ASTALOG.COM – Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada adanya perbedaan antara partisi zat pada fasa diam (stationary phase) dan fasa gerak (mobile phase). Kromatografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chromos dan graphos. Chromos berarti warna, sedangkan graphos berarti menulis. Kromatografi merupakan pemisahan campuran berdasarkan daya serap (kekuatan kapiler) komponen-komponen penyusun campuran. Kromatografi sering digunakan untuk keperluan analisis kimia.
Kromatografi dapat bersifat preparatif maupun analitik. Tujuan kromatografi preparatif biasanya adalah untuk memisahkan senyawa dalam campuran (biasanya digunakan untuk pemurnian). Kromatografi analitik biasanya digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa dalam campuran.
Pada masa sekarang, kromatografi merupakan suatu cara pemisahan yang umum dalam bidang kimia. Pada tahun 1955, Martin dan Synge mendapat Nobel dalam kimia karena jasa mereka dalam mengembangkan aplikasi kromatografi dalam analisis senyawa alam.
Ada tiga cara kromatografi yaitu kromatografi kertas, kromatografi kolom, dan kromatografi gas.
1. Kromatografi kertas
Kromatografi kertas adalah metode analitik yang digunakan untuk memisahkan zat atau bahan kimia yang berwarna, terutama pigmen. Hal ini juga dapat digunakan untuk menganalisis warna primer atau sekunder pada percobaan tinta. Kromatografi berguna untuk memisahkan senyawa campuran kompleks yang mempunyai polaritas sama seperti asam amino. Jika yang digunakan adalah kertas saring, maka sebaiknya dipilih yang paling berkualitas.
Pada kromatografi kertas, cairan mulai merambat ke atas melalui kertas karena kekuatan kapiler. Waktu bergerak ke atas, cairan mencapai noktah yang mengandung campuran yang akan dipisahkan. Sesudah melewati noktah, campuran itu membawa komponen-komponen campuran bersamanya. Komponen-komponen ini bergerak sepanjang kertas itu dengan kecepatan yang berbeda-beda, bergantung pada kelarutan relatifnya dalam air. Di sepanjang kertas akan tampak titik-titik, titik-titik di atas kertas mewakili berbagai komponen atau gabungan komponen yang berbeda-beda.
Kromatografi kertas merupakan salah satu metode untuk menguji kemurnian senyawa dan mengidentifikasi zat. Kelebihan kromatografi kertas adalah prosesnya relatif cepat dan membutuhkan sedikit material untuk diuji.
2. Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom adalah salah satu metode yang digunakan untuk pemurnian senyawa dari campuran dengan memakai kolom. Kromatografi kolom termasuk kromatografi preparatif. Alat utama yang digunakan dalam kromatografi kolom adalah sebuah tabung berdiameter 5 – 50 mm dan tinggi 5 cm – 1 m. Pada bagian dasar tabung, diberi semacam penyaring dari glass wool untuk menghindari adanya fase diam.
Fasa gerak atau eluen adalah campuran cairan murni. Eluen dipilih sedemikian rupa sehingga faktor retensi senyawa berkisar antara 0,2 – 0,3 supaya meminimalisasi penggunaan waktu dan jumlah eluen melewati kolom. Jenis eluen yang digunakan dalam kromatografi kolom dipilih supaya senyawa yang berbeda dapat dipisahkan secara efektif. Eluen yang digunakan dapat dicoba terlebih dahulu dengan kromatografi lapis tipis. Setelah dirasa cocok, eluen yang sama dapat digunakan untuk menelusi komponen dalam kolom.
Fasa diam yang digunakan dalam kromatografi kolom adalah suatu adsorben padat. Biasanya berbentuk silika gel atau alumina. Dahulu juga sering digunakan bubuk selulosa. Fasa diam berbentuk microporous untuk meningkatkan luas permukaan.
3. Kromatografi gas
Dilansir dari wikipedia, Kromatografi gas (KG) merupakan jenis kromatografi yang umum digunakan dalam analisis kimia untuk pemisahan dan analisis senyawa yang dapat menguap tanpa mengalami dekomposisi. Penggunaan umum KG mencakup pengujian kemurnian senyawa tertentu, atau pemisahan komponen berbeda dalam suatu campuran (kadar relatif komponen tersebut dapat pula ditentukan). Dalam beberapa kondisi, KG dapat membantu mengidentifikasi senyawa. Dalam kromatografi preparatif, KG dapat digunakan untuk menyiapkan senyawa murni dari suatu campuran.
Dalam kromatografi gas, fasa gerak berupa gas pembawa, biasanya gas inert seperti helium atau gas yang tidak reaktif seperti nitrogen. Fasa diam berupa lapisan cairan mikroskopik atau polimer di atas padatan pendukung fasa diam, yang berada di dalam tabung kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut dengan gas kromatograf (atau “aerograf” atau “pemisah gas”).
Senyawa dalam fasa gas yang dianalisa berinteraksi dengan dinding kolom, yang dilapisi dengan fasa diam. Hal ini menyebabkan masing-masing senyawa mengalami elusi pada waktu yang berbeda, dan ini dikenal sebagai waktu retensi senyawa. Perbandingan waktu retensi merupakan keluaran dari KG yang dapat dianalisis.
Secara prinsip, kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom (sama juga dengan kromatografi jenis lain seperti KCKT, KLT), tetapi terdapat beberapa perbedaan yang perlu dicatat. Pertama, proses pemisahan campuran terjadi antara fasa diam cairan dan fasa gerak gas, sementara dalam kromatografi kolom, fasa diam adalah padat dan fasa gerak berupa cairan. (Oleh karena itu, sebutan lengkap prosedur ini adalah “Kromatografi gas–cair”, yang merujuk pada fasa gerak dan fasa diam.) Kedua, kolom yang dilalui fasa gas terletak di dalam oven dengan temperatur gas yang dapat dikendalikan, sementara kromatografi kolom (biasanya) tidak dilengkapi pengendali temperatur. Terakhir, konsentrasi senyawa dalam fasa gas murni merupakan fungsi dari tekanan uap gas.
Kromatografi gas juga mirip dengan distilasi fraksi, karena keduanya melakukan proses pemisahan komponen campuran berdasarkan perbedaan titik didih (atau tekanan uap). Meski demikian, distilasi fraksi biasanya digunakan untuk memisahkan komponen campuran dalam skala besar, sementara KG hanya dapat digunakan untuk skala yang jauh lebih kecil (skala mikro).
Kromatografi gas kadang dikenal sebagai kromatografi fasa uap (KFU) (en: vapour-phase chromatography, VPC), atau kromatografi partisi gas–cair (KPGC) (en: gas–liquid partition chromatography, GLPC). Nama alternatif ini, begitu pula singkatannya, sering digunakan dalam literatur saintifik. Sejujurnya, KPGC adalah terminologi yang paling tepat, dan oleh karenanya banyak digunakan oleh para penulis sains.