ASTALOG.COM – Dunia yang sangat luas ini menyebabkan adanya perbedaan waktu di beberapa bagian belahan dunia. Perbedaan waktu itu sangat wajar terjadi sebab dunia ini berputar sehingga tidak memungkinkan untuk bisa memiliki persamaan waktu. Sebagai contoh, apabila di Indonesia sudah memasuki hari Senin pagi, maka di Amerika mungkin masih hari minggu malam.
Lalu, apa penyebab perbedaan waktu di dunia?
Ternyata perbedaan waktu di dunia itu terjadi karena bentuk planet Bumi yang bulat sehingga menimbulkan perbedaan letak astronomis di setiap wilayah yang ada di dunia. Letak astronomis itu meliputi:
- Garis lintang, dimana perbedaan setiap 1 derajat garis lintang akan menimbulkan perbedaan waktu sebesar 15 menit.
- Garis bujur.
Untuk patokan waktu standar dunia sendiri, para ahli sepakat untuk memilih kota Greenwich di Inggris sebagai patokannya. Itulah sebabnya ada istilah GMT atau Greenwich Meridian Time. Untuk mengetahui perbedaan waktu tersebut bisa dilihat berdasarkan zona waktu sesuai standar GMT.
SEJARAH PENENTUAN GREENWICH SEBAGAI PATOKAN STANDAR WAKTU DUNIA
Menurut pakar geologi Mesir, Dr. Zaglur Najjar, penetapan kota Greenwich sebagai awal mula perhitungan waktu dunia tidak lepas dari pengaruh Inggris saat itu yang merupakan negara super power. Pada masa itu, hampir semua wilayah di dunia berada di bawah kekuasaan Inggris.
Dari Greenwich, bumi dibagi menjadi garis-garis bujur imajiner. Setiap 15° sama dengan satu jam, dan setiap 15° dari sana dihitung berbeda satu jam dalam hitungan 24 jam. Perhitungan hari dan penanggalan internasional pun bermula dari bujur yang berjarak 180° dari Greenwich.
CARA PERHITUNGAN WAKTU DUNIA
Perbedaan waktu setiap belahan bumi juga bisa dihitung berdasarkan posisi suatu negara di garis bujur. Karena satu putaran bumi memakan waktu 24 jam, perbedaan waktu satu jam adalah pada 360°/24 = 15° garis bujur.
Artinya, setiap tempat yang memiliki perbedaan posisi bujur sebesar 15° akan memiliki perbedaan waktu satu jam. Pembagian zona waktu ini dirintis oleh orang Kanada, Sir Stanford Fleming. Contoh:
Indonesia dari Greenwich terletak di 95°BT – 141°BT. Jika dihitung dari garis 0° (Greenwich), posisi di 95°BT ini memiliki perbedaan waktu sebanyak 95°/15° = 7 jam lebih awal dari waktu di Greenwich. Jadi, Jika di London tepat tengah malam (00:00), maka di Jakarta adalah sudah pukul 7 pagi atau bisa juga disebut saat itu waktu di Jakarta adalah pukul 0 GMT.
Karena posisi Indonesia yang terbentang dari 95°BT – 141°BT, Indonesia pun terbagi menjadi 3 zona waktu yang masing-masing berbeda satu jam, yaitu:
- Waktu Indonesia bagian Barat (WIB)
- Waktu Indonesai bagian Tengah (WITA)
- Waktu Indonesia bagian Timur (WIT)
PENGARUH PERBEDAAN WAKTU JAM DUNIA
Perbedaan jam dunia ini tentu saja berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat dunia. Secara global, kegiatan masyarakat akan bergantung pada perbedaan waktu ini.
Sebagai contoh, bisa dilihat dalam dunia transportasi antar negara atau penerbangan. Maskapai penerbangan antar negara tentunya akan menentukan ketepatan waktu keberangkatan dan ketibaan di negara tujuan berdasarkan penentuan waktu jam dunia tersebut.
Selain itu, jam dunia juga sangat berperan besar dalam penentuan kalender secara global, yang kemudian disesuaikan lagi dengan keperluan penanggalan di setiap wilayah yang memiliki perbedaan untuk hari-hari libur nasionalnya.
Lalu, apakah semua negara mengikuti aturan zona waktu standar?
Ternyata tidak, sebab terkadang ada negara yang tetap menggunakan patokan waktu berdasarkan kepentingannya. Misalnya, Singapura. Secara geografis, Singapura memiliki kesamaan waktu dengan Indonesia bagian barat (GMT +7), namun ternyata Singapura menggunakan zona waktu yang sama dengan Indonesia bagian tengah (GMT +8).
Hal ini disebabkan karena Singapura menyesuaikan zona waktu dengan Hongkong yang juga GMT +8 demi keseragaman waktu perekonomiannya. Negara Cina yang terbentang begitu luas sehingga seharusnya memiliki lebih dari 4 zona waktu malah lebih memilih 1 zona waktu saja.