ASTALOG.COM – Emfisema adalah salah satu dari penyakit paru obstruktif kronis atau yang sering disebut PPOK. Pasien yang menderita emfisema biasanya mengalami kesulitan dalam bernafas. Pada emfisema, peradangan yang disebabkan oleh kondisi ini menyebabkan kerusakan jaringan paru, terutama yang letaknya berdekatan dengan saluran udara.
Nah, apa saja yang menjadi penyebab dan gejala utama dari emfisema?
Menurut Docdoc.com, cedera pada jaringan ini berakibat pada kerusakan saluran udara, sehingga udara akan terjebak pada kantung udara, dan paru-paru dibiarkan kosong. Karena hal tersebut, kantung udara, yang dikenal juga dengan nama alveoli, yang terletak pada paru-paru akan menggembung. Alveoli yang menggembung ini kemudian akan memenuhi dada tanpa meninggalkan ruang sedikitpun untuk pertukaran udara, sehingga saluran udara menjadi terganggu dan aliran udara menjadi terhenti.
Pada kasus emfisema, paru-paru kehilangan kelenturannya. Paru-paru yang biasanya meregang pada saat menarik nafas tidak dapat kembali ke keadaan normal karena udara yang terjebak di kantung udara. Selain itu, emfisema juga menghancurkan pembuluh darah kecil pada paru-paru, yang merupakan pembawa gas yang dibutuhkan untuk pernapasan, sehingga darah yang mengalir menuju paru-paru pun ikut terkena dampaknya.
Sudah ada sekitar 24 juta orang yang menderita PPOK, dan emfisema merupakan salah satu kondisi yang paling sering menyebabkan kematian diantara kondisi lainnya. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Penyebab Emfisema
Kebiasaan merokok merupakan penyebab utama penyakit ini. Kandungan racun pada rokok dipercaya menjadi penyebab dari kerusakan saluran udara yang kemudian menyebabkan penyakit ini muncul. Rokok merusak rambut-rambut halus pada saluran udara, yang dikenal dengan nama silia. Silia bertanggungjawab untuk membersihkan saluran udara pembuangan lendir yang membawa kandungan dan bakteri yang tidak diinginkan keluar dari paru-paru. Tidak berfungsinya jaringan ini akan menyebabkan peningkatan produksi lendir, berkurangnya kemampuan membersihkan, dan menyebabkan infeksi.
Pada saat yang bersamaan, rokok juga dapat menyebabkan peradangan berkepanjangan dan penyempitan saluran udara, sehingga menghalangi aliran udara. Jenis kandungan rokok lainnya, seperti cerutu, pipa atau ganja, serta menjadi perokok pasif, juga memiliki resiko yang cukup tinggi. Resiko seseorang yang merokok untuk terkena emfisema, enam kali lebih besar dibandingkan mereka yang tidak merokok. Sekitar 20% hingga 25% perokok akan mengalami PPOK setidaknya satu kali selama hidup mereka.
Cacat pada antitripsin Alpha-1 merupakan hal lainnya yang paling sering menyebabkan emfisema. Cacat antitripsin Alpha-1 merupakan kelainan genetis dimana pasien memiliki kandungan antitripsin Alpha-1 atau AAT dalam jumlah yang sangat sedikit pada darahnya. AAT dapat melawan tripsin, sebuah enzim yang dihasilkan oleh sel darah putih. Cacat yang terjadi pada AAT menyebabkan sel kekebalan tubuh menyerang dan merusak jaringan pada paru-paru. Hal ini biasanya terjadi pada pasien yang lebih muda. Sekitar 3-5% dari kasus emfisema disebabkan oleh cacat pada AAT.
20% dari kasus emfisema disebabkan oleh paparan zat berbahaya pada saat pasien tengah bekerja, khususnya debu serta zat dan lumut pada tambang dan pengelasan. Paparan polusi udara, khususnya jika digabung dengan saluran udara yang buruk, juga dipercaya turut berperan dalam perkembangan kondisi ini. Mereka yang tinggal di kawasan tengah kota dan industri lebih beresiko terkena COPD dibandingkan mereka yang tinggal di daerah pedesaan dan ini disebabkan oleh tingkat polusi udara yang ada di kota-kota besar. Riwayat asma dan tuberkolosis juga dapat dihubungkan sebagai penyebab emfisema. Keturunan juga dapat menjadi salah satu penyebab, karena orang akan lebih beresiko untuk menderita PPOK ketika keluarganya ada yang menderita PPOK.
Gejala Utama
Gejala utama dari emfisema adalah batuk, produksi lendir dan kesulitan bernapas. Gejala-gejala tersebut biasanya muncul setelah pasien terpapar zat berbahaya yang disebutkan di atas selama bertahun-tahun, bahkan beberapa dekade.
Batuk biasanya merupakan gejala awal dari emfisema. Batuk disini merujuk pada batuk yang berlangsung selama lebih dari tiga bulan dalam 1 tahun, minimal pada 2 tahun berturut-turut. Batuk ini biasanya diikuti dengan produksi lendir. Kesulitan bernapas biasanya terjadi kemudian namun seringkali menjadi gejala yang paling mengganggu. Pada tahap lanjutan, pasien bahkan akan sulit untuk bernapas bahkan ketika mereka sedang berada dalam keadaan santai.
Banyak pasien akhirnya terpaksa menggunakan mulut mereka untuk bernapas. Pasien dapat merasakan mengi (suara nafas akibat penyempitan saluran udara), terutama ketika mereka mengalami penurunan kondisi fungsi paru (eksaserbasi akut) atau infeksi. Pada kondisi ini, pasien akan cenderung menggunakan otot leher dan otot lainnya untuk membantu pernapasan mereka. Seiring perkembangan penyakit, dada pasien kemungkinan akan berubah bentuk menyerupai dada burung, dan seringkali berada dalam posisi kaki tiga (tripod). Pada tahap akhir penyakit ini, pasien dapat mengalami gagal jantung sebelah kanan, yang dapat berakibat pada pembesaran saraf leher dan pembengkakan pada tubuh bagian bawah.