ASTALOG.COM – Salah satu ahli sosiologi, yaitu Bruce J. Cohan telah mendefenisikan penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang sebagai suatu perilaku yang gagal (tidak berhasil) dalam menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Sementara itu, Wilnes dalam bukunya ‘Punishment and Reformation’ mengemukakan tentang 2 faktor utama penyebab terjadinya penyimpangan sosial, yaitu:
- Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
- Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Contoh: keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Jika diuraikan lebih rinci, maka penyimpangan sosial yang disebabkan oleh faktor individu atau faktor subjektif terdiri dari beberapa hal, yaitu:
- Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan, di mana seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, maka ia dianggap tidak mampu membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna, maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
- Proses belajar yang menyimpang, di mana seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. Karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
- Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial, di mana terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
- Ikatan sosial yang berlainan, di mana setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
- Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang, dimana seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang). Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang.
PENGGOLONGAN PENYIMPANGAN SOSIAL
Penyimpangan sosial sendiri dapat digolongkan menjadi 3 kelompok yang penting, yaitu:
- Tindakan non conform, yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku. Contoh: mengenakan sandal jepit ke sekolah, meninggalkan jam-jam pelajaran, merokok di area larangan merokok, serta membuang sampah bukan pada tempatnya, dan sebagainya.
- Tindakan anti sosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum. Contoh: menarik diri dari pergaulan, tidak mau berteman, keinginan untuk bunuh diri, minum minumman keras, serta menggunakan narkotika, dan sebagainya.
- Tindakan kriminal, yaitu tindakan yang nyata-nyata telah melanggar hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lain. Contoh: pencurian, perampokan, perkosaan, pembunuhan, korupsi, dan sebagainya.