ASTALOG.COM – Dari sekian banyak teori yang ada di dunia ini, dikenal teori Copernicus yang merupakan nama dari Nicholaus Copernicus, seorang astronom, matematikawan, dan ekonom berkebangsaan Polandia. Sebenarnya nama teori yang dicetuskan olehnya adalah TEORI HELIOSENTRIS yang terkenal dan bermanfaat di bidang sains.
Teori Heliosentris yang dicetuskan Copernicus tentang “Matahari sebagai pusat Tata Surya” telah menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta. Teori ini dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa.
Teori ini merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern karena telah menimbulkan revolusi di bidang ilmiah. Teorinya juga telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia lainnya.
LATAR BELAKANG LAHIRNYA TEORI HELIOSENTRIS YANG DICETUSKAN OLEH COPERNICUS
Copernicus yang lahir di Torun, Polandia melanjutkan kuliahnya di ibukota Polandia, Krakow. Di kota ini ia kuliah di sebuah universitas dan mengajar serta mengejar hasratnya akan bidang astronomi. Kemudian ia melanjutkan kuliahnya di Italia dan bergabung dengan astronom Domenico Maria Novara dan filsuf Pietro Pomponazzi.
Ajaran Pomponazzi telah membebaskan pikirannya dari cengkraman ideologi abad pertengahan. Di waktu senggangnya, Copernicus juga mempelajari karya para astronom zaman dahulu, dan ia menjadi begitu larut dalam karya tersebut sampai-sampai ketika ia mengetahui karya Latin itu tidak lengkap, ia mempelajari bahasa Yunani agar dapat meneliti naskah aslinya.
Sepulangnya ke Polandia, pamannya melantiknya sebagai pejabat administratif, baik di bidang agama maupun sipil. Meski sangat sibuk, ia melanjutkan penelitiannya tentang bintang dan planet, serta mengumpulkan bukti untuk mendukung suatu teori yang revolusioner bahwa bumi bukan pusat yang tidak bergerak dari alam semesta tetapi, sebenarnya bergerak mengitari matahari. Inilah yang dinamakan Teori Heliosentris.
Tentu saja teori ini bertentangan dengan ajaran filsuf yang terpandang, Aristoteles, dan tidak sejalan dengan kesimpulan matematikawan Yunani, Ptolemeus. Selain itu, teori Copernicus menyangkal apa yang dianggap sebagai fakta bahwa Matahari terbit di timur dan bergerak melintasi angkasa untuk terbenam di barat, sedangkan bumi tetap tidak bergerak.
Meskipun begitu, sebenarnya Copernicus bukanlah orang yang pertama yang menyimpulkan bahwa bumi berputar mengitari Matahari. Sebelumnya, seorang astronom Yunani, Aristarkhus telah mengemukakan teori ini di abad ke-3 Sebelum Masehi. Para pengikut Pythagoras juga telah mengajarkan bahwa Bumi serta Matahari bergerak mengitari suatu titik api.
Kelemahan dari teori yang dicetuskan Aristoteles dan Ptolemeus inilah yang mendorong Copernicus untuk mencari penjelasan alternatif atas pergerakan yang aneh dari planet-planet. Untuk menopang teorinya, Copernicus merekonstruksi peralatan yang digunakan oleh para astronom zaman dahulu. Walaupun sederhana dibandingkan dengan standar modern, peralatan ini memungkinkannya untuk menghitung jarak relatif antara planet-planet dan Matahari.
Selama bertahun-tahun, ia berupaya menentukan secara persis tanggal-tanggal manakala para pendahulunya telah membuat beberapa pengamatan penting di bidang astronomi. Diperlengkapi dengan data ini, Copernicus mulai mengerjakan dokumen kontroversial yang menyatakan bahwa bumi dan manusia di dalamnya bukanlah pusat alam semesta.