ASTALOG.COM – Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia ke wilayah nusantara merupakan salah satu bagian unik dari sejarah asal usul keberadaan bangsa Indonesia ini. Nenek moyang yang merupakan cikal bakal dari keberadaan kita saat ini tentu harus kita kenali meskipun hanya dari sekedar pengetahuan saja. Itulah gunanya mempelajari sejarah agar kita sebagai manusia yang berbudi pekerti bisa mengenali asal usul kita sendiri dan tidak melupakan sejarah, sebab kehidupan masa kini tidak akan pernah terjadi tanpa adanya kehidupan dari masa lampau yang telah menjadi sejarah.
Menurut pendapat salah satu ahli sejarah, yaitu Paul dan Fritz Sarasin, penduduk asli Indonesia adalah suatu ras yang berkulit gelap dan bertubuh kecil. Ras ini pada awalnya mendiami Asia bagian Tenggara yang saat itu masih bersatu sebagai daratan pada zaman es atau periode glasial. Namun, setelah periode es berakhir dan es mencair, maka dataran tersebut kemudian terpisah oleh lautan yaitu laut China Selatan dan laut Jawa. Akibatnya, daratan yang tadinya bersatu kemudian terpisah menjadi daratan utama Asia dan Kepulauan Indonesia. Penduduk asli tinggal di daerah pedalaman dan penduduk pendatang tinggal di daerah pesisir.
Gelombang 1 ~ Kedatangan bangsa Vedda (Austro Melanosoid)
Berdasarkan penelitian sejarah, maka diketahui bahwa keturunan yang mendiami wilayah Asia Tenggara dikenal sebagai bangsa Vedda yang dikelompokkan sebagai orang “negrito” atau “negroid” dimana ciri-ciri fisiknya hampir sama dengan penduduk asli Australia yaitu ras/suku Aborigin. Seorang ahli antropologi Indonesia, yaitu Koentjaraningrat menyebut bangsa Vedda sebagai ‘Austro Melanosoid’.
Bangsa Vedda lalu menyebar ke wilayah timur dan mendiami wilayah Papua, Kai, Seram, Timor Barat, Flores Barat, Sulawesi Selatan, dan terus ke timur sampai ke Kepulauan Melanesia. Walaupun umumnya ke wilayah timur, tapi sebagian ada juga yang menyebar ke arah barat dan menghuni Pulau Sumatera. Bangsa Vedda di Sumatera mengembangkan kapak genggam dan suka memakan kerang-kerangan. Hal ini terbukti dengan adanya fosil kulit kerang di dekat Langsa (Aceh) dan Sumatera Utara. Selain wilayah-wilayah yang telah disebutkan di atas, bukti penggunaan kapak genggam sebenarnya juga ditemukan di gua-gua yang ada di Pulau Jawa, seperti Gua Petruruh (Tulungagung), Gua Sodong (Besuki). Gua Sampung (Ponorogo).
Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata ada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebelum bangsa Vedda mendiami wilayah Nusantara, ternyata terdapat orang-orang asli yang lebih dulu tinggal seperti suku kubu di Sumatera dan suku Toala di Sulawesi. Karena itulah bangsa Vedda sendiri dianggap sebagai pendatang atau imigran pertama yang datang ke pulau-pulau di Nusantara yang sudah berpenghuni.
Gelombang 2 ~ Kedatangan bangsa Proto Melayu
Bangsa Proto Melayu dianggap sebagai bangsa Melayu tua dari kelompok melayu Polinesia yang bermigrasi dari wilayah Cina Selatan melewati Indochina dan Siam kemudian Semenanjung Melayu, Sumatera dan akhirnya menyebar ke seluruh Nusantara. Peristiwa tersebut terjadi sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Saat ini keturunan Proto Melayu yang dianggap masih ada di Indonesia adalah suku Gayo di Aceh, suku Batak, suku Nias, dan suku Alas di Sumatra Utara, suku Toraja di Sulawesi Selatan, suku Dayak di Kalimantan Tengah, serta suku Sasak di Lombok.
Sebagian lagi ada yang mengambil jalur timur dan berasal dari Kepulauan Ryukyu, Jepang. Dari sana mereka mengarungi lautan menuju Taiwan, Filipina, Sangir, dan masuk ke Sulawesi Selatan. Bukti dari perpindahan tersebut adalah dengan adanya suku Toala – Proto Melayu. Bangsa Proto-Melayu membawa perkakas dari batu berupa kapak persegi dan kapak lonjong. Kapak persegi dibawa oleh Bangsa Proto Melayu yang pindah melalui jalur barat, sedangkan kapak lonjong oleh bangsa Proto Melayu yang pindah melalui jalur timur.
Gelombang 3 ~ Kedatangan bangsa Deutro Melayu
Bangsa Deutro Melayu atau Melayu muda merupakan populasi yang diperkirakan datang setelah kedatangan bangsa Proto Melayu sekitar 1500 tahun sebelum masehi. Deutro Melayu berasal dari Indochina bagian utara dimana kedatangannya telah mendesak keberadaan bangsa Proto Melayu ke arah pedalaman. Suku bangsa di Indonesia yang termasuk dalam Deutro Melayu adalah Aceh, Minangkabau, Jawa, Sunda, Melayu, Betawi, Manado, Bali, Bugis
Adapun hasil kebudayaan yang dibawa oleh bangsa Deutro Melayu antara lain :
- Memperkenalkan perkakas dan senjata yang terbuat dari besi atau logam.
- Memperkenalkan kegiatan bercocok tanam seperti padi yang dibawa oleh bangsa Deutro Melayu dari Birma Utara. Dari sana padi dibawa melalui jalur lembah sungai Yang-tze di wilayah Cina Selatan, terus ke selatan sampai ke Jawa
- Telah menggunakan perahu bercadik.
Meskipun gelombang kedatangannya berbeda, namun nenek moyang bangsa Indonesia dapat dikatakan serumpun, terutama yang berasal dari keturunan penduduk asli dan 2 gelombang migrasi dari Proto Melayu dan Deutro Melayu.
Serumpunnya kategori ras-ras yang mendiami kepulauan Nusantara juga dapat dibuktikan melalui kajian bahasa dimana hampir 170 bahasa yang digunakan di penjuru kepulauan Nusantara termasuk ke dalam kelompok Austronesia dengan sub linguistik Melayu Polinesia. Sub Melayu Polinesia ini kemudian terpecah lagi menjadi 2, yaitu:
- kelompok pertama terdiri atas bahasa yang berkembang di pedalaman Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi
- kelompok kedua terdiri atas bahasa yang berkembang di Batak, Melayu standar, Jawa dan Bali