ASTALOG.COM – Dilansir dari wikipedia, Musyrik (Arab: المشرك ) menurut syariat Islam adalah perbuatan menyekutukan Allah dengan apa pun, merupakan kebalikan dari ajaran ketauhidan, yang memiliki arti Mengesakan Allah. Kata syirik sendiri berasal dari kata syarikah atau persekutuan, yaitu mempersekutukan atau membuat tandingan hukum atau ajaran lain selain dari ajaran/hukum Allah.
Syirik adalah akhlak yang melampaui batas aturan dan bertentangan dengan prinsip tauhid yaitu dengan mengabdi, tunduk , taat secara sadar dan sukarela pada sesuatu ajaran / perintah selain dari ajaran Allah.
Dalam Islam, syirik adalah dosa yang tak bisa diampuni kecuali dengan pertobatan dan meninggalkan kemusyrikan sejauh-jauhnya.
Kemusyrikan secara personal dilaksanakan dengan mengikuti ajaran2 selain ajaran Allah secara sadar dan sukarela (membenarkan ajaran syirik dalam qalbu, menjalankannya dalam tindakan dan berusaha menegakkan atau menjaga ajaran syirik tersebut).
Ajaran akidah atau tauhid (meng-Esa-kan Allah) dalam Islam itu tidak boleh berbelok-belok atau bergeser seujung rambut pun, sebab ia tidak saja merupakan pintu gerbang Islam, tetapi lebih dari itu, akdah juga merupakan sesuatu prinsip dalam Islam, suatu prinsip yang menjadi jiwa atau roh agama Islam itu sendiri sepanjang masa. Karena itu menurut Abul A’la Al-Maududi “Tahuid is the bedrock of Islam, its foundation and its essence” (Tauhid adalah urat akan Islam, dasarnya dan intisarinya).
Karena posisi akidah yang demikian vital di dalam Islam, maka tindakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip akidah/tauhid ini dikutuk keras oleh Islam. Karena syirik bertolak belakang dengan akidah Islam, yaitu merupakan suatu kepercayaan yang mempersekutukan Allah swt. Itulah sebabnya pelanggaran terhadap akidah Islam, berupa penganut kepercayaan syirik akan memperoleh kutukan-kutukan sebagai berikut :
1. Sebagai perbuatan dosa besar yang palin besar dan tidak dapat diampuni oleh Allah swt. Dalam A-Quran disebutkan yang artinya :
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
2. Menetapkan bahwa segala amal perbuatan orang yang melakukan syirik dengan Tuhan, merupakan amal yang sia-sia dan ditolak oleh Allah swt. sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran surat Al-An’aam ayat 88 yang artinya :
Dan jikalau mereka mempersekutukan Tuhan, sungguh menjadi sia-sialah apa yang mereka lakukan
3, Orang yang memusyrikkan Allah swt dinilai sebagai orang kafir, haram masuk surga dan ditempatkan di nerakan jahanam. Kutukan seperti ini sesuai dengan firman-Nya dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 72 yang artinya :
Sungguh telah kafirlah orang-orang yang berkata : Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putra Maryam, sedang AL-Masih (sendiri) berkata wahai Bani Israil ! Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang yang zhalim itu seorang penolongpun.
4. Orang musyrik adalah orang yang kotor (najis) dan dilarang mendekati Masjidil Haram di Mekkah. Firman Tuhan yang menyatakan hal ini adalah sebagai berikut :
Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis, sebab itu janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. (Q.S. At-Taubah ayat 28)
Oleh karena itulah, orang-orang yang melakukan syirik akan memperoleh kutukan di sisi Allah swt dan merugi untuk selama-lamanya. Karena berhala-berhala yang mereka anggap sebgai Tuhan ternyata tidak mempunyai kekuatan apa-apa, tidak dapat memberikan petunjuk, tidak dapat mendengar dan tidak pula dapat melihat. Allah swt telah berfirman dalam surat Al-A’raaf ayat 193 yang artinya :
Dan jika kamu (hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu, sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri.
Dilai ayat Allah juga berfirman :
Dan jika kamu sekalian menyeru (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk, niscaya berhala-berhala itu tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang kepadamu padahal ia tidak melihat. (Q.S. Al-A’raff ayat 198)