ASTALO.COM – Tanah oxsisol atau tanah latosol merah atau dapat juga dikenal dengan tanah Ferrasols. Tanah ini termask tanah tua yang telah mengalamu proses pelapukan lebih lanjut yaitu dicirikan dengan adanya horison oksik yang tebal. Pelapukan intensif dalam waktu yang sangat panjang mengakibatkan pelindian basa dan silica, pelonggokan nisbi sesquioksida (oksida besi dan aluminium) dan pembentukan lempung kaolinit (lempung berkisi 1:1)
Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
Karakteristik
Tanah ini didominasi oleh mineral liat kaolinit dan oksida-oksida besi dan alumunium tinggi. Dapat dicirikan dengan oleh tingkat kemasaman yang tinggi, level unsur-unsur Ca, K dan Mg rendah, Defisiensi unsur N, P, K, Ca dan Mg umum dijumpai di lapang, kadar lengas dan kapasitas simpan lengas tanah rendah dan rentan terhadap erosi. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al.
Tanah ini juga didominasi oleh mineral liat kaolinit dan oksida-oksida besi dan alumunium tinggi. Tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
Horison oxisol mempunyai :
Ketebalan 30cm atau lebih Kapasitas tukar kation 16 miliekivalen atau kurang untuk masing-masing 100 gr liat.Tidak ada atau hanya sedikit mineral trace yang dapat menahan untuk melepaskan basa.Terdapat sedikit, jika setiap liat dapat menghamburkan air Batas difusi dan horizon.
Pengelolaan Tanah
Potensi
Jika dilihat dari kesuburan alami, tanah Oxisol yang telah mengalami pelapukan lanjut di daerah kering, biasanya tidak digunakan dalam pengelolaan tanah untuk pertanian jika tanah-tanah dari ordo lain masih tersedia dalam memenuhi kebutuhan pangan. Meskipun secara kesuburan alaminya rendah, Oxisol merupakan cadangan tanah yang banyak jumlahnya dan masih dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Pemanfaatan Oxisol diantaranya untuk perladangan pertanian sub sistem, penggembalaan dengan intensitas rendah dan perkebunan yang intensif seperti perkebunan tebu, nanas, pisang, kopi serta beberapa Oxisol pada daerah basah.
Permasalahan
Tanah jenis oxisols merupakan salah satu jenis tanah yang penting dalam bidang pertanian, tetapi keadaan kimiawinya sangat miskin, bukan saja karena kapasitas pertukaran kation yang rendah melainkan juga karena kahat basa Ca, Mg, K, kuat menyemat P dan persentase Al tertukarkan tinggi. Oleh karena itu, tanah ini memerlukan pemupukan dan sering pula membutuhkan gamping dan beberapa unsir lain seperti Zn dan S.
Perbaikan
Dalam pengelolaan tanah Oxisol adalah halus memperhatikan sejauh mana faktor-faktor tersebut mempengaruhi tanah tersebut. Untuk tanah Oxisol di lokasi proses pedogenesisnya adanya proses desilikasi sebagai akibat kondisi iklim Tuntang ini, seperti yang telah dipaparkan di atas terlihat bahwa dengan kemiringan 2 % dan tingkatan erosi ringan, namun proses desilikasi yang berpengaruh besar yng berakibat pencucian mineral-mineral khususnya silika dan pembentukan plinthite sehingga unsur hara alami yang ada secara berangsur-angsur ikut tercuci. Untuk itu dalam pengelolaannya untuk perkebunan atau tegalan yaitu :
1. Agar erosi tetap dalam kategori ringan adalah permukaan tanah tertutup oleh penutup tanah, seperti apa yang ada di lokasi Tuntang vegetasi yang sudah ada seperti jati, mahoni, kelapa, dan durian sudah cukup baik untuk menjaga kondisi permukaan tanah.
2. Sedangkan untuk perkebunan dan tegalan, dikarenakan kandungan unsur hara alami pada umumnya tanah Oxisol adalah rendah maka perlu diperhatikan pemasukan unsur hara dari luar. Hal itu sangat penting untuk peningkatan unsur hara yang ada di dalam tanah.
Secara umum pengelolaan tanah di Tuntang sudah cukup baik hanya perlu peningkatan vegetasi yang ada semisal jika untuk perkebunan yang intensif adalah dengan tanaman tebu, nenas, pisang dan kopi. Dan juga penanaman tanaman keras seperti jati dan mahoni bisa dikatakan tepat sebab tanaman seperti itu mempunyai sistem perakaran yang baik dalam serta mempunyai siklus BO yang baik.