Sejarah Singkat Jatuhnya Malaka di Tangan Portugis

ASTALOG.COM – Kesultanan Malaka adalah sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di Malaka, Malaysia. Seperti dilasir dari Artikelsiana, kerajaan ini didirikan oleh Parameswara, kemudian mencapai puncak kejayaan di abad ke 15 dengan menguasai jalur pelayaran Selat Malaka, sebelum ditaklukan oleh Portugal tahun 1511. Kejatuhan Malaka ini menjadi pintu masuknya kolonialisasi Eropa di kawasan Nusantara.

Kerajaan ini tidak meninggalkan bukti arkeologis yang cukup untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah, namun keberadaan kerajaan ini dapat diketahui melalui Sulalatus Salatin dan kronik Cina masa Dinasti Ming. Dari perbandingan dua sumber ini masih menimbulkan kerumitan akan sejarah awal Malaka terutama hubungannya dengan perkembangan agama Islam di Malaka serta rentang waktu dari pemerintahan masing-masing raja Malaka. Pada awalnya Islam belum menjadi agama bagi masyarakat Malaka, namun perkembangan berikutnya Islam telah menjadi bagian dari kerajaan ini yang ditunjukkan oleh gelar sultan yang disandang oleh penguasa Malaka berikutnya.

 

Berdirinya Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara, seorang keturunan bangsawan Majapahit. Sebagai raja Islam, Parameswara bergelar Sultan Iskandar Syah. Prameswara memerintah pada tahun 1396-1414.

 

Pemerintahan dan Perkembangan Sosial Ekonomi: Di bawah pemerintahan Iskandar Syah, Kerajaan Malaka mengalami perkembangan pesat. Malaka menjadi pusat perdagangan dan perkembangan agama Islam di Asia Tenggara. Bandar Malaka ramai dikunjungi kapal-kapal dagang dari berbagai daerah. Malaka menjadi bandar transito. Kehidupan rakyat pun makin makmur.

PELAJARI:  Pendiri Kerajaan Kutai

Periode Kejayaan Portugis di Nusantara

Kedatangan orang-orang Eropa pertama di kawasan Asia Tenggara pada awal abad XVI kadang-kadang dipandang sebagai titik penentu yang paling penting dalam sejarah kawasan ini. Pada abad XV bangsa Portugis merupakan salah satu bangsa yang mencapai kemajuan-kemajuan di bidang teknologi. Bangsa Portugis telah dapat membuat kapal-kapal yang lebih layak dan canggih di bandingkan dengan kapal-kapal sebelumnya memungkinkan mereka melakukan sebuah pelayaran dan melebarkan kekuasaaan ke seberang lautan.

Dengan alasan untuk menguasai impor rempah-rempah di kawasan Eropa, bangsa Portugis mencari daerah kawasan penghasil rempah-rempah terbaik. Rempah-rempah di kawasan Eropa merupakan kebutuhan dan juga cita rasa. Selama musim dingin di Eropa, tidak ada salah satu cara pun yang dapat di jalankan untuk mempertahankan agar semua hewan-hewan ternak dapat tetap hidup. Kerena itu banyak hewan ternak yang disembelih dan dagingnya kemudian harus di awetkan. Untuk itulah diperlukan sekali banyak garam dan rempah-rempah.

PELAJARI:  Peran Bank Sentral di Indonesia

Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara menjadi pelabuhan maritim penting bagi Kerajaan Portugis, yang secara reguler menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku. Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka.

Kerajaan Malaka Diserang Portugis

Kesultanan Malaka, setelah mengalami kejayaan yang bisa dibilang tidak terlalu lama, akhirnya pada tahun 1511 diserang oleh tentara portugis di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque, sedangkan kesultanan Malaka saat itu dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah. Serangan ke ibu kota Malaka tersebut dilakukan pada 10 Agustus 1511, hingga pada 24 Agustus 1511 Kesultanan Malaka berhasil ditaklukan Portugis. Sultan Mahmud Syah berhasil melarikan diri ke daerah Bintan dan menjadikan Bintan sebagai pusat pemerintahan baru dan menyusun kekuatan.

Setelah Malaka berhasil dikuasai portugis, maka kesultanan Demak pada bulan Januari 1513 mengirim pasukan untuk membebaskan Malaka dari cengkraman Portugis, Demak mengirim pasukan berkekuatan hingga 100 kapal, dengan kekuatan 5000 pasukan yang dipimpin oleh Patih Yunus. Tetapi serangan dari Demak tersebut berhasil dipatahkan oleh Portugis.

Setelah berhasil menguasai Malaka, Portugis melakukan ekspansi (perluasan wilayah) ke wilayah sekitar Selat Malaka. Pada bulan Juli 1514, pasukan Portugis yang saat itu dipimpin oleh de Albuquerque menyerang tanah Kampar dan berhasil menguasainya. Sehingga Raja Kampar terpaksa tunduk pada Portugis, Raja Kampar menyatakan kesediaan dirinya karena harus menjadi bawahan Portugis.

PELAJARI:  Perkembangbiakan Bakteri Secara Seksual dan Aseksual

Sultan Mahmud Syah setelah berhasil lolos dari penyergapan portugis, dan kembali menyusun kekuatan dalam menghadapi portugis. Pada tahun 1518 hingga 1520 pasukan di bawah pimpinan Sultan Mahmud Syah berusaha menyerang Portugis, namun serangan ini berhasil dipatahkan oleh Portugis.

Di sisi lain, Portugis terus memperkuat posisinya, hingga akhirnya sekutu dari Kesultanan Malaka yaitu Samudra Pasai, ditaklukan oleh Portugis pada tahun 1521. Masih di tahun yang sama, pasukan Portugal yang dibawah pimpinan de Albuquerque, menyerang balik wilayah Bintan dimana Sultan Mahmud Syah berada, tetapi serangan ini berhasil dipatahkan oleh pasukan dari Sultan Mahmud Syah.

Portugis kembali menyerang wilayah Bintan pada 23 Oktober 1526 dan berhasil menguasai Bintan. Sultan Mahmud Syah berhasil lolos dari penangkapan Portugis dan pergi ke Kampar, Sultan wafat dua tahun kemudian.