ASTALOG.COM – Tahun 1850 istilah Indonesia ditemukan dalam ilmu bumi oleh seorang ahli etnologi Inggris bernama James Richardson Logan. Dalam bidang etnologi istilah Indonesia juga digunakan oleh G.W. Earl. Ia menyebut penduduk dari kepulauan melayu dengan sebutan Indonesians Melayunesians.
Maxwell (1862) menggunakan istilah Indonesia yang digunakan dalam karangannya yang berjudul “The Island of Indonesia” atau kepulauan Indonesia yang berhubungan dengan ilmu bumi. Kepopuleran Istilah Indonesia semakin gencar setelah istilah ini digunakan dalam etnologi pada tahun 1884 oleh seorang ahli etnologi asal Jerman bernama Adolf Bastian.
Istilah Indonesia berasal dari kata “indus” yang berarti Hindia dan kata Yunani “nesos” yang berarti pulau dan “nesioi” yang berarti pulau-pulau. Dengan demikian, Indonesia berarti “pulau-pulau Hindia”.
Indonesia dikenal Nusantara. Kata Nusantara berasal dari istilah Jawa Kuno, yaitu nusa (pulau) dan antara (hubungan). Dengan demikian, Nusantara dapat diartikan sebagai “rangkaian pulau-pulau”.
Nama Indonesia untuk pertama kalinya digunakan bangsa Indonesia secara politik oleh Perhimpunan Indonesia yang merupakan suatu organisasi yang didirikan pada tahun 1908 oleh para pelajar Indonesia yang belajar dinegeri belanda . organisasi tersebut diberi nama Indische Vereeniging yang kemudian pada tahun 1922 diganti menjadi Indonesische Vereeniging. Pada tahun yang sama, yaitu 1922 nama organisasi ini kembali dirubah menjadi Perhimpunan Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan, “Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia , which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago.” Ketika mengusulkan nama Indonesia agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi!
Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918.
Putra pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Istilah Indonesia kembali digunakan pada tahun 1928 oleh Kongres Pemuda II di Jakarta. Istilah ini digunakan atas dasar persatuan bangsa. Kongres Pemuda yang berlangsung pada 28 Oktober 1928 menghasilkan sumpah pemuda yang didalamnya mencantumkan istilah Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan ditandai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia, nama Indonesia secara resmi digunakan sebagai nama Negara kita.