ASTALOG.COM – Bencana atmosfer adalah tekanan pada titik manapun di atmosfer bumi. Berikut bencana-bencana atmosfer adalah :
1. Hujan Asam
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbon dioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
2. El Nino – La Nina
El-Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan air laut di pantai Peru-Equador (Amerika Selatan). Gejala ini dapat mengakibatkan gangguan iklim secara global. Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin, karena adanya arus naik dari dasar laut ke permukaan laut, yang dikenal dengan istilah ‘up welling’. Menurut bahasa setempat, El-Nino berarti bayi laki-laki (Yesus), karena munculnya di sekitar hari Natal (akhir Desember).
Proses terjadinya El-Nino adalah sebagai berikut. Pada saat-saat tertentu air laut yang panas dari perairan Indonesia bergerak ke arah timur menyusuri equator, hingga sampai ke pantai barat Amerika Selatan (Peru-Equador). Pada saat yang bersamaan, air laut yang panas dari Amerika Tengah bergerak ke arah selatan, hingga sampai di pantai barat Peru-Equador. Akhirnya akan terjadi pertemuan antara air laut yang panas dari Indonesia dengan air laut yang panas dari Amerika Tengah di pantai barat Peru-Equador, dan berkumpullah masa air laut panas dalam jumlah yang besar dan menempati daerah yang luas.
La-Nina merupakan kebalikan dari El-Nino. La-Nina menurut bahasa penduduk Amerika Latin berarti bayi perempuan. Proses terjadinya adalah sebagai berikut.
Pada saat El-Nino mulai melemah dan air laut yang panas di pantai Peru-Equador kembali bergerak ke barat, air laut itu suhunya kembali seperti semula (dingin) dan kembali muncul ‘up welling’, atau kondisi cuaca kembali normal. Dengan kata lain La-Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El-Nino.
Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akhirnya akan sampai di Indonesia. Akibatnya wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (-) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut banyak membawa uap air. Akibatnya, Indonesia akan terjadi hujan lebat. Hujan lebat dapat menimbulkan berbagai bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
3. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca merupakan gejala atmosferik yang ditandai dengan meningkatnya suhu udara di bumi karena makin banyaknya zat pencemar (polutan) dalam udara. Industri yang jumlahnya makin banyak, demikian juga kendaraan bermotor dan alat-alat kebutuhan manusia yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin, solar, minyak tanah, batu bara, dan bahan-bahan sejenis, akan menghasilkan gas buang (polutan) CO2, CO, HC, NO2, HCl, H2S, NH4, dan HF.
Bila jumlah gas-gas tersebut dalam udara berlebihan dan mengganggu kehidupan, maka dikatakan telah terjadi pencemaran udara. Daerah yang udaranya telah tercemar menjadi daerah yang tidak nyaman untuk tempat tinggal.
Di samping itu, banyaknya CO2 dan gas-gas polutan lain dalam udara menyebabkan sinar matahari yang sampai di bumi dan akan dipancarkan kembali ke angkasa, sebagian tertahan oleh gas-gas itu, kemudian dikembalikan lagi ke bumi. Akibatnya adalah suhu udara di bumi makin panas. Gejala ini disebut efek rumah kaca (greenhouse effect).
Suhu udara di bumi yang meningkat akan menimbulkan akibat berantai, yaitu : es di kutub mencair ; karena es mencair, maka permukaan air laut naik ; karena permukaan air laut naik, maka daerah pertanian di tepi pantai hingga ketinggian tertenti terendam air, sehingga produksi bahan pangan berkurang ; produksi bahan pangan berkurang padahal jumlah penduduk terus bertambah, maka akan terjadi bencana kelaparan.
4. Lubang Ozon
Seiring berjalannya waktu, pertambahan jumlah oenduduk dan kemajuan industri serta pembangunan mengakibatkan lapisan ozon ini mulai berlubang. Lubang ozon ini sangat merisaukan karena dengan berkurangnya kadar ozon berarti semakin bertambah sinar UV-B yang akan sampai ke bumi. Dampak bertambahnya sinar UV-B ini akan sangat besar terhadap mahluk hidup di bumi.
Terjadinya lubang ozon ini diakibatkan adanya peningkatan kadar NOx dari pembakaran bahan bakar pesawat, naiknya kadar N2O karena akibat pembakaran biomassa dan penggunaan pupuk, dimana N2O ini merupakan sumber terbentuknya NO.
5. Global Warming
Pemanasan global atau yang sering juga disebut global warming adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab. kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.