Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme

ASTALOG.COM – Koloni berasal dari kata colonia (bahasa Latin) yang artinya tanah pemukiman (jajahan). Koloni berarti pemukiman suatu negara di luar wilayah negaranya yang kemudian dinyatakan sebagai bagian wilayahnya. Adapun kolonialisme mengandung arti upaya penguasaan atas suatu daerah/wilayah oleh negara penguasa untuk memperluas daerahnya. Penguasaan daerah tersebut umumnya dilakukan secara paksa untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi negara induk (motherland).

Sementara itu, imperialisme berasal dari kata imperium (bahasa Latin) yang artinya memerintah. Imperialisme merupakan suatu sistem penjajahan yang dilakukan dengan jalan membentuk pemerintah jajahan dengan menanamkan pengaruh segala bidang kehidupan dan mengendalikan daerah yang dijajahnya.

 

Adapun dampak kolonialisme dan imperialisme dalam berbagai bidang diantaranya:

A. Bidang Politik

 

Penjajahan Belanda tidak hanya menimbulkan penderitaan dan kemiskinan bagi rakyat, tetapi juga mengakibatkan perubahan dalam bidang politik dan pemerintahan. Para sultan, raja, adipati, dan kaum bangsawan kehilangan wibawa, karena kekuasaannya tergantung kepada pemerintah kolonial Belanda.

PELAJARI:  Bagaimana Tumbuhan Mendapatkan Air dan Nutrisi?

Pemerintah kolonial Belanda juga turun untuk mencampuri urusan pengangkatan raja/sultan, pejabat keraton, patih, dan seluruh urusan intern kesultanan atau kerajaan. Semuanya ditentukan berdasarkan dengan keinginan dan kebijakan pemerintah Belanda saja. Hak-hak para penguasa pribumi makin berkurang bahkan hilang sama sekali.

Kebijakan yang dilakukan oleh kolonial Belanda ini menyebabkan runtuhnya kekuasaan politik setempat, menurun drastisnya kehidupan sosial ekonomi hingga pada akhirnya goyahnya budaya dan tradisi masyarakat.

B. Bidang Ekonomi

Awal mulanya bangsa Eropa datang ke Indonesia mempunyai tujuan untuk berdagang. Mereka hanya ingin membeli rempah-rempah dengan harga yang murah. Namun, lambat laun kemudian mereka berencana untuk lebih menguasai dengan tujuan yaitu mereka ingin memonopoli perdagangan dan dengan bebasnya mereka dapat menetapkan aturan perdagangan hingga harga dengan sendirinya.

Karena sistem yang ditetapkan oleh bangsa Eropa tidak diterima baik oleh bangsa Indonesia, maka dari itu sistem monopoli oleh bangsa Eropa menimpulkan kebencian oleh bangsa Indonesia hingga kemudian mengarahkan kedua belah pihak saling bermusuhan dan melakukan peperangan.

PELAJARI:  Pembagian Wilayah Negara-negara di Asia Tenggara

C. Bidang Sosial Budaya

Sejak kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia, perubahan sosial budaya masyarakat Indonesia pun muncul. Penyebab utama dari pada itu ialah adanya pengangkutan rempah-rempah ke Eropa hingga penyebaran budaya dan agama Kristen Katolik sering dilakukan dengan cara-cara paksa.

Hal ini tentu sangat bertentangan sekali dengan masyarakat Indonesia terutama mereka yang telah lama memeluk agama Islam. Namun pengaruh demi pengaruh kian menjadi-jadi sehingga perubahan sosial budaya tersebut tidak dapat ditolak. Agama Kristen Katolik yang di bawa oleh bangsa Portugis dan Agama Kristen Protestan yang di bawa oleh bangsa Belanda akhirnya dianut pula oleh sebagian masyarakat Indonesia.

D. Bidang Ideologi

Terjadinya perubahan ideologi bangsa Indonesia diakibatkan karena masuknya kolonialisme dan imperialisme Barat yang membawa banyak dampak buruk. Adapun nilai-nilai kebudayaan bangsa Indonesia yang telah dijunjung tinggi selama berabad-abad, secara bertahap telah mengalami perubahan sesuai dengan keinginan kaum imperialis kolonialisme. Agama Kristen yang dianut oleh kaum imperialis Barat sering kali dipaksakan kepada masyarakat terutama yang telah menganut agama lain.

PELAJARI:  Jaringan-Jaringan Dalam Tubuh Manusia

Selama pemerintahan bangsa Belanda di Indonesia, masyarakat pribumi berada di kelas yang terendah di negerinya sendiri. Mereka diperlakukan secara tidak adil kemudian ditempatkan pada urutan terbawah setelah bangsa Timur asing. Pemeintahan kolonial Belanda khususnya dan bangsa berkulit putih pada umumnya, beranggapan bahwa mereka adalah ras tertinggi dan berhak menguasai dan menindas bangsa kulit berwarna seperti halnya rakyat Indonesia. Mereka mengingkari nilai hakiki kemanusiaan yang sebenarnya sama saja di hadapan sang Pencipta.

Dalam melestarikan kekuasaannya, pemerintah kolonial Belanda menerapkan politik pecah belah dan kuasai (devide et impera). Mereka sama sekali tidak menginginkan adanya persatuan dan kesatuan di kalangan rakyat bangsa Indonesia. Hingga pada akhirnya ketika bangsa Indonesia mulai terpecah belah, pemerintahan kolonial benda dengan mudahnya menanamkan pengaruh-pengaruh kekuasaanya.