ASTALOG.COM – Dalam ilmu Biologi dikenal istilah ‘Respirasi‘. Dalam hal ini respirasi diartikan sebagai proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga sel yang merupakan satuan terkecil dari organisme.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai oksidatornya. Ada 2 jenis respirasi yang dikenal, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob adalah proses yang membutuhkan oksigen, tetapi dalam respirasi anaerob, oksigen tidak diperlukan. Oleh karena itu respirasi aerob dan anaerob berbeda dalam hal jumlah energi yang dihasilkan.
Respirasi Aerob
Secara sederhana, respirasi aerob diartikan sebagai sebuah reaksi katabolisme yang memerlukan suasana aerobik dengan demikian dalam prosesnya keberadaan oksigen sangat dibutuhkan. Hasil dari reaksi ini adalah energi dengan jumlah yang besar. Energi tersebut disimpan dalam bentuk energi kimiawi yang dikenal dengan kode ATP. Energi ATP ini akan digunakan oleh sel di dalam tubuh makhluk hidup untuk menunjang beberapa hal seperti pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan kegiatan lainnya. Secara sederhana, rumus yang menggambarkan respirasi aerob adalah:
C6H12 + 6O2 = 6CO2 + 6H2O
Dalam prosesnya, respirasi aerob dapat dibagi ke dalam 3 tahapan yang secara berturut-turut adalah:
- Glikolisis, yaitu proses pemecahan molekul C6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam piruyat atau dikenal dengan rumus kimia C3.
- Siklus krebs, yaitu reaksi CoA atau molekul asetil yang akan menghasilkan oksalosetat dan juga asam sitrat.
- Transpor elektron, yaitu reaksi reduksi atau oksidasi NADH2 dan molekul FADH2 yang pada akhirnya menghasilkan H2O juga energi berupa ATP.
Respirasi Anaerob
Proses respirasi anaerobik juga dikenal sebagai fermentasi. Respirasi anaerobik dimulai dengan cara yang sama sebagai respirasi aerobik, tetapi berhenti bagian perjalanan melalui jalur karena oksigen tidak tersedia untuk itu untuk menyelesaikan proses respirasi aerobik. Jenis respirasi selular membuat banyak sedikit ATP dan juga melepaskan produk sampingan dari salah satu asam laktat atau alkohol. Seperti respirasi aerobik, respirasi anaerobik terjadi di mitokondria.
Perbedaan antara Respirasi Aerob dan Anaerob
Berdasarkan pembahasan singkat di atas mengenai kedua jenis respirasi ini, maka berikut ini detil perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob:
- Respirasi aerob menggunakan molekul oksigen, sedangkan respirasi anaerob tidak menggunakan oksigen.
- Proses pada respirasi aerob adalah dengan membongkar glukosa menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H2O), sedangkan proses pada respirasi anaerob adalah dengan membongkar glukosa menjadi triosa dan molekul persenyawaan organik lainnya.
- Respirasi aerob dapat menjerat sekitar 50% dari energi kimia yang terdapat dalam molekul glukosa, sedangkan pada respirasi anaerob hanya dapat menjerat energi kimia dalam jumlah yang sedikit.
- Respirasi aerob berlangsung pada hampir seluruh makhluk hidup, sedangkan respirasi anaerob berlangsung dalam sel mikroorganisme, embrio, dan sel-sel neoplasmik atau jaringan baru yang ditambahkan pada kondisi patologik.
- Enzim yang berperan dalam respirasi aerob terdapat pada mitokondria, sedangkan enzim yang berperan dalam respirasi anaerob terdapat pada sitoplasma.
- Respirasi aerob menghasilkan energi dalam jumlah yang besar, yaitu 36 ATP, sedangkan pada reaksi anaerob hanya menghasilkan energi dalam jumlah kecil, yaitu 2 ATP.
Kesimpulan
Respirasi aerobik jauh lebih efisien dalam membuat ATP dari respirasi anaerobik. Tanpa oksigen, Siklus Krebs dan Rantai Transportasi Elektron dalam respirasi selular bisa didukung dan tidak akan bekerja lagi. Hal ini akan memaksa sel untuk menjalani jauh kurang efisien respirasi anaerobik. Saat respirasi aerobik dapat menghasilkan hingga 36 ATP, respirasi anaerob hanya dapat memiliki keuntungan bersih sebesar 2 ATP.