng gunung, bahkan ada yang hidup di sekitar kawah gunung berapi.

PELAJARI:  Cemoohan dan Teguran

Oleh karena itulah, hampir sebagian besar tempat di dunia ini ditumbuhi oleh tumbuhan paku, kecuali daerah yang bersalju abadi dan lautan. Karena itulah, total spesies tumbuhan paku yang diketahui hingga saat ini sekitar 12.000, dengan perkiraan 1.300 sampai 3000 lebih spesies, di antaranya tumbuhan paku yang tumbuh di kawasan Indonesia dan Malaysia.

Ciri Umum Tumbuhan Paku

  1. Lapisan pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi.
  2. Embrio multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium.
  3. Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh.
  4. Sistem transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral dari dalam tanah.
  5. Struktur tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun.
  6. Akarnya berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi kaliptra.
  7. Batangnya pada umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku tiang) karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, menjalar, atau sedikit tegak.
  8. Daunnya yang muda umumnya melingkar atau menggulung.
  9. Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium disebut sorus, dimana sorus yang masih muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium.
  10. Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Sedangkan, reproduksi seksual (generatif) dilakukan melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium).
PELAJARI:  Macam-macam Wesel

Klasifikasi Daun Tumbuhan Paku

 

Berdasarkan bentuk, ukuran, dan susunannya, daun tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

  1. Mikrofil : merupakan tumbuhan paku berdaun kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel.
  2. Makrofil : merupakan tumbuhan paku berdaun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, dan selnya telah terdiferensiasi.

Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi 2, yaitu:

  1. Tropofil : merupakan daun tumbuhan paku yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis.
  2. Sporofil : merupakan daun tumbuhan paku yang berfungsi untuk menghasilkan spora.

Klasifikasi Tumbuhan Paku berdasarkan Macam Spora yang Dihasilkan

Berdasarkan macam spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi 3, yaitu:

  1. Paku homospora, yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan 1 jenis spora. Contoh: paku kawat (Lycopodium).
  2. Paku heterospora, yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan 2 jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil). Contoh: semanggi (Marsilea) dan paku rane (Selaginella).
  3. Paku peralihan, yaitu tumbuhan paku yang merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama tetapi berbeda jenis kelamin. Contoh: paku ekor kuda (Equisetum debile).
PELAJARI:  Terjadinya Fragmen Okazaki

Daur Hidup Tumbuhan Paku

Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan (metagenesis), yang terdiri dari 2 tahap, yaitu gametofit dan sporofit.  Bentuk generasi gametofit (tumbuhan dengan gamet) dinamakan protalus atau protalium, dengan ciri-ciri antara lain: berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar tetapi memiliki akar semu (rizoid) sebagai penggantinya, tidak berbatang, serta tidak berdaun. Adapun prosesnya, yaitu:

  • Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab.
  • Protalium menghasilkan anteridium (penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (organ penghasil ovum atau sel telur).
  • Baik anteridium maupun arkegonium berukuran mikroskopik, tidak mudah dilihat mata tanpa bantuan alat khusus.
  • Pembuahan sel telur mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah dengan berenang menuju arkegonium untuk membuahi sel telur.
  • Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi sporofit baru.