Syarat Budidaya Tanaman Jagung

ASTALOG.COM – Dalam pembudidayaannya, tanaman jagung yang merupakan salah satu jenis tanaman musiman dengan masa budidaya antara 3 – 4 bulan saja, maka ada 2 syarat utama dalam budidaya tanaman jagung. Berikut ini syarat budidaya tanaman jagung:

1) Syarat Tumbuh

  1. Meskipun diketahui bahwa sejumlah ras tanaman jagung mampu beradaptasi dengan suhu rendah dan kawasan tinggi, jagung adalah tanaman yang paling baik jika dibudidayakan di dataran rendah dengan suhu hangat dan cahaya matahari penuh. Perkecambahan tanaman jagung justru akan terhenti pada suhu di bawah 10°C.
  2. Kebutuhan air tanaman jagung adalah rata-rata, namun kekurangan air pada masa awal tumbuh, masa pembungaan, dan masa pengisian biji akan berakibat pada penurunan hasil panen jagung yang drastis.
  3. Tanaman jagung dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, asalkan ketersediaan air dan hara tercukupi dan akar mampu tumbuh dengan baik. Perakaran tanaman jagung tidak dalam, sehingga lapis olah tidak boleh terlalu keras. Kebutuhan hara jagung tinggi, terutama terhadap nitrogen dan fosfor.
  4. Tanaman jagung menyukai tanah dengan kemasaman netral (pH 5 – 6,5). Penanaman jagung di tanah masam, seperti gambut dan podsolik merah kuning (PMK), memerlukan pengapuran, pengatusan (drainasi) yang baik, serta kultivar yang toleran terlebih dahulu.
  5. Pengolahan lahan untuk persiapan penanaman jagung biasanya mencakup pembajakan, perataan, pembuatan parit atusan, serta pengapuran (pada tanah masam). Sebelum ditanam, lahan perlu di irigasi terlebih dahulu.
PELAJARI:  Apa Manfaat Kentang?
 

2) Syarat Cara Bercocok Tanam

  1. Jagung memerlukan cahaya matahari langsung untuk tumbuh dengan normal. Suatu tempat dengan curah hujan berkisar antara 85-200 mm per bulan, suhu udara berkisar antara 23-27°C, dan pH tanah berkisar antara 5,6-7,5 adalah tempat terbaik atau ideal untuk pertumbuhan tanaman jagung.
  2. Jenis tanah sebenarnya tidak terlalu penting, asalkan irigasinya baik dan ketersediaan air mencukupi. Namun perlu diketahui jika air yang cukup pada fase pertumbuhan awal dan fase pembungaan serta pengisian biji adalah kritis bagi produksi jagung pipilan.
  3. Lahan penanaman jagung tidak boleh memiliki genangan. Pengolahan tanah awal perlu mempertimbangkan pembuatan parit pengatusan air atau pembuatan bedengan. Pada jenis tanah masam pengapuran perlu dilakukan terlebih dahulu.
  4. Penanaman jagung secara tradisional dilakukan dengan tangan menggunakan tugal untuk melubangi tanah. Sementara itu, dalam pertanian dengan mekanisasi, penanaman bijian jagung dilakukan dengan menggunakan mesin penanam.
  5. Kepadatan populasi tanam yang biasa dipakai adalah sekitar 60.000 hingga 120.000 tanaman per Ha, yang biasanya diterjemahkan dalam jarak antar baris (50-100 cm) dan jarak dalam baris (10-40 cm). Pemilihan jarak tergantung ukuran tanaman jagung.
  6. Kebutuhan hara tanaman jagung dikenal relatif tinggi. Selain memerlukan pupuk organik sebagai pupuk dasar/awal, tanaman jagung juga memerlukan masukan nitrogen/N (dari urea ataupun ZA), fosfat, dan kalium untuk pertumbuhan dan hasil yang optimal. Kebutuhan akan nitrogen pada tanaman jagung yang tinggi, membuat pemberian pupuk N biasanya diberikan 2 sampai 3 kali sehari. Sementara itu, unsur kalium penting dalam tahap pembungaan.
  7. Pada pertengahan masa pertumbuhan vegetatif, tanaman jagung akan mengeluarkan akar udara (aerial roots) sehingga memerlukan pembumbunan untuk memaksimalkan penyerapan hara.
  8. Pengendalian tumbuhan pengganggu seperti gulma bisa dilakukan dengan menggunakan herbisida atau dilakukan dengan pendangiran.
  9. Pemberian air biasanya diberikan dengan cara penggenangan parit. Dalam hal ini, air akan dialirkan melalui saluran irigasi atau menggunakan pompa air.