ASTALOG.COM – Dalam perdagangan internasional, kurs mata uang dapat diartikan sebagai perbandingan nilai antar mata uang di setiap negara dengan negara lain. Dikutip di wikipidia.com dengan sedikit perubahan nilai tukar atau nilai kurs merupakan sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing- masing negara. Setiap negara selalu menginginkan nilai mata uangnya stabil terhadap mata uang di negara lain namun untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah.
Menguat atau melemahnya nilai tukar mata uang tidak hanya ditentukan oleh kondisi dan kebijakan ekonomi dalam negeri akan tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian negara lain yang menjadi mitra dalam perdagangan internasionalnya serta kondisi non- ekonomi seperti keamanan dan kondisi politik.
Faktor Penyebab Menurunnya Rupiah
Dikutip dari salah satu sumber berita, berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab menurunnya rupiah
1. Perkembangan ekspor sebagai mesin pencetak devisa tidak dapat dipertahankan minimal pada posisi tetap bertahan. Kondisinya terus menurun sehingga pelaku pasar masih belum percaya bahwa ekspor bisa dipulihkan.
Saat ini, ekspor produk komoditi sawit, karet, batubara yang turun drastis masih belum ada gantinya dan belum ada solusi dari program darurat yang mengarah ke sana.
2. Kepercayaan yang semakin berkurang. Kebanyakan rumah tangga sudah mulai menggeser portofolionya ke mata uang dolar. Daripada rupiah jeblok lebih baik tidak dapat suku bunga tinggi tapi aman pegang valuta dolar. Ini menambah masalah yang tidak seharusnya terjadi.
3. Paket kebijakan sudah sangat terlambat karena krisis nilai tukar sudah terjadi sejak dua tahun terakhir, tepatnya masa akhir pemerintahan Presiden SBY di mana rupiah melemah dari Rp9.000/USD ke Rp12.000/USD.
4. Bank Indonesia (BI) yang dan tidak memiliki inisiatif kuat untuk menyelesaikan masalah ini. DPR sudah mengkritik dalam krisis seperti sekarang, namun BI mengambil untung dalam keadaan krisis.
5. faktor kepemimpinan juga lemah dan terlalu banyak bos di negeri ini sehingga komando kebijakan tidak turun secara efektif.
6. Pasar melihat bahwa modal sosial tim pemerintah rendah seperti ditunjukkan dalam perkelahian internal satu sama lain. Satu tim kolektif saling tidak percaya, tidak akan menghasilkan kebijakan efektif.
7. Faktor yang paling mempengaruhi Rupiah adalah kondisi politik- ekonomi. Performa data ekonomi Indonesia, seperti pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product), inflasi, dan neraca perdagangan, juga cukup mempengaruhi Rupiah. Pertumbuhan yang bagus akan menyokong nilai Rupiah, sebaliknya defisit neraca perdagangan yang bertambahakan membuat Rupiah terdepresiasi. Dua sisi dalam neraca perdagangan, impor dan ekspor, sangat penting disini. Inilah sebabnya kenapa sangat penting bagi Indonesia untuk menggenjot ekspor dan mengurangi ketergantungan pada produk impor, defisit neraca perdagangan Indonesia dan tingginya inflasi yang menyebabkan kebutuhan akan dolar meningkat tajam karena impor lebih besar daripada ekspor Muttaqiena, A
8. Modal yang beredar di Indonesia, terutama di pasar finansial, sebagian besar adalah modal asing. Ini membuat nilai rupiah sedikit banyak tergantung pada kepercayaan investor asing terhadap prospek bisnis di Indonesia. Semakin baik iklim bisnis Indonesia maka akan semakin banyak investasi asing di Indonesia dan dengan demikian Rupiah akan semakin menguat. Sebaliknya, semakin negatif pandangan investor terhadap Indonesia, Rupiah akan kian melemah.