ASTALOG.COM – Dalam ilmu ekonomi terdapat beberapa sistem ekonomi yang dianut oleh negara-negara yang ada di dunia ini. Sebagaimana kita ketahui dengan pasti bahwa prinsip ekonomi yang sederhana adalah dengan melakukan suatu usaha yang seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil semaksimal mungkin. Prinsip ekonomi itulah yang menjadi pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi yang di dalamnya terkandung asas dengan pengorbanan tertentu maka akan diperoleh hasil yang maksimal.
Prinsip ekonomi itupun dapat dijalankan untuk semua sistem ekonomi yang berlaku karena sudah jelas bahwa pada prinsipnya, orang-orang akan cenderung melakukan tindakan ekonomi dalam kehidupannya sehari-hari. Hampir semua orang menginginkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan pengorbanan yang tidak begitu besar. Berbicara mengenai sistem ekonomi, kita mengenal beberapa sistem, dan 2 diantaranya adalah sistem ekonomi merkantilisme dan kapitalisme.
1. Sistem Ekonomi Merkantilisme
Merkantilisme merupakan suatu teori atau sistem ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volume perdagangan global teramat sangat penting. Istilah merkantilis sendiri berasal dari bahasa Latin ‘mercari’ yang berarti ‘untuk mengadakan pertukaran’ yang berakar dari kata ‘merx’ yang berarti ‘komoditas’. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Victor de Riqueti dan Marquis de Mirabeau pada tahun 1763, kemudian dipopulerkan oleh Adam Smith pada tahun 1776.
Teori merkantilisme kemudian diajarkan secara dominan di seluruh sekolah-sekolah di Eropa pada awal periode modern, yaitu sekitar abad ke-16 sampai ke 18. Dalam sistem merkantilisme, aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital, misalnya saja mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan sebisa mungkin mencegah impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif.
Merkantilisme juga mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor dengan cara memperbanyak insentif, serta mengurangi impor dengan cara pemberlakuan tarif yang besar. Namun hal ini justru telah memicu terjadinya intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang pada akhirnya justru memicu lahirnya teori atau sistem ekonomi kapitalisme. Mengapa demikian? sebab kebutuhan akan pasar yang diajarkan dalam teori merkantilisme akhirnya hanya mendorong terjadinya banyak peperangan di kalangan negara Eropa, sehingga akhirnya dimulailah masa imperialisme di Eropa.
Namun pada akhirnya, sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang di akhir abad ke-18 seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations. Sistem ekonomi baru itupun langsung diadopsi oleh Inggris yang saat itu merupakan sebuah negara industri terbesar di dunia.
2. Sistem Ekonomi Kapitalisme
Kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
Dalam arti modern, istilah kapitalisme sering dikaitkan dengan Karl Marx. Sebagaimana dalam Magnum Opus Das Kapital, ia telah menulis tentang “cara produksi kapitalis” dengan menggunakan metode pemahaman yang sekarang dikenal sebagai Marxisme. Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka.
Jadi, dalam sistem ekonomi kapitalisme, perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama.
*****
Nah, berdasarkan uraian di atas sudah jelas perbedaan antara keduanya, dimana pada merkantilisme, sistem ekonominya benar-benar mendapat intervensi dari pihak pemerintah dengan cara melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor dengan cara memperbanyak insentif, serta mengurangi impor dengan cara pemberlakuan tarif yang besar. Hal ini membuat sistem ekonomi merkantilisme tidak bisa bertahan lama dan segera digantikan dengan sistem ekonomi kapitalisme dimana pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi.