ASTALOG.COM – Awan tidak lain adalah suatu kumpulan dari tetesan-tetesan air atau kristal es yang terdapat di dalam atmosfer dan terbentuk akibat adanya proses pengembunan uap air yang ada dalam udara setelah melewati keadaan jenuh.
Bagaimana proses terbentuknya awan?
Di dalam udara, selalu terdapat uap air. Ketika uap air tersebut meluap dan berubah menjadi titik atau tetesan air, maka hal itu akan menyebabkan terbentuknya awan. Peluapan dapat terjadi dengan cara:
> Pada saat udara berada dalam keadaan panas, maka jumlah uap yang terkandung di dalamnya akan lebih banyak. Udara panas yang mengandung banyak air tersebut akan terus naik pada posisi yang lebih tinggi sampai pada satu lapisan yang memiliki suhu lebih rendah, kemudian uap itu secara perlahan akan mencair lalu terbentuklah awan.
> Jika uap telah mencair dan awan sudah terbentuk, titik-titik air yang terdapat di dalam awan akan terus membesar dan berubah lebih berat, yang mana kemudian daya tarik bumi secara perlahan akan menarik awan tersebut ke bawah. Terus turun sampai turunlah hujan.
> Akan tetapi, bila terjadi pertemuan antara titik-titik air dengan udara yang panas, maka titik-titik tersebut akan mengalami penguapan dan kemudian lenyap, awan menjadi tak terlihat. Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa awan selalu mengalami perubahan terhadap bentuk. Air yang terdapat di dalam awan selalu berubah-ubah, menguap dan mencair. Dan ini pula yang menjadi alasan mengapa terdapat awan yang tidak membawa hujan.
KLASIFIKASI AWAN
Bentuk awan dapat diklasifikasikan menjadi 4 bentuk, antara lain awan tinggi, awan sedang, awan rendah, serta awan dengan perkembangan vertikal.
1. Kelompok Awan Tinggi
Pada daerah dengan iklim tropis, awan ini terdapat pada ketinggian 6-18 km, dan berada pada ketinggian 5-13 km pada kawasan iklim sedang. Kelompok awan tinggi juga dapat ditemui di daerah kutub, dengan ketinggian mencapai 3-8 km. Jenis awan yang tergolong dalam kelompok awan tinggi yaitu:
a. Awan Sirrus (Ci)
Awan ini memiliki struktur yang menyerupai serat, sangat halus dan bentuknya mirip bulu burung. Awan ini terkadang mempunyai susunan seperti pita yang sedang melengkung di langit, yang membuatnya terlihat seakan-akan bertemu pada satu atau dua titik horizon. Awan jenis ini tidak membawa hujan. Jika diamati lebih detail, awan ini berwarna putih dengan sisi pinggiran yang tidak begitu jelas bentuknya.
b. Awan Sirostratus (Ci-St)
Awan ini mempunyai bentuk yang menyerupai kelembu putih dengan struktur halus serta menutup langit secara merata dan membuat langit tampak lebih cerah. Awan ini juga terkadang akan tampak seperti anyaman yang memiliki bentuk kurang rapi dan teratur. Disamping itu, awan Sirostratus dapat pula membentuk hallo. Hallo ini merupakan sebuah lingkaran bulat yang biasanya terdapat disekeliling matahari dan bulan. Namun hal ini kebanyakan terjadi terutama pada musim kemarau.
c. Awan Sirokumulus(Ci-Cu)
Awan Sirokumulus merupakan awan yang memiliki bentuk putus-putus, seakan tidak saling tersambung. Awan ini penuh dengan kristal es, yang mana menyebabkan awan Sirokumulus tampak seperti kumpulan domba dengan bulu halus, dan terkadang akan muncul baying-bayang.
2. Kelompok Awan Sedang
Kelompok awan sedang akan didapat pada ketinggian 2-8 km khususnya di daerah tropis, 2-7 km di kawasan iklim sedang, dan mencapai ketinggian 2-4 km di daerah kutub. Kelompok awan sedang ini antara lain adalah:
a. Awan Altokumulus(A-Cu)
Dalam bentuk ukuran, awan Altokumulus ini memiliki bentuk dan ukuran yang kecil, namun berjumlah cukup banyak. Memiliki warna kelabu, dan terkadang putih terutama bila disaksikan pada saat senja. Kebanyakan, awan ini tampak selalu bergandengan dan bersisian satu sama lain dan menyerupai bola tebal.
b. Awan Altostratus(A-St)
Awan Altostratus juga termasuk dalam kelompok awan sedang, memiliki warna cenderung kelabu dan meliputi langit secara keseluruhan. Apabila keadaannya cukup lebat, maka awan ini akan menghasilkan hujan, biasanya akan terbentuk ketika senja atau malam hari sampai pada matahari terbit di pagi hari.
3. Kelompok Awan Rendah
Kelompok awan rendah terdapat di ketinggian 3 km ke bawah, dan termasuk dalam kelompok awan ini antara lain:
a. Awan Stratokumulus(St-Cu)
Awan Stratokumulus memiliki bentuk yang menyerupai bola-bola dan kebanyakan dapat dilihat pada sebagian besar tampilan langit, seakan-akan membentuk seperti gelombang. Awan ini termasuk kategori awan yang tidak menghasilkan hujan, dengan warna putih atau kelabu dan terbentuk pada saat hari memasuki senja, jika atmosfer stabil.
b. Awan Stratus(St)
Awan Stratus ini memiliki cakupan yang sangat luas dengan posisi yang cukup rendah. Berada pada ketinggian di bawah 2000 m. Memiliki lapisan lebar yang tampak seperti kabut berlapis.
c. Awan Nimbostratus(Ni-St)
Awan Nimbostratus memiliki bentuk yang tidak begitu jelas dengan pinggiranyang samar-samar. Merupakan awan yang dapat menimbulkan gerimis, khususnya di Indonesia. Berwarna putih gelap dengan jangkauan penyebaran yang cukup luas.
4. Kelompok Awan Dengan Perkembangan Vertikal
Kelompok awan dengan perkembangan vertikal ini akan ditemui pada ketinggian yang berkisar antara 500-1500 m, dan terdiri dari beberapa jenis awan seperti berikut:
a. Awan Kumulus(Cu)
Awan Kumulus adalah jenis awan dengan puncak yang cukup tinggi, dan memiliki struktur yang tebal. Tampak cahaya putih seperti gumpalan yang menyerupai bola kapas melayang. Awan ini umumnya memiliki dasar ketinggian sekitar 1000 dengan lebar 1 km.
b. Awan Kumulonimbus(Cu-Ni)
Berada pada ketinggian kurang lebih 1000 kaki dengan puncak yang melebihi 3500 kaki. Awan yang memiliki warna putih/gelap ini merupakan jenis awan yang dapat menimbulkan hujan disertai dengan klatan petir dan guntur. Sangat berkaitan dengan kejadian alam seperti tornado dan badai.