ASTALOG.COM – Kalian pasti mengenal penyakit malaria. Salah satu penyakit yang cukup berbahaya ini disebabkan oleh gigitan nyamuk. Nyamuk yang menyebabkan penyakit malaria ini disebabkan oleh suatu genus protozoa parasit yang dikenal dengan nama Plasmodium. Parasit ini sentiasa mempunyai 2 inang dalam siklus hidupnya, yaitu pada vektor nyamuk dan inang vertebra.
Plasmodium biasanya akan menginfeksi sel-sel darah merah pada mamalia termasuk manusia, burung, dan reptil, yang terjadi hampir di seluruh belahan dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis. Malaria akan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Serangga lainnya dan beberapa jenis tungau juga dapat mengirimkan serangan malaria pada hewan lainnya.
Evolusi Plasmodium
Plasmodium berkembang sekitar 130 juta tahun yang lalu, bersamaan dengan perkembangan angiosperma (tumbuhan berbunga) yang cepat. Perkembangan pada angiosperma dipercaya disebabkan oleh sekurang-kurangnya satu kejadian penyalinan genom. Kemungkinan peningkatan dalam bunga mendorong kepada peningkatan jumlah nyamuk dan hubungan mereka dengan vertebra.
Dipercaya juga bahwa Plasmodium yang berubah dari parasit yang disebarkan melalui jalur tinja (orofekal) yang menjangkiti dinding usus halus. Pada satu tingkat, parasit ini telah mengembangkan kemampuan untuk menjangkiti hati. Pola ini dapat dilihat pada genus Cryptosporidium yang terkait jauh dengan Plasmodium. Pada satu tingkat leluhur, Plasmodium telah mengembangkan kemampuan menjangkiti sel darah.
Selain darah, nyamuk ternyata hidup dengan menghisap madu. Darah hanya diperlukan oleh nyamuk betina sebelum bertelur karena kandungan protein dalam madu amat rendah. Selain itu, dipercaya bahwa reptilia merupakan kelompok pertama yang dijangkiti oleh Plasmodium diikuti oleh burung. Parasit ini kemudian menyebar pada satu masa ketika primata dan hewan pengerat turut dijangkiti yang kemungkinannya tertular dari spesies burung.
5 Spesies Plasmodium yang Menyebabkan Malaria pada Manusia
- Plasmodium vivax : memproduksi bentuk penyakit malaria yang paling luas
- Plasmodium ovale : relatif jarang memproduksi bentuk penyakit malaria
- Plasmodium falciparum : memproduksi penyakit malaria dengan gejala yang paling parah
- Plasmodium malariae
- Plasmodium knowlesi
Plasmodium pada Hewan
- Plasmodium reichenowi dan Plasmodium gaboni yang telah diisolasi dari simpanse.
- Plasmodium falciparum, Plasmodium gaboni, dan spesies lainnya telah diisolasi dari gorila.
- Plasmodium mexicanum dan Plasmodium floridense pada reptil.
- Plasmodium relictum dan Plasmodium juxtanucleare pada burung.
Daur Hidup Plasmodium sp
- Nyamuk Anopheles betina yang mengandung sporozoit Plasmodium sp. menggigit manusia, dan meninggalkan sporozoit di dalam jaringan darah manusia.
- Melalui aliran darah, sporozoit masuk ke jaringan hati (liver). Sporozoit bereproduksi secara aseksual (pembelahan biner) berkali-kali, dan tumbuh menjadi merozoit.
- Merozoit menggunakan kompleks apeks (ujung sel) untuk menembus sel darah merah (eritrosit) penderita.
- Merozoit tumbuh dan bereproduksi aseksual (pembelahan biner) secara berulang-ulang sehingga terdapat banyak merozoit baru. Merozoit baru ini disebut juga tropozoit. Tropozoit keluar setelah memecah sel darah merah dan menginfeksi sel darah merah lainnya, secara berulang-ulang dengan interval 48 – 72 jam (tergantung pada spesiesnya). Akibatnya, penderita mengalami demam dan menggigil secara periodik.
- Di dalam jaringan darah, beberapa merozoit membelah dan membentuk gametosit jantan (mikrogametosit) dan gametosit betina (makrogametosit).
- Bila nyamuk Anopheles betina lainnya menggigit dan mengisap darah penderita, maka mikrogametosit maupun makrogametosit berpindah dan masuk ke dalam saluran pencernaan nyamuk.
- Di dalam saluran pencernaan nyamuk, mikrogametosit tumbuh menjadi mikrogamet, dan makrogametosit tumbuh menjadi makrogamet.
- Mikrogamet dan makrogamet mengalami fertilisasi sehingga terbentuk zigot diploid (2n) yang disebut juga ookinet. Peristiwa ini merupakan reproduksi secara seksual.
- Ookinet masuk ke dalam dinding usus nyamuk membentuk oosista yang berdinding tebal. Di dalam oosista berkembang ribuan sporozoit.
- Sporozoit keluar dari dinding usus dan berpindah ke kelenjar ludah nyamuk. Sporozoit akan mengalami siklus yang sama saat nyamuk menginfeksi orang sehat lainnya.
Dari poin-poin tersebut dapat diketahui bahwa Plasmodium sp menunjukkan 3 siklus hidup, yaitu tahap gametosit, sporozoit, dan merozoit. Gametosit dalam nyamuk berkembang menjadi sporozoit. Para sporozoit yang ditularkan melalui air liur nyamuk masuk ke dalam aliran darah manusia. Dari sana mereka memasuki sel parenkim hati, di mana mereka membagi dalam bentuk merozoit. Para merozoit yang dilepaskan ke dalam aliran darah dan menginfeksi sel-sel darah merah.
Divisi perkembangbiakan yang cepat menghasilkan merozoit yang menghancurkan sel darah merah, dan merozoit baru kemudian menginfeksi sel darah merah baru. Beberapa merozoit dapat berkembang menjadi gametosit, yang dapat dicerna oleh nyamuk lain, yang kemudian memulai siklus hidup lagi. Sel-sel darah merah dihancurkan oleh merozoit membebaskan racun yang menyebabkan siklus dingin-dan-demam periodik yang merupakan gejala khas dari malaria.