Faktor-faktor Yang Memicu Kesadaran Bersama Bangsa-bangsa di Asia Afrika

ASTALOG.COM – Munculnya rasa kesadaran di Asia Afrika disebabkan karena munculnya paham-paham baru. Kesadaran dalam arti luas bisa sebagai kesadaran akan merebut kembali kekuasaan negara yang merdeka dan berdaulat atau yang biasa disebut sebagai rasa Nasionalisme.

Sejak abad 19 dan abad 20, sudah  muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia. Selain karena munculnya paham-paham baru, rasa nasionalisme juga muncul karena faktor internal dan eksternal. 

 

Sebelum membahas faktor internal dan eksternal, mari kita bahas paham-paham baru yang bermunculan sehingga menyebabkan munculnya rasa kesadaran atau nasionalisme Asia Afrika.

Paham-paham Baru

1. Liberalisme
Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan individu. Istilah liberalisme berasal dari bahasa Latin, libertas, yang artinya kebebasan,sedangkan dalam bahasa Inggris, liberty, artinya kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan individu untuk memiliki tempat tinggal, mengeluarkan pendapat, dan berkumpul.
Pada hakikatnya, paham liberalisme ini timbul karena reaksi terhadap penindasan yang dilakukan oleh kaum bangsawan dan kaum agama di zaman absolute monarchie. Orang ingin melepaskan dirinya dari kekangan manusia, ini dikemukakan oleh Rousseau dalam bukunya Du Contrat Sosial.
PELAJARI:  Komponen-komponen Peta
 

2. Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang menghendaki suatu masyarakat yang disusun secara kolektif agar menjadi suatu masyarakat yang sejahtera/bahagia. Kata sosialisme berasal dari bahasa Latin, socius,artinya kawan. Tujuan sosialisme adalah mewujudkan masyarakat sosialis dengan jalan mengendalikan secara kolektif sarana produksi dan memperluas tanggung jawab negara bagi kesejahteraan rakyat.

Tokoh pemikir sosialisme adalah Robert Owen, seorang pengusaha Inggris yang menulis buku A New of Society an Essay on the Formation of Human Character. Ia adalah orang yang pertama menggunakan istilah sosialisme.

Tokoh lainnya adalah Saint Simon, Piere Proudon, Charles Fourier, Karl Marx. Seorang yang dikenal sebagai Bapak Sosialisme adalah Karl Marx dalam tulisannya DasKapital yang mengatakan bahwa sejarah masyarakat merupakan perjuangan-perjuangan kelas, semboyan mereka “bersatulah kaum proletar sedunia.” Titik berat dari paham ini adalah pada masyarakat bukan individu, dan dalam hal ini sosialisme merupakan lawan dari liberalisme.

3. Pan-Islamisme
Pan-Islamisme adalah paham yang bertujuan untuk menyatukan umat Islam sedunia. Paham ini berasal dari gagasan Jamaluddin al Afgani (1839 – 1897). Ide tersebut sebenarnya secara samar-samar pernah dicanangkan oleh At Tahtawi (1801 – 1873), seorang tokoh pembaharu Islam Mesir. Ia sudah menyebutkan dua ide yaitu Islam dan patriotisme.

PELAJARI:  Apa Keuntungan Tinggal di Daerah Beriklim Tropis?

Ia menegaskan bahwa antara ide Islam dan patriotisme tidak bertentangan. Dua ide tersebut kemudian menjelma menjadi dua bentuk persaudaraan, yaitu persaudaraan (ukhuwah) Islamiah dan persaudaraan (ukhuwah) wathaniah.

4. Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos,artinya rakyat, dan kratos, artinya pemerintahan. Jadi, demokrasi dalam arti sempit adalah pemerintahan di tangan rakyat. Dalam arti luas, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota masyarakat untuk ikut memengaruhi keputusan politik baik langsung atau tidak langsung.

Kondisi yang memengaruhi terciptanya demokrasi adalah adanya kesepakatan bersama dalam masalah yang fundamental dan upaya yang memungkinkan kebebasan politik tumbuh di tengah negara. Demokrasi mula-mula diterapkan di Yunani Kuno, yakni demokrasi langsung, kemudian berkembang ke negara Eropa lainnya, dan akhirnya ke Indonesia.

5. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air yang ditimbulkan oleh persamaan tradisi yang berkaitan dengan sejarah, agama, bahasa, kebudayaan, pemerintahan, tempat tinggal dan keinginan untuk mempertahankan dan mengembangkan tradisinya sebagai milik bersama dari anggota bangsa itu sebagai kesatuan bangsa.

PELAJARI:  Latar Belakang Terjadinya Gerakan APRA

Faktor Internal dan Eksternal

a.    Faktor internal
Faktor-faktor dari dalam yang mendorong kesadaran nasionalisme adalah sebagai berikut.
1.Perlakuan diskriminatif dari kolonial dan imperialis Barat (Belanda) menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan terhadap rakyat Indonesia yang akhimya menimbulkan perasaan senasib.
2.Adanya kenangan kejayaan masa lalu.
3.Timbulnya kaum cerdik pandai akibat adanya politik etis.
4.Lahimya kelompok terpelajar Islam.
5.Kesadaran bangsa Indonesia akan harga dirinya sebagai suatu bangsa yang ingin hidup bebas dan merdeka seperti bangsa-bangsa yang lain.
b.Faktor eksternal
Faktor-faktor dari luar yang mendorong kesadaran nasionalisme adalah sebagai berikuL
1.Munculnya fase kesadaran pentingnya semangat nasional dan perasaan senasib.
2. Peristiwa Perang Dunia I menyadarkan para terpelajar mengenai penentuan nasib sendiri.
3.Munculnya dorongan untuk melawan imperialisme Barat karena adanya konflik ideologi antara kapitalisme/imperialisme dan sosialisme/komunisme.
4.Lahirnya nasionalisme di Asia dan Afrika memberi inspirasi kaum terpelajar di Indonesia bahwa imperialisme harus dilawan melalui organisasi modem.
5.Kemenangan Jepang atas Rjsia tahun 1904-1905, telah menyadarkan bangsa Asia, khususnya Indonesia, akan kekuatan dan kemampuannya sebagai bangsa Asia yang telah mampu rnengalahkan bangsa Eropa yang selalu menganggap bangsa yang super.