ASTALOG.COM – Dilansir dari wikipedia, Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Tanaman yang ditanam bukanlah tanaman yang menjadi makanan pokok maupun sayuran untuk membedakannya dengan usaha ladang dan hortikultura sayur mayur dan bunga, meski usaha penanaman pohon buah masih disebut usaha perkebunan. Tanaman yang ditanam umumnya berukuran besar dengan waktu penanaman yang relatif lama, antara kurang dari setahun hingga tahunan.
Perkebunan dibedakan dari agroforestri dan silvikultur (budidaya hutan) karena sifat intensifnya. Dalam perkebunan pemeliharaan memegang peranan penting; sementara dalam agroforestri dan silvikultur, tanaman cenderung dibiarkan untuk tumbuh sesuai kondisi alam. Karena sifatnya intensif, perkebunan hampir selalu menerapkan cara budidaya monokultur, kecuali untuk komoditas tertentu, seperti lada dan vanili. Penciri sekunder, yang tidak selalu berlaku, adalah adanya instalasi pengolahan atau pengemasan terhadap hasil panen dari lahan perkebunan itu, sebelum produknya dipasarkan. Perkebunan dibedakan dari usaha tani pekarangan terutama karena skala usaha dan pasar produknya.
Ukuran luas perkebunan sangat relatif dan tergantung volume komoditas yang dihasilkan. Namun, suatu perkebunan memerlukan suatu luas minimum untuk menjaga keuntungan melalui sistem produksi yang diterapkannya. Kepemilikan lahan bukan merupakan syarat mutlak dalam perkebunan, sehingga untuk beberapa komoditas berkembang sistem sewa-menyewa lahan atau sistem pembagian usaha, seperti Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Tanaman perkebunan yang ditanam pada umumnya berukuran besar dengan waktu penanaman yang relatif lama, antara kurang dari setahun hinga bertahun-tahun.
Komoditas perkebunan yang mengusahakan tanaman keras atau industri seperti kakao, kelapa sawit, teh atau tanaman hortikultura seperti pisang, anggur, dan anggrek. Pengertian dalam Indonesia, “perkebunan” dapat mencakup plantation ataupun orchard.
Perkebunan Tropika dan Subtropika
Pada daerah tropika dan subtropika, perkebunan mencakup komoditas tanaman semusim maupun tahunan. Berikut merupakan daftar komoditas perkebunan, menurut produknya.
1. Tanaman Industri Semusim
Tanaman semusim adalah tanaman yang hanya mampu tumbuh selama semusim pada tahun tersebut atau dapat dikatakan tanaman tahunan yang dapat dipanen cepat sebelum musim berakhir. Jenis tanaman perkebunan semusim tidaklah sebanyak tanaman perkebunan tahunan.
Contoh tanaman perkebunan tahunan yakni:
a. Serat kapas (Gossypium sp)
b. Serat goni serta bunga rosela (Habiscus sabdariffa)
c. Gula tebu yang dihasilkan dari perasan batang tebu
d. Daun Tembakau (Nicotiana sp)
2. Tanaman Industri Tahunan
Tanaman tahunan merupakan tanaman yang mampu tumbuh lebih dari dua tahun. Tanaman industri tahunan pada umumnya merujuk pada tanaman berkayu keras untuk membedakan antara semak dan rerumputan yang dapat dikatakan merupakan tanaman tahunan juga. Tanaman industri tahunan mampu dipanen beberapa kali sebelum pada akhirnya mengalami penurunan hasil dan tak produktif lagi secara ekonomi, dan pada akhirnya harus ditebang kemudian diganti tanaman baru.
Contoh dari beberapa tanaman industri tahunan yakni:
a. Karet (Havea brasiliensis)
b. Kulit dan batang kina (Cinchona)
c. Biji dan bubuk kopi (Coffea, sp)
d. Biji dan serbuk kakao (Theobroma cacao)
e. Teh (Camellia sinensis)
Ada juga produk tanaman industri tahunan lain yang ditanam pada skala kecil dan kurang intensif, tetapi dikumpulkan lalu diolah sebagai produk perkebunan. Komoditas ini biasanya diolah oleh “perkebunan rakyat” dan perbedaannya dengan usaha tani pekarangan menjadi kabur. Berikut adalah beberapa di antaranya.
a. Biji pala dan salut bijinya (Myristica fragrans)
b. Buah dan bubuk merica (Piper nigrum)
c. Serat kapuk (Ceiba pentandra)
d. Kacang mete (Anacardium occidentale)
e. Bubuk vanili (Vanilla planifolia)
2. Perkebunan Subtropika dan Iklim Sedang
Perkebunan pada kawasan ini lebih banyak tergolong sebagai orchard, bukan plantation. Selain itu, tak ada yang merupakan tanaman semusim, karena yang semusim biasa digolongkan sebagai tanaman ladang (field crop), seperti tembakau juga kapas. Bahkan juga meskipun dapat menghasilkan produk yang mirip dengan perkebunan di kawasan tropika, seperti gula yang dihasilkan dari bibit gula untuk daerah beriklim sedang, sementara untuk daerah tropika dihasilkan dari tebu. Contoh yang lain adalah minyak masak yang dihasilkan dari ladang kanola atau bunga matahari di daerah beriklim sedang, sementara untuk kawasan tropika kebanyakan dihasilkan dari kelapa sawit serta kelapa.
Komoditas perkebunan yang dihasilkan pada kawasan ini kebanyakan buah-buahan, yang beberapa diantaranya adalah:
a. Buah apel (Malus domestica)
b. Buah aprikot (Prunus americana)