ASTALOG.COM – Kata kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta “Buddhayah” yaitu bentuk jamak dari “Buddhi” yang artinya budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal.
Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990) dijelaskan bahwa kebudayaan merupakan himpunan keseluruhan dari semua cara manusia berpikir, berperasaan, dan berbuat, serta segala sesuatu yang dimiliki manusia sebagai anggota masayarakat, yang dapat dipelajari, dan dialihkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
Misalnya, saat kita berkunjung ke suatu kampung yang memberlakukan wajib lapor kepada kepala RT jika kita ingin berkunjung lebih dari 2 x 24 jam, maka kita harus melaporkan diri kepada kepala RT setempat.
Perilaku, aturan, nilai, norma, kepercayaan dan adat istiadat merupakan bagian dari kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Misalnya, suku- suku di Indonesia, mereka memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda antara satu suku dengan suku-suku lainnya. Melalui kebudayaan itu, dapat terlihat ciri khas setiap suku. Oleh karena itu, kita seharusnya mengetahui tentang kebudayaan bangsa yang beranekaragam hingga dapat menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan dan cara-cara beradaptasi terhadap lingkungan. Hal ini bertujuan agar keberadaan kita dapat diterima dalam suatu kelompok masyarakat.
Sifat-sifat Interaksi Sosial Budaya dalam Kehidupan Masyarakat
Manusia melakukan interaksi dengan orang lain, karena tidak dapat mencukupi semua kebutuhan hidupnya sendiri. Contoh: saat kita akan makan, dari mana kita memperoleh nasi, siapa yang menanam padi, siapa yang menggiling padi, dan siapa yang mengantar beras sampai di rumah kita untuk di masak ? Contoh tersebut, merupakan hal sederhana yang kita hadapi setiap hari. Itu adalah salah satu bukti, betapa pentingnya interaksi dengan sesama.
Makan bersama, merupakan media yang baik untuk berinteraksi dalam keluarga. Interaksi juga merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai contoh, ayah, ibu, dan anak-anak, memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai keluarga bahagia dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut, semua anggota keluarga tentu harus berinteraksi dengan baik, sehingga masing-masing saling memahami dan membantu. Interaksi di sekolahmu juga merupakan contoh lain interaksi antarmanusia, untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya, interaksi antara pengurus kelas yang membicarakan tentang aktivitas sosial yang akan dilakukan selama satu tahun.
Dalam berinteraksi, tidak semua orang mengarah pada kebersamaan atau persatuan. Kamu mungkin menemukan sifat interaksi yang mengarah kepada perpecahan, seperti: pertengkaran antarorang disekitar tempat tinggalmu, tawuran pelajar, perang antara Indonesia dan Jepang pada masa lalu, dan lain sebagainya. Interaksi yang mengarah kepada persatuan, disebut juga interaksi yang bersifat asosiatif. Sedangkan interaksi manusia yang terjadi mengarah kepada perpecahan, disebut dengan interaksi disosiatif.
Kehidupan manusia berlangsung selalu berubah-ubah atau dinamis. Interaksi yang positif pada waktu lalu, dapat berubah menjadi interaksi negatif pada saat ini. Interaksi yang positif pada saat ini, diwaktu lain dapat berubah menjadi interaksi negatif.
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
a. Kerjasama (cooperation)
Kerjasama adalah bentuk utama dari proses interaksi sosial, karena pada dasarnya, interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama. Sebagai contoh dalam kegiatan ekonomi, kita dapat mengamati berbagai kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Koperasi Sekolah, PT, dan CV, merupakan contoh kerjasama dalam interaksi asosiatif.
b. Akomodasi (accommodation)
Akomodasi adalah proses penyesuaian sosial dalam interaksi antar-individu dan antar-kelompok, untuk meredakan pertentangan. Romusha, merupakan contoh pemaksaan pada rakyat Indonesia di masa lalu. Apakah rakyat Indonesia, rela melakukan kerja paksa tersebut ? Tentu saja mereka merasa keberatan, dengan pelaksanaan kerja paksa. Mereka terpaksa bersedia melakukan kerja paksa, karena merupakan pilihan paling aman untuk kehidupan mereka.
c. Asimilasi (assimilation)
Asimilasi merupakan proses ke arah peleburan kebudayaan, sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal yang menjadi milik bersama. Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan yang terdapat antara beberapa orang atau kelompok.
d. Akulturasi (acculturation)
Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.