Tahun Berapa M. Hatta Lahir?

ASTALOG.COM – 

Nama Lengkap : Mohammad Hatta.
Agama : Islam.
Tempat Lahir : Bukittinggi, Sumatera Barat.
Tanggal Lahir : Selasa, 12 Agustus 1902.
Hobby : Membaca – Menulis.
Warga Negara : Indonesia.
Istri : Rahmi Rachim.
Anak : Meutia Hatta – Gemala Hatta – Halida Hatta.
Gelar Pahlawan : Pahlawan Proklamator RI tahun 1986

 

Biografi.
Dr. H. Mohammad Hatta atau lebih akrab disapa dengan Bung Hatta ini lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Perupakan pejuang kemerdekaan RI dan juga tokoh proklamasi yang sering disandingkan dengan Soekarno.

Selain itu Bung Hatta juga dikenal sebagai seorang organisatoris, aktivis partai politik, negarawan, proklamator, pelopor koperasi, dan seorang wakil presiden pertama di Indonesia.

 

Bung Hatta adalah anak laki-laki satu-satunya. Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond. Disitulah pengetahuan mengenai politiknya mulai berkembang dengan cepat saat Hatta sering menghadiri berbagai ceramah dan pertemuan-pertemuan politik. Secara berkelanjutan, Hatta melanjutkan kiprahnya terjun di dunia politik.
Studi di Negeri Belanda
Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi perkumpulan bagi pelajar, namun segera berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumu) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).

PELAJARI:  Pertempuran di Ambarawa

Di Perhimpunan Indonesia, Hatta mulai meniti karir di jenjang politiknya sebagai bendahara pada tahun 1922 dan menjadi ketua pada tahun 1925. Saat terpilih menjadi ketua PI, Hatta mengumandangkan pidato inagurasi yang berjudul “Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan”.

Hatta mulai mencoba memperkenalkan nama Indonesia pada delegasi Kongres Demokrasi Internasional untuk perdamaian di Berville, Perancis, pada tahun 1926 dan sejak saat itu nama Indonesia dikenal di kalangan organisasi-organisasi internasional. Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda dan berkenalan dengan aktivis nasionalis India, Jawaharhal Nehru.

Aktivitas politik Hatta pada organisasi ini menyebabkan dirinya ditangkap tentara Belanda bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul madjid Djojodiningrat sebelum akhirnya dibebaskan setelah ia berpidato dengan pidato pembelaan berjudul: Indonesia Free.

Pada tahun 1935, Hatta diasingkan karena banyak menulis pada surat kabar mengenai penangkapan dan pengasingan Soekarno di Ende sebagai bentuk protesnya tapi kemudian dibawa kembali ke sukabumi pada tahun 1942. Selang satu bulan, pemerintah kolonial Belanda menyerah pada Jepang. Pada saat itulah Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.

PELAJARI:  Faktor yang Mendorong Lahirnya Nasionalisme di Indonesia

Pada awal Agustus 1945, nama Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan Soekarno sebagai Ketua dan Hatta sebagai Wakil Ketua.

Sehari sebelum hari kemerdekaan dikumandangkan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengadakan rapat di rumah Admiral Maeda. Panitia yang hanya terdiri dari Soekarno, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti tersebut merumuskan teks proklamasi yang akan dibacakan keesokan harinya dengan tanda tangan Soekarno dan Hatta atas usul Soekarni.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pagesangan Timur 56 tepatnya pukul 10.00 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Keesokan harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Hatta sebagai Wakil Presiden.
PENDIDIKAN.
– Nederland Handelshogeschool, Rotterdam, Belanda (1932)
– Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School, Batavia (1921)
– Meer Uirgebreid Lagere School (MULO), Padang (1919)
– Europeesche Lagere School (ELS), Padang, 1916
– Sekolah Dasar Melayu Fort de kock, Minangkabau (1913-1916).
KARIR.
– Ketua Panitia Lima (1975)
– Penasihat Presiden dan Penasehat Komisi IV (1969)
– Dosen Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta (1954-1959)
– Dosen Sesko Angkatan darat, Bandung (1951-1961)
– Wakil Presiden, Perdana menteri, dan Menteri Luar Negeri NKRIS (1949-1950)
– Ketua delegasi Indonesia Konferensi Meja Bundar, Den Haag (1949)
– Wakil Presiden, Perdana Menteri, dan Menteri Pertahanan (1948-1949)
– Wakil Presiden RI pertama (1945)
– Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia (1945)
– Wakil Ketua Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (1945)
– Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (1945)
– Kepala Kantor Penasehat Bala Tentara Jepang (1942)
– Ketua Panitia Pendidikan Nasional Indonesia (1934-1935)
– Wakil Delegasi Indonesia Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, Berlin (1927-1931)
– Ketua Perhimpunan Indonesia, Belanda (1925-1930)
– Bendahara Jong Sumatranen Bond, Jakarta (1920-1921)
– Bendahara Jong Sumatranen Bond, Padang (1916-1919)
– Partai Nasional Indonesia

PELAJARI:  Mengapa Pemerintah Jepang Akhirnya Hanya Boleh Memperdengarkan Lagu Kebangsaan Kimigayo, Sedangkan Lagu Indonesia Raya Mulai Dilarang?

Organisasi:
– Club pendidikan Nasional Indonesia.
– Liga menentang Imperialisme.
– Perhimpunan Hindia.
– Jong Sumatranen Bond.
PENGHARGAAN.
– Pahlawan Nasional.
– Bapak koperasi Indonesia.
– Doctor Honoris Causa, Universitas Gadjah Mada, 1965.
– Proklamator Indonesia.
– The Founding Father’s of Indonesia.