Sebab Lahirnya Konferensi New Delhi

ASTALOG.COM – Perjuangan Bangsa Indonesia melawan Belanda bukan tanpa pengorbanan dan perjuangan yang keras untuk akhirnya bisa mencapai kemerdekaan.

Bangsa Indonesia melakukan perlawanan dengan meminta bantuan dari Negara-negara lain yang bersedia membantu Indonesia saat itu salah satunya India. 

 

India termasuk dalam salah satu daftar negara yang juga dijajah oleh bangsa lainnya, oleh karena memiliki status yang sama dengan Indonesia sebagai bangsa yang terjajah, maka India dengan senang hati membantu Indonesia pasca terjadinya agresi militer Belanda ke-II.

Seperti yang kita ketahui, saat terjadinya agresi militer belanda ke II. Pada tanggal 20 Desember 1948, seluruh Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Setelah dapat menguasai kota, Belanda mulai mengamankan para pemimpin RI. Presiden dan wakil Presiden serta beberapa menteri seperti Sjahrir dan Agoes Salim diasingkan ke Prapat. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta kemudian dipindahkan ke Bangka.

 

Pengasingan yang terpisah ini sengaja dilakukan Belanda untuk memecah persatuan dari para pemimpin Republik Indonesia. Dengan pengasingan yang terpisah, pemimpin- pemimpin Republik Indonesia tidak dapat berkomunikasi satu sama lain sehingga kemungkinan memulihkan keadaan negara semakin kecil.

PELAJARI:  Karakteristik Retikulum Endoplasma (RE)

Berita di serangnya wilayah Republik Indonesia oleh Belanda sampai di dunia internasional. Dalam laporan tersebut KTN juga melaporkan bahwa Belanda telah melanggar Perjanjian Renville yang telah ditandatangani sebelumnya.

Berbagai pihak mulai bersuara dan memberikan tanggapan terhadap tindakan Belanda tersebut salah satunya adalah India. Pemerintah India yang  diwakili oleh Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru menyatakan apa yang dilakukan Belanda telah menyalahi hasil dari perjanjian. Dan akhirnya sebagai salah satu tindakan dari India untuk mendukung Indonesia maka lahirlah konferensi Asia di New Delhi

Konferensi Asia di New Delhi

Konferensi Asia di New Delhi di selenggarakan pada tanggal 20-25 Januari 1949. Dalam konferensi tersebut hadir 19 negara termasuk utusan dari Mesir, Italia, dan New Zealand. Wakil-wakil dari Indonesia antara lain Mr. Utoyo Ramelan, Sumitro Djoyohadikusumo, H. Rosyidi, dan lain-lain.

Hasil konferensi meliputi:

a. Pengembalian Pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta,
b. Pembentukan pemerintahan ad interim sebelum tanggal 15 Maret 1949,
c. Penarikan tentara Belanda dari seluruh wilayah Indonesia, dan
d. Penyerahan kedaulatan kepada Pemerintah Indonesia Serikat paling lambat tanggal 1 Januari 1950.

PELAJARI:  Bentuk Mobilitas Penduduk di Indonesia

Menanggapi rekomendasi Konferensi New Delhi, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sebuah resolusi tanggal 28 Januari 1949 yang isinya:

a. penghentian operasi militer dan gerilya,
b. pembebasan tahanan politik Indonesia oleh Belanda,
c. pemerintah RI kembali ke Yogyakarta, dan
d. akan diadakan perundingan secepatnya.

Dampak Konferensi Asia di New Delhi sangat jelas. Indonesia semakin mendapat dukungan internasional dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda.

Dukungan dari Negara Lain

Selain India, dalam konferensi Asia di New Delhi ada juga negara lain yang ikut mendukung Indonesia untuk terlepas dari Belanda dengan mendukung terselenggaranya konferensi ini. Beberapa negara tersebut yaitu :

1. Selandia Baru (New Zealand)

Selandia Baru termasuk negara yang mendukung diadakannya Konferensi Asia di New Delhi. Meskipun tidak memiliki kedekatan sejarah seperti India dan Indonesia, Selandia Baru juga menaruh simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia. Pemerintah Selandia Baru juga menyatakan kekagumannya kepada negara-negarayang ikut dalam konferensi tersebut.
Bersatunya negara-negara di Asia untuk ikut serta menyelesaikan konflik di Indonesia membuktikan bahwa bangsa-bangsa di Asia sudah tidak dapat dipandang sebelah mata. Bangsa- bangsa di Asia akan melakukan segala cara untuk melawan semua bentuk imperialisme bangsa asing yang bermaksud menjajah. Karena itu Pemerintah Selandia Baru menganggap bahwa hubungan baik antara barat dan timur harus dibangun. Konflik yang terjadi di Indonesia dapat membuat hubungan negara-negara barat dan negara di Asia menjadi buruk, karena itu konflik harus segera diselesaikan.
2. Thailand
Seperti juga Selandia Baru, Pemerintah Thailand juga menyatakan dukungannya untuk konferensi di New Delhi. Dalam harian Pelita Rakjat tanggal 8 Januari 1949 disebutkan bahwa awalnya Pemerintah Thailand tidak akan mengirimkan wakil ke konferensi tersebut. Keterangan ini kemudian dibatalkan beberapa hari kemudian.
Dalam keterangan terbaru, Pemerintah Thailand akan mempertimbangkan undangan dari Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dan akan mengirimkan peninjau ke konferensi tersebut.
Masih banyak negara lain yang mendukung diadakannya Konferensi Asia ini seperti Pakistan, Negara Arab, Filipina, Burma, China dan Australia.