Memahami Penalaran Induktif: Analogi

ASTALOG.COM – Orang sering mengambil suatu kesimpulan dengan melihat persamaan tertentu antara dua hal. Bila diketahui bahwa dua hal atau peristiwa memiliki banyak kesamaan tertentu, sementara satu peristiwa diketahui mengandung suatu unsur tertentu yang belum diketahui pada peristiwa yang kedua, akan diambil kesimpulan bahwa hal yang kedua juga memiliki unsur yang sama seperti peristiwa yang pertama.
 
Misalnya, anda belum tahu apakah pestisida alami itu cocok untuk memusnahkan penyakit tanaman padi ladang, sedangkan anda sudah berpengalaman dengan penggunaan pestisida alami pada padi sawah, maka anda akan berpikir secara analogi sebagai berikut.
 
Padi sawah dan padi ladang sama-sama spesies padi. Jika hama tikus yang menyerang padi sawah dapat dimusnahkan dengan pestisida alami, maka hama tikus yang menyerang padi ladang pun dapat dimusnahkan dengan pestisida yang sama.
 
Cara berpikir seperti ini disebut pemikiran yang bersifat analogi.
Ada dua jenis analogi, yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif.

PELAJARI:  Perubahan Bentuk Muka Bumi Akibat Adanya Pelapukan dan Pengikisan

Analogi Induktif : merupakan proses bernalar untuk menurunkan kesimpulan dan hanya dapat diterapkan pada hal yang termasuk kelas yang sama.
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua hal khusus yang diperbandingkan. 
 
Contoh analogi induktif :
Atikah adalah seorang tamatan fakultas ekonomi di Universitas Padjajaran. Selama lima tahun pengabdiannya, dia telah menunjukkan prestasi yang luar biasa pada perusahaan tempat ia bekerja. Atikah seringkali mengajukan dan memberikan langkah-langkah terobosan dalam pemecahan kasus-kasus yang di hadapi perusahaannya. Pada waktu penerimaan pegawai baru, direktur HRD pada perusahaan tersebut menerima Regina yang merupakan tamatan di fakultas dan universitas yang sama dengan Atikah, karena direktur HRD tersebut berkeyakinan bahwa Regina memiliki kecerdasan dan kualitas yang lebih atau sekurang-kurangnya sama dengan Atikah.
 
Sebagai proses penalaran, analogi induktif bisa benar dan bisa juga salah. Pada dasarnya analogi induktif adalah suatu cara menyimpulkan yang menolong kita memanfaatkan pengalaman, kita berangkat dari suatu barang yang khusus, yang kita ketahui, menuju barang yang serupa dalam hal pokok. Tetapi juga terdapat kekeliruan besar, yakni dalam memperbandingkan bisa jadi tidak memperhatikan adanya beberapa perbedaan yang penting, sehingga dalam praktek hasilnya berbeda dengan hasil yang dicapai melalui proses pemikiran tersebut. Guna menguji sah tidaknya persamaan dan kesimpulan semacam itu, pertama-tama harus kita singkirkan hal-hal sekadar bersifat menjelaskan dan memilih hal-hal yang memang merupakan dasar pemikiran. Bilamana yang terdapat hanya persamaan yang dangkal atau sekedar persamaan kebetulan yang terdapat di antara keduanya, dan apabila perbandingan mereka sekedar untuk maksud menjelaskan maka kita tidak dapat membuat suatu kesimpulan.
 
Analogi deklaratif: Analogi deklaratif berguna untuk menegaskan perbandingan mengenai hal yang sangat umum. Obyek yang diperbandingkan termasuk dalam kelas yang berlainan. Oleh karena itu, tidak dapat dijadikan dasar penalaran.
 
Contoh : Ilmu pengetahuan itu dibangun oleh fakta-fakta sebagaimana rumah itu dibangun oleh batu-batu. Tetapi tidak semua kumpulan pengetahuan itu ilmu, sebagaimana tidak semua tumpukan batu adalah rumah.
 
Analogi Deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar dengan sesuatu yang sudah dikenal. Sejak zaman dahulu analog deklaratif merupakan cara yang amat bermanfaat untuk menjelaskan masalah yang hendak diterangkan. Para penulis dapat dengan tepat mengemukakan isi hatinya dalam menekankan pengertian sesuatu.