ASTALOG.COM – Bulutangkis, atau yang kita kenal juga dengan istilah badminton, merupakan cabang olahraga yang selalu menjadi andalan Indonesia dalam turnamen-turnamen olahraga internasional seperti Olimpiade ataukah Asian Games. Sejak dulu, olahraga ini selalu melahirkan atlet-atlet luar biasa yang mampu menjadi tumpuan bagi Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Bulutangkis diharapkan dapat terus menjadi pendulang medali emas di berbagai kejuaraan, sehingga Indonesia Raya bisa berkumandang di negeri orang. Jadi tidak mengherankan bila bulutangkis dikatakan sebagai olahraga yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Olahraga bulutangkis adalah jenis olahraga yang menggunakan raket dan dimainkan oleh dua orang yang saling berlawanan, atau lebih. Cara bermainnya tidak jauh berbeda dengan olahraga tenis, bulutangkis bertujuan untuk memukul shuttlecock kearah lawan dan menjaganya agar tidak jatuh di bidang permainan sendiri. Alat yang digunakan saat memainkan bulutangkis yaitu raket sebagai alat pemukul, shuttlecock yang merupakan bola yang dipukul, serta net yang terletak di tengah lapangan, pemisah antara bidang permainan lawan dan bidang permainan sendiri.
Olahraga ini adalah jenis olahraga yang memainkan banyak nomor atau partai dalam setiap kejuaraan yang berlangsung. Nomor-nomor yang dipertandingkan itu antara lain Tunggal Putra, Tunggal Putri, Ganda Putra, Ganda Putri dan Ganda Campuran. Sejak dulu hingga saat ini, aturan dalam bulutangkis telah banyak mengalami perubahan, khususnya dalam sistem perhitungan poin. Hal ini dilakukan guna menarik dan meningkatkan minat masyarakat dunia pada olahraga ini.
Berikut adalah nomor-nomor yang dipertandingkan dalam cabang olahraga bulutangkis:
Tunggal Putra
Pada nomor ini, seorang pria akan bertanding melawan pria lainnya. Dalam sejarah, Indonesia pernah memiliki atlet terbaik di nomor tunggal putra ini. Beberapa diantaranya yaitu Rudy Hartono, Liem Swie King, Alan Budikusuma, Haryanto Arbi dan Taufik Hidayat. Di tahun 1992, pada saat olahraga bulutangkis dipertandingkan untuk pertama kalinya di Olimpiade, tunggal putra Indonesia menjadi tunggal putra pertama yang meraih medali emas olimpiade. Pada saat itu, Alan Budikusuma berhasil melaju ke final dan mengalahkan rekan senegaranya, Ardy B. Wiranata. Kesuksesan tersebut kemudian terulang pada Olimpiade Athena 2004, saat Taufik Hidayat berhasil menjadi satu-satunya pendulang medali emas untuk Indonesia.
Tunggal Putri
Sama halnya dengan tunggal putra, nomor ini dipertandingkan oleh dua orang wanita yang saling berhadapan satu sama lain. Pada nomor ini, ada satu nama yang tidak akan terlupakan dan terus dikenang oleh masyarakat Indonesia, yaitu Susi Susanti. Ya, siapa yang tidak mengenal Susi Susanti? Bukan hanya di Indonesia, namanya pun sangat dihormati oleh penikmat bulutangkis di seluruh dunia. Susi Susanti merupakan atlet tunggal putri kebanggaan Indonesia yang memiliki segudang prestasi. Susi berhasil menjadi peraih medali emas pada Olimpiade Barcelona 1992. Namun sayangnya, saat era Susi berakhir, Indonesia hingga saat ini tidak memiliki atlet tunggal putri yang bisa mendekati atau bahkan menyamai teknik bermainnya.
Ganda Putra
Ganda putra merupakan nomor atau partai berpasangan, dimana dua orang pria akan berhadapan dengan dua pria lainnya. Jadi dalam nomor ganda, akan ada empat orang yang bermain di lapangan. Nomor ganda putra ini sejak dulu telah menjadi nomor andalan bagi Indonesia. Berbeda halnya dengan tunggal, nomor ganda selalu dijadikan sebagai tumpuan harapan di setiap turnamen bulutangkis. Sejak era Rexy Mainaky/Ricky Subagja, Indonesia tidak pernah kehabisan atlet berbakat, seperti Candra Wijaya/Sigit Budiarto, Eddy Hartono/Rudy Gunawan, dan hingga saat ini, kita masih memiliki pasangan ganda putra dengan kualitas juara, salah satunya adalah Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan.
Ganda Putri
Tidak berbeda dengan ganda putra, nomor ganda putri dimainkan berpasangan oleh dua orang wanita melawan dua wanita lainnya. Indonesia memang tidak begitu menonjol pada nomor ini, tapi bukan berarti bahwa kita tidak memiliki pemain berbakat yang mampu menjadi andalan. Faktanya, Indonesia pernah memiliki pasangan hebat pada nomor ini, satu diantaranya yaitu Lilyana Natsir/Vita Marissa. Sekarang ini, ganda putri terbaik yang dimiliki Indonesia adalah Greysia Polii/Nitya Krishinda, yang berhasil menjadi juara Asian Games 2014.
Ganda Campuran
Nomor ini adalah nomor terakhir dalam cabang olahraga bulutangkis, dimainkan secara berpasangan oleh seorang wanita dan pria, melawan pasangan pria dan wanita lainnya. Christian Hadinata merupakan legenda dalam nomor ini. Berpasangan dengan Ivana Lie, mereka meraih berbagai gelar juara pada turnamen yang diikutinya. Sekarang ini, ganda campuran menjadi salah satu andalan bagi Indonesia, melalui pasangat peringkat 4 dunia, Tantowi Ahmad/Lilyana Natsir, diharapkan Indonesia dapat terus membuktikan bahwa bulutangkis masih menjadi olahraga kebanggaan Indonesia.