ASTALOG.COM – Manusia purba diperkirakan memulai kehidupannya di muka bumi ini sekitar 500.000 tahun lalu. Dalam menjalani kehidupannya, manusia purba hidup berkelompok. Karena itulah Robin Dunbar berpendapat bahwa manusia purba adalah manusia pertama yang menggunakan bahasa. Pendapatnya ini pun bukan tanpa alasan.
Berdasarkan analisanya terhadap hubungan antara ukuran otak dan besar kelompok hominid, Dunbar menyimpulkan bahwa karena manusia purba memiliki otak yang besar, mereka pastilah hidup di dalam satu kelompok yang lebih dari 120 individu. Selain itu, hampir tidak mungkin untuk Hominid hidup dalam satu kelompok yang besar tanpa menggunakan bahasa, kalau tidak maka tidak akan ada kekompakan dan kelompok akan terpecah.
TAHAP PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MANUSIA PURBA
1) Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Pada masa ini, manusia purba menjalani kehidupan secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain atau Nomaden.
Bagaimana pola kehidupan nomaden manusia purba?
Mereka menjalani kehidupan nomaden dengan pola berpindah-pindah tergantung dari keadaan alam di sekitarnya yang terdapat bahan makanan dengan mengumpulkan bahan makanan (food gathering). Ini adalah metode bertahan hidup yang paling lama bertahan dalam sejarah manusia, dan para pelakunya berpindah mengikuti musim tumbuhan liar dan hewan buruan. Karena selalu berpindah-pindah, maka bisa disimpulkan bahwa saat itu manusia purba belum memiliki rumah.
Lalu dimanakah mereka tinggal atau berlindung dari ancaman alam ataupun binatang buas?
- Di dalam gua-gua di daerah pedalaman
- Di dalam gua-gua di tepi pantai
- Di daerah-daerah tepi sungai
Pola hunian manusia purba tersebut memperlihatkan 2 karakter khas, yaitu:
- Kedekatan dengan sumber air
- Kehidupan di alam terbuka
Pola hunian tersebut dapat dilihat dari letak geografis situs-situs serta kondisi lingkungannya. Pada awalnya kehidupan mereka masih sangat sederhana sekali. Namun seiring perkembangan waktu, ternyata kehidupan budayanya sudah lebih maju dibanding sebelumnya Hal ini bisa dilihat dari beberapa penemuan lukisan yang terpahat di dinding gua berupa:
- Gambar cap jari tangan
- Gambar babi rusa yang terpanah
Gambar-gambar itupun dibubuhi dengan beberapa warna seperti merah, hitam, dan putih.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia purba di Indonesia diperkirakan sudah menjalani pola hidup nomaden untuk jangka waktu yang lama. Mereka mengumpulkan bahan makanan pada wilayah tertentu dan berpindah-pindah. Lama hunian di suatu lingkungan eksploitasi dipengaruhi oleh ketersediaan bahan makanan jadi mereka akan berpindah tempat dan mencari tempat tinggal lagi jika lingkungan sekitar tidak lagi menjanjikan bahan makanan.
2) Masa Bercocok Tanam
Kehidupan manusia purba di masa ini lebih teratur bila dibandinkang dengan kehidupan di masa sebelumnya. Pada masa bercocok tanam, kehidupan manusia purba tidak lagi tergantung pada alam, namun mereka sudah mampu memproduksi bahan makanannya sendiri (food producing), mengawetkan makanan, dan beberapa lainnya.
Seiring dengan kepandaiannya dalam bercocok tanam, mereka pun mulai pandai dan mahir dalam beberapa bidang seperti:
- Menjinakkan binatang.
- Membuat barang-barang gerabah yang fungsinya untuk menyimpan kelebihan bahan makanan. Barang-barang itu biasanya terbuat dari batu, tulang, serta kayu.
- Membuat alat untuk mengumpan binatang seperti kapak lonjong dan mata panah.
- Membuat alat-alat untuk bercocok tanam.
- Membuat perhiasan.
- Menguburkan mayat, seperti nampak pada hasil budaya megalithikum seperti menhir, dolmen, sarkofagus, dan lain-lain.
3) Masa Perundagian
Kehidupan di masa perundagian tercermin dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih kompleks dan sangat teratur. Pada masa ini tumbuh budaya mengolah bahan-bahan yang terbuat dari logam, sehingga dalam masyarakat terdapat orang-orang yang mempunyai keahlian atau ketrampilan tertentu.
Sehubungan dengan kepandaian melebur logam tersebut, hal ini berarti bahwa budaya mereka telah jauh lebih maju bila dibandingkan dengan jaman sebelumnya (berburu dan bercocok tanam).
Di samping itu, pada masa perundagian telah dikenal adanya ilmu astronomi yang berguna dalam pelayaran dan bercocok tanam.